22

7.4K 869 53
                                    

"Ettttt mau kemanaa!!!" dengan kompak, para anggota Scorpio menahan anggota Uranus dan murid murid Alexander yang ingin keluar untuk menyusul Jevran dan Bara.

"Minggir!" Reza berseru emosi, berusaha menyingkirkan Joan yang menghadangnya.

"Gue gak mau, gimana tuh?" Joan menyeringai, mengejek Reza.

"TUTUP LAGI PAGERNYA WOI!!" ditengah dirinya yang menahan para murid murid penasaran, Mario berteriak untuk meminta siapapun menutup kembali gerbang.

"MINGGIR!!"

"HEH MINGGIR LU SEMUA!! GAK USAH KEPOAN JADI ORANG!!"

Esa dan Calva datang membantu untuk menyingkirkan para murid murid yang berusaha keluar, sedangkan Calvin dibantu Regan menarik kembali gerbang agar tertutup.

Seruan kesal dapat didengar dari murid murid Alexander begitu gerbang berhasil tertutup, mereka semua jadi tidak bisa melihat pertikaian antara Jevran dan Bara. Begitu dengan para anggota Uranus yang khawatir dengan kondisi ketua mereka yang berhadapan langsung dengan Jevran.

Ravenza yang berhasil keluar langsung berlari menghampiri Jevran. Ia tidak akan mengacau, hanya melihat saja, itung itung merasa puas melihat Jevran memukuli Bara karena rasa dendam pada Bara yang tidak ada capek capeknya menganggu dirinya.

Ravenza memelankan langkahnya begitu sampai ditempat dimana Jevran dan Bara sedang saling tonjok menonjok, netranya melihat bagaimana bengisnya Jevran melayangkan pukulan pada Bara, raut wajah sang ketua Scorpio itu tampak datar, namun pukulannya terasa penuh dendam.

Detik dan menit berlalu, pertikaian keduanya semakin memanas, Jevran masih terlihat membabi buta, berbeda dengan Bara yang terlihat sudah kehabisan tenaga dengan wajah penuh lebam.

Bara berhasil menghindari pukulan Jevran dan melayangkan pukulan keras dipipi Jevran, membuat Jevran sedikit oleng. Namun tak lama Jevran membalas pukulan Bara dengan lebih keras dan memberikan tendangan diperut lelaki jangkung itu, hingga menyebabkannya terpental dan jatuh ke tanah.

Dengan nafas yang sedikit terengah dan beberapa lebam diwajahnya, Jevran berjalan menghampiri Bara yang menatapnya penuh amarah dan nafas yang tidak beraturan. Jevran menatap wajah sang ketua Uranus itu yang dipenuhi lebam cantik hasil karyanya, membuatnya menyeringai puas.

Srakkk!

Jevran menarik dengan kasar kerah seragam yang dikenakan Bara, membuat tubuh Bara yang sedang duduk sedikit terangkat hingga wajahnya berhadapan langsung dengan wajah Jevran.

"Gue kasih lo satu peringatan lagi, kalo lo masih berani nyentuh Ravenza...


...gue gak akan segan segan ngabisin lo."

Dengan tidak berperasaan, Jevran mendorong Bara dengan keras hingga menyebabkan pemuda itu kembali terbaring ditanah.

Jevran tatap Bara selama beberapa detik dengan tatapan penuh mengintimidasi, menggerakkan kakinya melayangkan tendangan kecil dikaki Bara, kemudian melangkah pergi meninggalkan pemuda itu.

Netra Jevran tak sengaja melihat kehadiran Ravenza yang berdiri tak jauh darinya saat ini. Ia langsung melangkahkan kakinya menghampiri pemuda manis itu.

"Lo ngapain sihh?" begitu Jevran sampai didepan Ravenza, Jevran langsung mendapatkan sebuah pukulan manis didadanya.

"Gak ngapa ngapain, cuma main main dikit aja." Jevran membalas santai sambil menyugar rambutnya yang agak berantakan.

Ravenza mendengus. "Motor lo parkir dimana?"

"Dibelakang warung yang didepan Alexander."

Lengan Jevran langsung ditarik Ravenza. Sang empunya tak menolak, malah kini tengah menahan senyum melihat tingkah Ravenza yang terlihat seperti sedang khawatir padanya.

JEVENZA || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang