Junghwan berjalan ke dapur dia gak berniat untuk makan tapi untuk melakukan siaran langsung dan disana juga sudah ada kedua abangnya lalu Junghwan ikut duduk.
"Udah bangun?"
Junghwan menatap Jaehyuk dengan tatapan datarnya."belum, masih tidur"
Jihoon tertawa pelan mendengarnya. Junghwan mulai membuka kamera hp nya tapi dia malah terfokus pada rambutnya.
"Asem! Rambut gue napa jadi begini??"
Jihoon langsung tertawa kencang."lo tau gak? Dari kemaren gue ketawa banget ngeliat rambut lo ini."
"Bang lo--"
Jihoon kembali tertawa dan menceritakan. Junghwan yg mendengarnya menghendus kesal dia kembali ke kamar memilih untuk bermain game aja.
Tak lama dari itu Nara memasuki kamar Junghwan sambil membawa nampan yg berisi makanan. Junghwan yg tadi fokus pada layar hp nya beralih ke Nara yg berjalan kearahnya.
"Heh!! Semabarangan banget kalau masuk!" Junghwan dengan tatapan tajamnya.
"Maaf Wan, makan du--"
"Gak laper!!"
Nara menghampiri Junghwan yg berada diatas kasur."kamu kenapa Wan?" tanyanya.
"Gaada"
Nara bingung melihat Junghwan yg kayak gitu. Dia membuang napasnya sebentar dan kembali bersuara.
"Junghwan kamu kenapa sih? Bilang sama kakak," Nara menatap Junghwan.
"Lo yg motong rambut gue kan?" Junghwan natap balik dan Nara mengangguk. "Kamu gak suka?"
"Jelas nggak! Jelek tau gak!"
Nara menggaruk lehernya yg tak gatal."yaudah maafin kakak ya."
"Gak."
"Junghwan kok gitu sama kakak."
"Biarin."
"Wan, maafin kakak ya?" Nara tau kalau Junghwan beneran marah sama dia.
"Kalau mau di maafin ada syaratnya," ujar Junghwan membuat Nara terdiam dan kembali bersuara. "Yaudah apa syaratnya?" tanya Nara.
Junghwan tampak berpikir."cuman ada dua syarat kok, syarat pertama lo berhenti ngurus gue."
"Tapi--"
"Gak ada tapi-tapi!" potong Junghwan. "Syarat keduanya, sini gue bisikin."
Nara mendekatkan telinganya kemudian Junghwan mulai memembisikkan.
"..."
"Kakak gak mau, ganti aja ya?" Nara nyuruh Junghwan buat mengganti syarat yg kedua.
Junghwan menyilangkan tangannya."gue maunya itu! Kalau lo gak setuju yaudah! Gak akan gue maafin dan gue bakal benci banget sama lo."
Nara mau nolak tapi gak jadi setelah melihat wajah seram Junghwan yg kayak mau bunuh orang. Saat itu Junghwan malah makin senang lalu dia mengambil gunting.
"Ayok sini, gue potongin rambut lo."
Tanpa ragu-ragu Nara duduk dan Junghwan segera memotong rambutnya, sebetulnya Nara masih sayang sama rambutnya tapi dari pada di bunuh sama Junghwan, Nara masih mau hidup.
"Balik badan!"
Nara berbalik menghadap Junghwan. Junghwan memotong rambut depan Nara agar jadi poni.
"Nah udah."
Entah kenapa perasaan Nara gak enak dia langsung lihat dirinya di cermin kaca yg disana.
"J-Junghwan kok begini?"
Junghwan tersenyum."bagus kan?"
Nara menghampiri Junghwan dengan kesal."balikin kayak awal Junghwan!!" pintanya.
"Mana bisa! Udah bagus kok itu, sekarang lo boleh pergi dari rumah ini." Junghwan malah ngusir.
Nara keluar dari kamar Junghwan dengan kesal. Gimana gak kesal, Junghwan motong rambutnya terlalu pendek mana poninya keliatan banget panjang sebelah.
Junghwan benar-benar ngusir Nara. Dia berdiri di pintu depan menunggu Nara keluar dari rumahnya.
Tapi sebelum itu tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya, Junghwan langsung menghampiri Nara yg berada di kamar.
"Ikut gue yuk." Junghwan narik paksa Nara.
Junghwan ngajak Nara untuk membuat konten dengan mukanya yg di coret-coret sama Junghwan. Dan gak cuman itu aja, ada hal lain juga.
Beberapa saat kemudian Nara sudah berada di rumahnya, dia beneran kesal. Tadi Jihoon sempat nyuruh dia untum tetap ngurus Junghwan tapi Nara nolak. Bodo amat kalau misalkan Junghwan balik jadi anak kecil lagi Nara udah gak peduli.
"Dari pada ngurusin bocil gak jelas mending nonton Treasure map!"
🙂