19

7.2K 770 55
                                    

"Ya Tuhan, lo kenapa lagi Zaa???!"

Ravenza meringis saat Esa menangkup wajahnya setiba nya ia dirumah dengan keadaan yang tidak baik baik saja.

"Lo kenapa bisa sampe bonyok begini sihh?! Luka lo yang kemaren aja belum sembuh, ini nambah lagi?! Keknya gak bisa banget ya ngeliat muka lu mulus dikit!"

"Awwww!! Esa sakittt!!" bibir Ravenza mencebik begitu Esa dengan sengaja menekan luka disudut bibirnya.

Esa menghela nafas kasar, melepaskan tangannya yang sebelumnya menangkup wajah Ravenza, ia menatap sepupu manis nya itu tajam sambil berkacak pinggang.

"Siapa? Bara lagi?"

Ravenza mengangguk pelan dengan kepala tertunduk, ia memilin ujung seragamnya dengan bibir yang manyun beberapa centi. Ravenza selalu seperti itu jika dimarahi.

"Mau dia tuh apasih.." Esa benar benar tidak mengerti kenapa Bara selalu mencari gara gara dengan Ravenza. Tidak bisakah membiarkan Ravenza hidup tenang? Apa lelaki itu benar benar tidak memiliki hati nurani? Sebenarnya apa yang Bara mau hingga selalu semena-mena pada Ravenza?

"Emang gila tuh cowok, sinting! Udah kelewatan banget anjing!"

"Dia berdua sama Azka tadi, gue berhasil kabur, soalnya kalo gue ngelawan terus bisa bisa gue masuk rumah sakit lagi.." gumam Ravenza yang masih dapat didengar Esa.

"Lo bukannya tadi bilang pergi sama Jevran, kan? Sekarang mana dia? Dia ninggalin lo? Cihh, pasti iya. Emang anjing ya tuh cowok." Esa mendadak merasa kesal dengan ketua Scorpio itu. Sepertinya Esa salah sudah mempercayai Jevran.

"Gue yang mau pulang sendiri, dia gak ninggalin gue kok.." jawab Ravenza, ia tidak ingin Esa menyalahkan Jevran. Karena ini memang kesialannya saja, jika ia tidak bersikap kekanak-kanakan, mungkin ia akan pulang dengan kondisi baik baik saja.

"Ya tetep aja, lo pergi sama dia, itu berarti lo tanggung jawab dia, dia harus jagain lo." ketus Esa.

"Ah udahlah, mending lo obatin luka gue sekarang, ntar aja ngomongin ini nyaa, luka gue lebih penting tau!"

Esa menghela nafas. "Udah ya Za, ini yang terakhir ya? Gue yang capek ngeliat lo begini terus, gak kasian sama badan lo sendiri?"

Ravenza menatap Esa dengan bibir melengkung kebawah. "Gue juga gak mau begini, siapa juga sih yang mau bonyok begini terus? Tapi mereka yang selalu nyari gara gara sama gue, mereka nyerang gue secara bergerombol, ya gue jelas bakal kalah. Kalo bisa menghindar, gue bakal menghindari Sa.."

Esa mendekati Ravenza, mengusak surai Ravenza dengan lembut. "Gue janji mulai sekarang, gue bakal ngelindungin lo sebisa gue."

"Jev, lo oke?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jev, lo oke?"

Joan menjatuhkan tubuhnya disebelah Jevran, mengamati wajah sang ketua yang sejak kemarin terlihat tidak bersahabat. Sepertinya Jevran sedang ada masalah.

JEVENZA || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang