25

5.4K 691 38
                                    

"Rame bangettt..." begitu kata yang keluar dari mulut Ravenza begitu ia dan Jevran sampai di pasar malam yang dimaksud Jevran.

"Gak suka ya? Kalo gitu kita cari tempat lain aja." Ravenza lantas menggeleng cepat. "Ihh enggak! Masa udah jauh jauh kesini malah pulang lagi?? Ya namanya pasar malem pasti rame lah, gapapa kok, ayoo!" Ravenza menarik tangan Jevran memasuki kerumunan orang orang dengan penuh semangat dan senyum lebar mengembang.

"Pelan pelan Za, nanti jatuh." ujar Jevran karena Ravenza yang berjalan tanpa melihat sekitar. Jevran melepaskan tangan Ravenza yang menarik lengannya, kemudian menyatukan tangan mereka untuk saling menggenggam. Langkah Ravenza terhenti, ia terkejut karena aksi Jevran, lantas menatap lelaki itu yang menatap lurus kedepan.

"Kenapa diem?" tanya Jevran tanpa menatap Ravenza.

Ravenza mengerjap, ia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah untuk menutupi bahwa ia sedang salah tingkah saat ini.

"Mau jajan? Atau mau nyoba komedi puter?" tanya Jevran begitu menyadari jika saat ini Ravenza tengah menatap komedi putar yang berada beberapa langkah didepan mereka.

"Mauuu!! Ayooo!!" mata Ravenza berbinar semangat, ia langsung menarik Jevran mendekati wahana komedi putar dimana saat ini banyak orang orang yang sedang mengantri. Mereka masih harus mengantri dibelakang dan menunggu giliran.

Jevran menarik bahu Ravenza agar berdiri didepannya, mendekatkan tubuhnya pada Ravenza dan memeluk pemuda yang lebih kecil darinya itu dari belakang. Jevran tak begitu peduli jika orang orang akan menjadikannya pusat perhatian, lagi pula disini juga banyak pasangan pasangan muda yang juga bermesraan. Ya walaupun sebenarnya mereka berdua bukan pasangan kekasih..

Ravenza yang diperlakukan seperti itu hanya mampu terdiam dan menahan nafasnya. Ia menggigit bibir bawahnya menahan kedutan disudut bibirnya yang ingin membentuk seutas senyum.

"Malem ini lumayan dingin.." suara Jevran terdengar sedikit pelan, lebih seperti bisikkan yang entah kenapa membuat Ravenza tak mampu lagi menahan senyum, ia mulai menerima pelukan Jevran dan menyandarkan kepalanya di dada Jevran. Ravenza dapat merasakan jika dagu Jevran hinggap di kepalanya dan pelukan Jevran terasa makin erat.

"Rambut lo wangi.." perut Ravenza tergelitik begitu ia merasakan kecupan halus di rambutnya. Ravenza memejamkan mata, entah mengapa ia suka dengan semua perlakuan Jevran padanya.

"Kakak kakakk!!"

Merasa adanya tepukan dikakinya, Jevran menunduk dan terpaksa melepas pelukannya pada Ravenza, mendapati anak perempuan yang mungkin berusia 6 atau 7 tahun yang menatap keduanya dengan tatapan penasaran.

"Heii? Kenapa sendirian? Mama kamu mana?" tanya Ravenza, ia celingak-celinguk mencari orang tua anak itu yang mungkin saja juga mencari anaknya.

"Ada kok, kakak aku mau nanyaa!"

"Iyaa mau nanya apaa?"

"Kalian pacaran yaa? Soalnya kalian pelukan, kayak kakak aku sama pacarnya! Dia juga sering pelukan kayak kakak kakak!"

Ravenza mengerjap dan tampak terkejut dengan pertanyaan anak perempuan itu.

"Eng-"

"Iyaa."

"Ehh??" Ravenza langsung menatap Jevran begitu mendengar kata yang baru saja Jevran ucapkan.

"Iya, dia pacar kakak, cantik gak?" Jevran tersenyum kecil dan melirik Ravenza yang tampak syok dengan ucapannya.

Anak itu mengangguk cepat. "Cantikk!"

"Jev apaansihh!" Ravenza mencubit gemas lengan Jevran, yang dicubit bukannya meringis kesakitan tapi malah terkekeh.

JEVENZA || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang