19

11 2 0
                                    

Attention: seperti biasa, agar story ini tidak kena report oleh penghuni surga yang mampir—tersasar. Maka sebagian paragraf ada yang sengaja dihilangkan!

.

Telapak tangan lebar sesosok lelaki terlihat meremas dua buah gundukan kenyal pada area belakang seorang perempuan muda seraya mengangkatnya—sontak kaki jenjang si gadis mengangkang ke pinggang laki-laki itu, sambil dua bibir saling memagut juga melumat penuh gairah nafsu yang tengah bergejolak sejak pria tersebut melangkah masuk berpindah tempat dari bilik samping rumah menuju ke ruang tengah.

"Apa kau tahu, Hottie, perbuatan kita ini seharusnya dilakukan sepasang kekasih, bukan lagi sekedar teman dekat," ungkap sang pria berbisik, bahananya pun terbetik jelas parau.

"Ck! Jangan membahas hal itu sekarang, Jelek!"

"Aku serius, Roxie!" sahut sang pria tegas.

"Aku juga serius, Ebern!"

Keduanya terdiam sejenak tanpa lagi berucap, hanya saling menatap lekat.

"Dengarkan aku baik-baik, Rox! Aku akan memberitahumu sesuatu dan hanya akan ada dua jawaban 'ya dan tidak'. Kalau jawaban 'ya', kau harus mencium bibirku dan kalau jawaban 'tidak', kau harus memelukku. Apa kau paham?" urai Ebern bersuara pelan.

Roxie pun segera melumat bibir tebal Ebern setelah mendengar semua penjelasan panjang lebar pria tersebut.

"Good Girl! Sekarang kita akan melanjutkan perminan seks kita dan aku ingin kau bisa mendesah, Rox!" titah Ebern lagi dan suaranya pun masih saja berbisik.

Aku akan benar-benar membuatmu terbakar api cemburu, Aimee. Dasar jalang! monolog Ebern membatin.

.
<<< skip >>>
.

"Sakit?"

"Enak," sahut Roxie pelan dan Ebern pun terkekeh mendengar jawaban spontan sang gadis.

Ebern kembali melanjutkan kegiatan << skip >>

"Kita pindah, Sayang, aku ingin *** di tangga sana," bisik Ebern sambil mengangkat tubuh Roxie lalu melangkah ke undak-undakan di dekat pantri.

<<< skip >>>

Sesampainya di tangga, Ebern menyandarkan raga Roxie ke dinding kayu, lalu mengangkat satu kaki si gadis seraya <<<

"Lebih enak mana dengan *** wanita itu, Ern?" Suara Roxie memecah keheningan.

Ebern pun terkekeh mendengar pertanyaan Roxie, "Cemburu?"

"Tidak! Hanya ingin tahu saja. Bukankah katamu wanita itu bukan siapa-siapamu dan hanya masa lalumu saja!"

"Jangan bahas wanita itu lagi, Rox! Cepat atau lambat kau pasti akan mengetahui semuanya, kenapa aku mendekati wanita itu. Aku menyetubuhinya hanyalah sebagai pelengkap, karena wanita itu yang menyerahkan tubuhnya padaku."

"Seperti dirimu juga yang dengan sengaja mendekatiku, kan?"

"Bukankah kau juga sama, hem?"

Roxie pun terkekeh mendengar pernyataan pria tersebut, "Aku kira selain kau tua dan jelek juga bodoh, tapi ternyata aku sudah keliru," balas Roxie seraya memagut bibir tebal laki-laki itu.

"Dari mana kau tahu, Ern?" tanya Roxie lagi.

"Apanya?"

"Aku yang sengaja mendekatimu dan membe—"

"Memberikan keperawananmu padaku?" Kalimat Ebern menyela cepat dan Roxie mengangguk.

"Jorga," jawab Ebern singkat seraya kembali menggeram—efek >>> baru saja keluar, "Tapi Jorga tak tahu kalau kau masih perawan, karena itu aku berani mendekatimu," sambung sang pria menjelaskan.

ⓂⓎ ⒽⓄⓉⓉⒾⒺ ⓂⓄⓃⓈⓉⒺⓇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang