Lagi jalan-jalan di taman kecil sama Ruru, tadi Nara sudah bilang ke Haruto kalau dia mau bawa kucing itu. Haruto dan Jeongwoo sudah balik lagi tapi mereka sepertinya sibuk.
Nara duduk di kursi yg kebetulan ada disana sambil memangku Ruru. Karena bosan di rumah jadi dia memutuskan untuk jalan-jalan aja.
Lagi asik-asiknya bicara sama Ruru tiba-tiba seseorang duduk di sebelahnya. Nara langsung nengok orang itu dan terkejut, kenapa Junghwan ini ada dimana-mana.
"Lo kenapa ada dimana-mana sih? sasaeng gue ya??" tanya Nara sedangkan Junghwan terlihat mengangkat kedua alisnya tak paham. "Hah?"
"Gak ada." singkat Nara.
"Mmm..." Junghwan menjedanya sebentar saat melihat Nara yg hanya meliriknya sekilas. "Lo kan udah maafin gue, gimana kalau sekarang kita temenan?"
Nara mengangguk."boleh."
Junghwan tersenyum dan menatap Nara yg di sampingnya."kok gak ngeliat ke gue sih?"
"Apanya?" tanya Nara.
"Ya lo lah! Kita kan temenan, minimal natap gue balik pas gue natap lo."
Alis Nara seketika berkerut."ngapain juga tatap-tatapan."
"Lupain, jepit rambut lo lucu deh dari kemaren-kemaren gue ngeliat lo pake itu mulu."
"Karena lucu makanya di pake terus."
Junghwan menganggukkam kepalanya."tapi bagusnya mending di lepas aja."
Mendengar itu Nara langsung menatap tajam cowok di sampingnya. Lalu di angkatnya Ruru untuk mengarahkannya pada Junghwan.
Junghwan malah menjauhkan dirinya dari kucing itu, mungkin dia agak trauma saat Ruru mencakarnya waktu itu.
"B-bercanda doang, jangan gitu." kata Junghwan.
Nara kembali mengelus-selus Ruru dengan lembut. Junghwan juga kembali duduk di sebelahnya.
"Dia itu kucing lo?" tanya Junghwan yg tak di balas Nara.
Tiba-tiba Nara berdiri, melihat itu Junghwan malah ikut berdiri juga.
"Mau pulang? Biar gue anterin," Junghwan dengan senyumnya membuat Nara terdiam. "Tenang aja gue bawa motor, tuh disana." tunjuk Junghwan.
Nara mengikuti arah tunjuk Junghwan, dia sudah mengira kalau Junghwan pasti pakai motor.
"Gak usah."
Nara segera pergi dari sana tapi Junghwan malah mengikutinya yg membuat Nara menghentikan langkahnya dan berdecak kesal.
"Ngapain sih ngikutin terus??"
"Jangan nolak mulu napa."
"Yaudah cepat anterin pulang!" ujar Nara dan berjalan lebih dulu.
Sampainya di depan rumah, Nara turun dari motor Junghwan sambil mengatur napasnya dan mengelus dada.
"Untung belum mati, bawa motor gausah ngebut bisa kan?" Junghwan malah cengengesan. "Tadi kan katanya harus cepat." Junghwan.
"Gak gitu, udah lah."
Nara segera berjalan memasuki rumahnya tapi sebelum itu Junghwan memanggilnya.
"Apalagi??" tanya Nara.
"Jaket gue?"
"Oh... sebentar."
Nara langsung berlari masuki rumah dan mengambil jaket milik Junghwan setelahnya dia keluar kemudian memberikannya pada sang pemilik. Junghwan juga langsung pergi dari sana setelah menerima jaketnya.
Baru aja menutup pintu seseorang sudah mengetuk pintu rumahnya lagi, dari nada ketukannya Nara sudah tahu kalau itu pasti Jeongwoo karena cowok itu sangat sering mengetuk pintu rumahnya saat waktu gabut.
"Pasti seneng kan lo bisa ngetokin pintu rumah gue lagi??" tanya Nara saat sudah membuka pintu.
"Gue mau ambil Ruru."
Nara baru sadar kalau itu bukan Jeongwoo tapi Haruto."eh Ruto, nanti ya? Gue masih pengen sama kucing lo."
"Hmm, siniin dulu Rurunya gue mau peluk dia." Nara langsung memberikan Ruru pada Haruto.
Beberapa menit sesaat Haruto masih asik dengan kucingnya dan itu membuat Nara membuang napasnya.
"Jangan lama-lama!" Nara merebut Ruru dari tangan Haruto tapi Haruto tak memberikannya. "Haruto!!"
Dan terjadilah rebut-rebutan....
"Itu kucing kasian woyy!!!"
Nara dan Haruto langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Jeongwoo berjalan kearah mereka.
"Sini!! Ruru sama gue aja!" ujar Jeongwoo dan mengambil kucing itu.
"Ihh Ruru punya gue wu!!"
"Punya gue itu Ra!!!" ingat Haruto.
Nara menghendus sebal."yaudah iya itu emang punya lo!! Sana bawa pulang!!"
Nara memasuki rumahnya dengan membanting pintu sementara yg di luar sana terekejut, Ruru juga sampai naik ke kepala Jeongwoo.
Yuk di vote😢