Ada adik? (2)

28 17 5
                                    

💫✨Sebelumnya💫✨

Saat di perjalanan pulang Geva melihat Zeiva yang duduk di halte busway yang tidak jauh dari sekolah. Geva berhenti dan menawarkan tumpangan kepada Zeiva, namun tawarannya di tolak mentah-mentah oleh Zeiva.

"Yaudah kalau gak mau, gue sih kemaren pulang jam segini biasa ada preman yang suka malakin." Geva mulai menyalakan mesin motornya. Zeiva dengan cepat duduk di jok belakang milik Geva, senyum kemenangan kembali untuk Geva.

💫✨ AZZRA ✨💫

ANGGAP SAJA PERCAKAPAN DALAM BAHASA ITALI & INGGRIS

Saat di kantin Saat jam menunjukan pukul 17:34 waktu Italia, semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang termasuk Azka dan kedua temannya yaitu Arsenio dan Seano. Saat di parkiran Seano mengingatkan kepada kedua kedua temannya untuk berkumpul di salah satu bar.

“Jadi kan bro, malam ini?” tanya Seano

“Jadilah.” Jawab Aresenio

“Lo gimana, Ka?” tanaya Seano

“sebentar.” Ucap Azka saat ponselnya berdering tertulis di ponselnya nama sang ayah.

Ayah💸 Call

Ayah : Udah pulang, bang?

Azka : Ini baru mau jalan

Ayah : Ayah lembur malam ini gak pulang, tadi bunda telpon ayah katanya sakit. Abang cepat  pulang temenin bunda ke rumah sakit. Gak usah keluyuran langsung pulang.

Azka : Iya, Yah.

Alan mematikan sambungan telponnya lalu menghampiri kedua temannya yang sudah menunggu Azka di depan mobil.

“Gimana lo jadi ikut?” tanya Aresenio

Gak, bisa bunda gue sakit.” Jawab Azka

Yaudah, gue duluan aja sama Sean kalau gitu.” Ucap Arsenio.

Azka hanya mengangguk lalu berjalan ke arah halte yang tidak jauh dari sekolah, sambil menunggu bus Azka memakai earphone dan mendengarkan music. Tidak menunggu waktu yang lama bus berhenti di depan halte Azka masuk dan duduk di kursi belakang dekat dengan jendela.

“Hi, Azka.” Sapa gadis lalu duduk di samping Azka.

“Cewek ini lagi.” Batin Azka.

“Kebetulan banget ya kita ketemu di sini. Mungkin karena emang kita jodoh.” Ucap Arabella.

Bus berhenti mendadak membuat Abell terhuyung ke depan dan terbentur kursi jika Azka tidak sigap melindungi kepala Abell dengan tangannya.

“Terima kasih.” Ucap Arabella sambil tersenyum manis.

"Ehm.” Jawab Azka lalu kembali menatap ke luar jendela lagi.

Sedangkan Abell masih dengan pipi yang memerah juga jantung yang berdegup dengan cepat. Bus kembali berhenti, tepat saat bus berhenti Azka turun dari bus. Abell menatap dari dalam bus ke arah Azka, lalu melambaikan tangannya dan masih dengan senyum yang mengembang di pipinya yang merah.

Azka berjalan memasuki perumahan, banyak rumah rumah bertingkat tiga yang berjajar. Azka melepas sepatunya saat tiba di depan rumah bercat putih. Lalu segera mencari keberadaan sang bunda.

𝒜 𝒵 𝒵  𝑅 𝒜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang