Sekitar 15 motor anggota Scorpio berhenti tak jauh dari danau yang dimaksud Ravenza. Dari sini, mereka dapat melihat sekiranya 30 orang dengan menggunakan pakaian serba hitam dengan masker hitam juga kacamata yang mereka gunakan untuk menutupi wajah mereka. Tampak Ravenza, Esa dan si kembar Calva Calvin yang terkapar tak berdaya ditanah dikelilingi dengan orang orang asing berpakaian hitam.
Jevran buru buru melepas helmnya dan melempar asal helmnya, ia langsung berlari menghampiri Ravenza begitu matanya melihat Ravenza yang tampak kesakitan dengan wajah yang lebam lebam.
Melihat adanya orang lain yang datang, 30 orang yang memakai pakaian serba hitam itu langsung berancang ancang untuk menyerang Scorpio begitu Scorpio mendekati mereka.
Jevran mendekati Ravenza, langsung membantu pemuda manis itu untuk duduk. "Za? Ravenza? Ravenza lo baik? Masih kuat?"
"Jev.. gue gapapa.." Ravenza menggapai bahu Jevran untuk berpegangan. Jevran membawa Ravenza kedalam pelukannya dan bernafas lega.
Jevran melirik anggotanya yang sudah saling menyerang dengan para komplotan yang tidak mereka ketahui.
"Gue masih kuat Jev, cuma agak lemes aja, gapapa kok, kita harus bantu yang lain. Mereka kuat banget Jev, gue gak sanggup nahan." kata Ravenza.
"Biar gue, lo diem aja, lo udah luka begini gak akan gue biarin lo ikutan nyerang juga."
Ravenza menggeleng. "Gue gapa—"
"Ravenza."
Ravenza menghela nafas pelan. "Yaudah iya.." Ravenza berdiri, dan langsung melangkah tertatih tatih menuju motor Scorpio, ia akan menunggu disana.
Perhatian Jevran teralih pada Esa, juga Calva dan Calvin yang tampak tidak berdaya, kemudian menatap para anggotanya yang tampak begitu menggebu-gebu melawan komplotan asing itu.
"Jo, bantu Calva dulu." Jevran menghampiri Joan yang sedang dikepung oleh 4 orang dengan langkah yang begitu santai seolah ia tidak takut apapun, matanya mengamati satu persatu orang orang yang mengepung Joan.
Joan menoleh kearah yang ditunjuk Jevran, hingga ia melihat Calva yang tampak tergeletak disana. "Shit!" Joan dengan cepat menghampiri Calva, biar 4 orang tadi jadi urusan Jevran, ia tahu ketuanya itu akan mudah mengatasi mereka.
Jevran menyugar rambutnya, bibirnya menyunggingkan senyum miring, sebelum akhirnya menerjang tubuh lelaki dari 4 orang itu hingga terpental.
"Calva? Calva?? Calva buka mata lo! Ah bangsat!" Rasa marah Joan memuncak begitu Calva terlihat tak sadarkan diri dengan lebam diwajahnya, juga ada darah yang mengalir dari hidung pemuda itu.
Joan langsung menggendong Calva dan membawanya menuju motornya. Matanya tak sengaja melihat Ravenza yang tampak terduduk disamping motor Jevran dengan kondisi yang tidak baik baik saja.
"Rav, titip Calva bentar, gue mau ngabisin mereka yang udah bikin Calva begini." dengan hati hati Joan membaringkan tubuh Calva didekat Ravenza yang dibalas dengan anggukan lemah dari pemuda itu.
Beralih pada Regan yang saat ini baru saja berhasil menumbangkan 2 orang, terdapat beberapa lebam diwajahnya karena ia tidak sempat menghindari serangan musuh. Nafas Regan terengah, matanya mengedar mencari sosok Calvin yang sejak tadi ia khawatirkan, hingga akhirnya melihat Calvin yang tersungkur karena baru saja mendapat sebuah tendangan keras dipunggungnya.
"Bangsat!" Regan langsung berlari menghampiri Calvin yang meringkuk kesakitan ditanah. Tubuh lelaki yang baru saja menendang Calvin terpental begitu Regan menendang punggungnya dengan penuh dendam. Regan menghampiri lelaki itu, menarik kepalanya dan membenturkan kepala lelaki itu ke tanah. Lelaki itu tentu melawan, tapi Regan dengan mudah menghindari serangan lelaki yang berada dibawahnya saat ini. Regan menarik kerah lelaki itu dan melayangkan beberapa pukulan keras diwajahnya.
