Mereka berdua menaiki bus yg sama karena sekolah Junghwan dan kampus Nara jaraknya tak begitu jauh jadi mereka selalu berpisah di halte.
"Kak tenang aja, nanti aku bantu kakak nyari kerja." ujar Junghwan yg baru keluar dari bus bersama Nara.
"Gak usah, kamu fokus sama ujian aja."
Sekarang Nara harus mencari pekerjaan untuk membiayai kehipudannya bersama Junghwan karena orang tua Junghwan sudah tak pernah lagi memberikan uang bahkan pada anaknya sendiri pun. Nara gak berharap karena dari awal memang gak mau nerima uang itu, dia sangat ikhlas merawat Junghwan sampai sekarang.
"Kalau gitu aku duluan ya kak."
Nara mengangguk dan tersenyum. "Belajar yg rajin, jangan nakal."
"Siap!!! Kakak juga."
Saat berjalan menuju kampus seorang lelaki menggunakan masker tiba-tiba berjalan di samping Nara yg sama sekali tak menyadarinya.
"Jangan melamun."
"E-eh i-iya maaf." Nara tersadar.
"Kamu udah baikan?" tanya orang itu dan di balas Nara dengan anggukan kecil.
"Nara ka--"
"Dari mana kamu tau nama saya? Siapa kamu??" Nara menghentikan langakahnya yg membuat lelaki itu ikut berhenti.
Lelaki tersebut kemudian membuka maskernya dan menatap Nara sambil tersenyum.
"K-kak Jihoon?" Nara langsung menggeleng cepat. "M-maksudnya pak Jihoon, maaf."
"Gak papa," Jihoon menjeda ucapannya sejenak. "Tiga bulan gak bertemu kamu akhirnya ketemu juga, adik kamu selalu ngelarang saya buat ketemu sama kamu."
"K-kenapa?"
"Dia bilang gara-gara saya kamu jadi kecelakaan, emang benar saya tuh sering negur dan marahin kamu."
Ah Nara ingat kalau dirinya selalu mengejar-ngejar dosennya itu padahal sudah di peringati dan bahkan di ancam tapi ia tetap tak peduli.
Mereka terus berjalan beriringan, Nara yg juga hanya diam saja sejak tadi sampai akhirnya mereka berdua sampai di kampus.
"Nara, kamu kenapa diam aja? Dari tadi saya ngomong sama kamu."
Nara langsung menghentikan langkahnya lagi. "Ah, maaf pak."
"Kenapa kamu yg minta maaf? Kan saya yg harusnya minta maaf karena selalu marah-marah."
Nara menggeleng."gak pak, itu--"
"Saya tau Nara! Perkataan saya waktu itu emang nyakitin banget sampai buat kamu jadi begini."
Nara tak percaya mendengarnya padahal bukan karena perkataan Jihoon tapi memang pada saat itu dirinya sedang tidak enak badan.
"Saya benar-benar minta maaf."
Nara menatap Jihoon yg juga menatapnya balik.
"Itu bukan salah bapak kok, saya juga gak mikirin perkataan bapak waktu itu, saya emang lagi gak enak badan makanya gak fokus sama jalanan."