Bangun dari tempat tidur Nara ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke kampus. Setelah mandi ia keluar dan melihat Junghwan yg tertidur di sofa.
Nara segera menghampiri anak itu berniat untuk membangunkannya.
"Bangun Wan, udah pagi." katanya.
Perlahan Junghwan membuka matanya kemudian bangun. "Sakit banget kak."
"Apanya yg sakit? Badannnya? Kamu sih kenapa gak pulang tadi malam?"
"Sebenarnya mau pulang cuman tiba-tiba ada hujan deras terus ada petir juga." ujarnya.
"Yaudah kamu pulang sana, mandi habis itu ke sekolah."
Junghwan hanya mengangguk tapi sebelum benar-benar pulang ia melirik Nara lalu bertanya. "Kapan sih kakak suka sama aku?"
Nara terkejut mendengarnya. "Masih pagi, ngapain nanya-nanya kayak gitu? Pulang sana siap-siap."
"Padahal tinggal jawab aja apa susahnya sih." ucap Junghwan lalu pergi dari sana.
Junghwan mengantar Nara sampai di kampusnya setelah itu dia menjakankan motornya lagi ke sekolah.
Saat hendak memasuki kelasnya langkah Nara terhenti karena seseorang sedang memanggilnya. Ia melihat Ersa yg berjalan kearahnya.
"Gue baru ingat Ra, gue mau bilang selamat buat lo karena jadian sama mantan gue." kata Ersa.
Nara yg bingung ingin membalas hanya mengangguk-angguk kecil.
"Semoga kalian berjodoh."
"Tapi gue--"
"Iya Ra gue tau kalau lo itu juga suka banget sama mantan gue." potong Ersa.
Nara menatap Ersa bingung. "Kenapa lo keliatan senang banget?"
"Harus lah! Karena dengan lo pacaran sama Jaehyuk itu bisa buat kami gak di jodohin lagi." ucapnya.
"Tapi--"
"Udah yuk, masuk kelas."
Nara hanya membuang napas saat Ersa lagi-lagi memotong ucapannya. Padahal Nara ingin mengatakan yg sejujurnya.
Saat jam istirahat habis dari ke kantin membeli minum Nara memilih pergi ke perpustakaan.
Sedang fokus-fokusnya membaca buku tiba-tiba Jihoon menghampirinya yg mana itu membuat Nara terkejut.
"Lagi apa?"
"Lagi nguras air kolam pak." balas Nara.
Jihoon tertawa. "Ada-ada aja."
"Lagian bapak udah tau saya lagi baca buku masih aja nanya."
Jihoon pun kemudian duduk. "Maksud saya kamu lagi baca apa gitu."
Nara langsung memperlihatkan buku tersebut dan Jihoon hanya mengangguk-angguk kecil.
"Maaf saya gak ngeh tadi," Jihoon menjeda ucapannya sebentar. "Soalnya ketutupan sama kecantikan kamu." lanjutnya.
Nara yg tadi membaca buku langsung melirik Jihoon heran karena ini pertama kali Jihoon mengatakan itu padanya.
"Pak Jihoon sehat?"
"Kenapa?"
"Gak sih, aneh aja."
Jihoon menarik napasnya dan berucap. "Kamu tau gak? Saya lagi sedih karena besok saya bakal ninggalin kampus ini dan berhenti ngajar."
Nara kembali melirik Jihoon. "Kenapa berhenti pak?" tanyanya.
"Dua hari lagi saya nikah dan besok harus pulang ke rumah yg jauh disana."
"Harusnya bapak senang dong kenapa malah sedih?"
Jihoon berdecak pelan. "Ya karena saya pasti bakal kangen sama perempuan yg cantik-cantik disini."
"Yaampun saya kirain apa, ingat calon istri pak!"
"Iya saya cuman bercanda kok itu, tapi saya beneran sedih berhenti ngajar di kampus ini."
"Gapapa pak jangan sedih terus."
Jihoon mengangguk kecil. "Kamu bener lagian nanti yg ganti saya ngajar itu kembaran saya sendiri."
"Pak Jihoon punya saudara kembar?" tanya Nara yg di balas Jihoon dengan anggukannya.
"Kita kembar tapi beda."
"Beda mukanya?"
"Bukan cuman muka sih sebenarnya, pokoknya nanti kamu bakal kaget kalau liat kembaraan saya itu."
Sementara Nara ia hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Ersa baru sampai di rumah Junghwan, ia duduk di sofa sambil memainkan handphonenya. Ersa sendiri sebenarnya juga tidak tahu kenapa Junghwan memanggilnya.
Junghwan yg habis dari kamar mandi menghampirinya.
"Kak Ersa mau aku buatin minum?" tawarnya.
Ersa hanya melihat Junghwan sekilas. "Boleh, yg dingin-dingin ya Wan soalnya kakak haus banget." katanya.
"Siap kak."
Setelah membuatkan minum Junghwan kembali dan duduk di samping Ersa. Sementara Ersa yg baru minum segera meletakkan gelasnya.
"Oh iya kakak ada bawain ini buat kamu." Ersa memberikan sesuatu pada Junghwan.
Junghwan pun lalu membukanya. "Wih donat kesukaan aku lho kak!"
Ersa mengangguk. "Tau, akanya kakak bawain buat kamu."
"Junghwan ayok ker--"
Saat Junghwan ingin memakan donatnya tiba-tiba Nara datang sambil membawa beberapa buku yg ada di tangannya.
"Ersa? Ngapain kesini?" tanya Nara.
"Gak tau nih Junghwan--"
"Aku cuman minta bawain donat sama kak Ersa kok kak." potong Junghwan.
Nara ikut duduk bersama mereka dan melirik Junghwan. "Kenapa gak bilang? Padahal Kakak bisa lho beliin buat kamu."
"Sengaja, soalnya kalau aku bilang sama kakak nanti malah diajak ngerjain tugas." ucapnya.
"Ya kan biar kamunya rajin, lagian kasian kak Ersa nya."
Junghwan membuang napasnya lelah. "Kakak tuh kasian sama kak Ersa atau emang kakaknya yg cemburu?" tanya Junghwan yg terus menatap Nara. "Gabisa jawab kan! Berarti bener kalau kakak cemburu! Padahal kak Ersa nya ju--"
"Eum Junghwan kakak pulang dulu ya, Ra gue pulang dulu." pamit Ersa yg kemudian pergi dari sana.
Junghwan berdecak sebal. "Kakak ngapain sih kesini?" tanya Junghwan.
"Kenapa? Gak boleh? Yaudah kakak pulang!!" kata Nara berlalu pergi.
🙂