"Pengecut!" sebelum Regan memberikan satu pukulan terakhir yang menyebabkan lelaki itu pingsan, Regan sempat menarik masker yang dikenakan lelaki itu hingga wajahnya terpampang, tapi sayangnya Regan tidak mengenali lelaki itu. Tapi tidak apa, ia akan terus mengingat wajah lelaki sialan itu, jika mereka bertemu lagi, Regan tak akan segan segan menghabisinya.
Regan menghempas tubuh lelaki yang sudah tak sadarkan diri itu, kemudian menghampiri Calvin yang sedang memperhatikannya. "Lo gapapa?" Regan memegang kedua bahu Calvin dan menatap kembaran Calva itu dengan penuh kekhawatiran. Calvin hanya diam dan menatap Regan dengan lekat.
"Vin? Calvin?"
Mata Regan membulat terkejut karena Calvin yang tiba tiba saja memeluknya. Regan dapat merasakan bahu Calvin bergetar dan nafas pemuda itu yang begitu cepat menerpa lehernya.
"Calva.. Calva..." Regan dapat mendengar Calvin bergumam memanggil nama sang kembaran beberapa kali.
"Calva..."
"Iya kita cari Calva ya? Lo tenang dulu, Calva pasti gapapa, tenang ya.." Regan mengusap pelan punggung Calvin, menenangkan pemuda itu yang tak henti hentinya memanggil nama Calva. Walau hanya berbeda beberapa menit, Calvin sebagai kakak pasti khawatir dengan kondisi sang adik yang saat ini entah bagaimana kondisinya.
"Esa lo masih kuat berdiri? Mau gue gendong?" Mario membantu Esa yang berusaha untuk berdiri sambil memegang lengannya. Kondisi Esa memang tidak separah Ravenza, tapi tetap saja Mario khawatir.
Esa menggeleng. "Gue gapapa, Ravenza gimana?"
"Tadi udah dibantu Jevran, mending lo gue gendong aja ya?"
"Gapapa dibilangin, gue masih kuat jalan, nonjok lo juga masih kuat, muka gue aja yang agak nyeri dikit." kata Esa sedikit ketus membuat Mario hanya mampu pasrah.
"Itu Ravenza." Mario menunjuk Ravenza yang terduduk dengan Calva yang tak sadarkan diri disebelahnya. Esa langsung buru buru menghampiri Ravenza. Melihat Esa yang mungkin akan aman disana, Mario kembali membantu teman temannya.
"Za?! Lo gapapa?! Lo baik baik aja kan?!"
Ravenza hanya menjawab dengan anggukan pelan. "Gapapa? Lo?"
"Gue gapapa kok, maaf tadi gue gabisa bantuin lo tadi waktu lo dikeroyok lima orang." ujar Esa penuh rasa bersalah. Tadi Ravenza sempat dikeroyok oleh 5 orang, tapi sialnya Esa tidak bisa melakukan apapun karena dirinya ditahan oleh 2 orang begitu ia berhasil dijatuhkan.
"Iya Sa, udah gapapa, gue baik baik aja kok." Ravenza tersenyum tipis, wajahnya yang lebam lebam itu sedikit pucat dan Esa menyadari itu.
"Lo serius gapapa? Muka lo pucet, eh.. tangan lo.. RAVENZA TANGAN LO?!!!"
[To Be Continued]
nih aku update cepet, kasih ak feedback dong 😞
aku usahain update part selanjutnya cepetan ya, ini sengaja aku ga update malem soalnya nanti lupa wkwk
mff klo ad typo
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVENZA || Jaemren
Teen FictionJevran, ketua dari Scorpio yang tertarik dengan kekasih musuhnya, Ravenza. warn[❗] ✦₊ bxb ࿐ ✦₊ fiksi ࿐ ✦₊ non baku ࿐ ✦₊ harshword ࿐ ✦₊ jaemin dom! renjun sub! ࿐ start: 27 august 2023 end: #1 renjun 26/09/23 #1 mark 15/09/23 #1 huangrenjun 22/10...