'Bisa-bisanya bapak sama anak keliatan seumuran' batin Choi Anara yg biasa di panggil Nara.
"Kamu siap kan jadi baby sister dia?" tanya lelaki itu.
Nara mendongak melihat lelaki tersebut lalu membuka mulutnya."maaf sebelumnya pak, masa saya harus jaga anak bapak? Dia udah besar"
Lelaki itu Park Jihoon mengerutkan kedua alisnya."heh apa lo bilang? Anak?"
"Tolong ya Junghwan itu adek gw bukan anak! Oh ya panggil gw kakak aja jangan pak"
"O-oh adek nya? Saya pikir itu anaknya" Nara menggaruk tengkuknya yg tak gatal.
Jihoon membuang napasnya."lo gak dengarin gw ngomong tadi? Lo ini niat kerja gak sih?"
"Hehe bercanda pak eh kak"
"Sudah lah sana buatin dia sarapan, gw mau ke kantor dulu"
Nara mengangguk pelan, Jihoon pun pergi meninggalkannya dan Junghwan yg disana.
"Kakak, Junghwan laper"
Nara menghampiri Junghwan."Junghwan tunggu disini dulu ya? Kakak buatin sarapan dulu" ucap Nara.
"Gamau!! Junghwan pingin ikut kakak! Junghwan takut sendirian di rumah"
"Kamu gak sendiri, kan ada kakak disini"
Junghwam menggeleng dengan wajah cemberutnya."Junghwan ikut kakak!"
Nara pun pasrah."yaudah"
Junghwan terus memandangi Nara yg sedang memasak."nama kakak siapa tadi? Anara?" tanyanya.
Nara mengangguk sambil tersenyum. Tak lama dari itu sarapan pun jadi Nara memberikannya pada Junghwan.
"Kamu bisa makan sendiri kan?"
Junghwan terdiam sejenak lalu mengangguk dan memakan sarapannya. Nara terus memperhatikan cara makan Junghwan yg seperti anak kecil.
Nara pun mengambil sarapan milik Junghwan."sini biar kakak suapin"
Junghwan hanya menurut.
"Kalo makan itu harus pelan-pelan, nanti kalo nasi nya jatoh dia nangis"
"Junghwan gatau kak"
Nara tersenyum."iya gak papa"
Beberapa menit kemudian Nara membereskan meja makan disana.
"Kak ana"
Nara yg merasa di panggil pun melirik Junghwan."iya?"
"Junghwan pipis"
Nara membulatkan matanya saat mendengar ucapan Junghwan barusan lalu menghampiri lelaki itu.
"Kamu ke kamar mandi dulu sana, kakak ambilin celana dulu di kamar"
Junghwan hanya nurut lalu masuk ke kamar mandi. Tak lama Nara kembali membawa celana ganti untuk Junghwan.
"Kamu lepas celana itu terus ganti yg ini" kata Nara dengan memberikan celana ganti.
"Kak ana bantuin Junghwan ya"
"Sendiri aja, kakak masih beresin itu"
Karena tidak mungkin juga Nara membantu Junghwan. Sebetulnya Nara sedikit keberatan saat Junghwan memanggilnya dengan sebutan kakak secara mereka seumuran.
Nara sempat terkejut saat mengetahui bahwa ingatan Junghwan mundur kembali dimana saat dia berusia 6 tahun.
Jihoon sudah menceritakan semua itu kepadanya dan Nara hanya mengangguk paham.
Junghwan keluar dari kamar mandi dan menghampiri Nara."kakak ayok kita main"
"Baiklah"
Mereka berada di ruang tamu. Nara juga ikut bermain dengan Junghwan.
"Kak ana, Junghwan pengen menggambar tapi kakak jangan liat dulu ya"
Nara tersenyum."Okay"
Beberapa menit kemudia Junghwan selesai dengan gambarannya."kak liat ini, bagus kan?"
Nara pun melihat gambaran Junghwan."bagus, kamu belajar dimana?"
"Bunda yg ngajarin waktu itu"
Nara mengangguk senyum.
Ngomong-ngomong soal orang tua, orang tua Junghwan sudah pergi tepat saat dimana ingatan Junghwan hilang.
Sedangkan orang tua Nara mereka berpisah sejak 3 tahun yg lalu akibat pertengkaran hebat. Nara di tinggal begitu saja sendirian.
Choi Hyunsuk adalah kakak Nara yg sudah mempunyai keluarga kecil, ia sangat menyayangi adik perempuannya. Saat tau bahwa kedua orang tuanya berpisah dan meninggalkan Nara sendirian di rumah Hyunsuk sangat marah ia pun mengajak Nara untuk tinggal bersamanya namun di tolak oleh Nara karena merasa tidak enak dan ia juga ingin mandiri.
Dh dulu jan lupa bantu vote:)