4

37 3 0
                                    

Tampak kendaraan beroda empat american muscle classic bermerek ford mustang melaju lambat, kemudian berhenti tepat di depan gerbang kediaman mendiang pemimpin perbankan bernama Nicholas Stunning Scoout. Sang pengemudi turun seraya berbincang sejenak dengan security dan tak berselang lama penjaga tersebut memberi akses masuk kepada lelaki itu.

Dari arah dalam terlihat pramuwisma menyambut kedatangan sang tamu, yang sebelumnya telah diberitahukan oleh security, "Tuan Ebern sudah ditunggu Nona di kamarnya," sambut sang pelayan ramah sembari mengangguk sopan.

"Sebaiknya saya menunggu di sini saja!"

"Tapi, Nona Roxie sedang sakit, Tuan! Jadi, sebaiknya Tuan langsung ke kamar Nona saja," sambung sang pelayan sopan.

"Hah, Roxie sakit?"

"Iya, Tuan. Penyakit lambung Nona kambuh, karena itu Nona tidak bisa ke kampus. Mari saya antar Tuan ke kamar Nona!" Pelayan itu kemudian melangkah menuju ke peraduan si majikan dan Ebern mengikuti dari belakang.

Nicholas Stunning Scoout adalah kepala perbankan pusat di kota Auckland, New Zealand. Beliau ditemukan tewas secara tragis di kantornya, sampai saat ini pihak berwajib masih menyelidiki kasus itu,  sebab belum dapat mendeteksi serta melacak siapa pembunuh tersebut. Nicholas hanya memiliki seorang putri bernama Railey Roxie Scoout, istri Nicholas diketahui mengembuskan napas terakhirnya tak lama setelah melahirkan sang buah hati.

Tok tok tok

"Nona Roxie? Teman Nona sudah datang," salam sang pelayan memberi info selepas mengetuk daun pintu kamar.

"Iya, suruh masuk saja!" balas sang nona dari dalam kamar.

Klek!

Pelayan itu memutar handle pintu sembari meminta supaya Ebern masuk, "Silakan Tuan!"

"Ya, terima kasih!" sahut Ebern sopan sambil melangkah masuk.

"Deana?" panggil Roxie sebelum pramuwisma itu beranjak.

"Ya, Nona!"

"Tolong, sediakan minuman dan camilan untuk tamu saya, ya!"

"Baik, Nona!"

"Terima kasih, Deana!"

Ebern kembali melangkah mendekati pembaringan di mana Roxie sedang duduk bersandar pada penyangga tempat tidur, "Kenapa tak mengatakan padaku kalau kau sakit?"

"Aku kan tidak tahu nomor ponselmu, Jelek! Kemarilah, duduk di sini saja!" Satu tangan Roxie menepuk pelan busa empuk di sampingnya.

"Mana ponselmu?" pinta Ebern sambil duduk di busa empuk tersebut.

"Buat apa?"

"Ya, tukar nomor ponsel, apalagi?"

Roxie sontak terkekeh mendengar bahana suara lelaki itu, hingga tanpa sadar kembali mengalami sedikit kejang pada area perutnya.

"Hei, Rox, kau tidak apa-apa?" Ebern sontak mengusap punggung sambil menatap wajah Roxie yang sedang menunduk sambil memegangi perut.

"Itu! Ponselku di sana!" Tunjuk Roxie menggunakan dagu ke arah nakas yang berada di seberang pembaringan.

"Kau sudah lama sakit lambung seperti ini?" Suara Ebern menginterupsi, tak lagi mempersoalkan tentang bertukar nomor ponsel, "berbaring saja! Wajahmu sangat pucat, Rox. Kau sudah makan belum? Sudah ke dokter belum?" sambung Ebern sembari membantu Roxie agar dapat merebahkan tubuh dengan nyaman.

Tok tok tok

Terdengar ketukan pada daun pintu, tampak pelayan membawa nampan sambil melangkah masuk, "Ini Nona, minuman dan camilan," ucap Deana sambil meletakkan talam ke atas meja berbentuk bundar yang berada di sana.

ⓂⓎ ⒽⓄⓉⓉⒾⒺ ⓂⓄⓃⓈⓉⒺⓇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang