KEDEKATAN

8 2 0
                                    

Geva memberikan kesempatan pada Azka untuk selalu bersama Zira. selama mereka dekat Geva sungguh muak melihatnya. Tetapi, Dia tidak ingin menyakiti Zira juga merusak pertemanan mereka bertiga yang sudah berjalan dari kecil.

"Zei, ada ynag mau gue bicarain sama lo." ucap Geva pada Zeiva saat mereka berada dikantin

"Apa, ngomong aja" jawab Zeiva

"Setelah pulang sekolah nanti." ucap Geva

"Yaudah." jawab Zeiva

"Sorry Zei mungkin dengan cara ini gue bisa lupain perasaan gue buat Zira. Ini gak akan lama perlahan gue akan jatuh sama lo." ucap Geva dalam hati.

Mereka duduk di meja panjangn dengan kursi yang berhadapan. terdiri dari Azka dan Zira yang duduk bersebelahan. Geva dan Zeiva yang berhadapan, ada juga Arsenio, kaze, ovandan Zaidan. Yang menyantap makanan mereka masing-masing sampai keributan dari siswi membuat mereka semua terganggu.

Zira berdiri dan menghampiri beberapa murid yang berlari menaiki lantai dulu menjauhi gerbang utama. Zira memberhentikan salah satu murid untuk menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Kenapa, ada apa di sana?" tanya Zira

"Gue gak liat jelas tapi anak murid laki-laki lagi di pukulin oleh anggota geng motor." jawabnya

"SIAL" ucap Zira

Melihat perintah dari Zira dengan kode mata. Geva, Kaze, Zaidan dan Ovan pergi ke gerbang utama sekolah. Saat Geva tiba di Gerbang sekolah sudah ada guru-guru yang menengahi perkelahian, Namun buka  berhenti mereka semakin maju karena melihat kedatangan Geva dan temna-temannya.

Zira memasangkan cincin besi berukuran besar pada tangan kanannya, semua itu tak luput dari pandangan Azka. Saat akan menghampiri Geva, Azka menahan Zira.

"Lo mau kemana?" tanya Azka

"Lo gak liat temen kita kaya gitu?" ucap Zira menyingkirkan tangan Azka dari pundak yang menahanya.

Zira ikut bersama Geva dan yang lain untuk melawan mereka semua yang jumlahnya cukup banyak di banding dengan jumlah anak ARESTO di sekolah ini. Zira memberikan pukul dengan cincin besinya yang membut lawan mengeluarkan darah segar dari hidup dan wajahnya.

Azka yang tidak bisa melihat Zira beberapa kali terkena pukulan dari pihak lawannya pun ikut bergabung, itu semua semata-mata dari Azka untuk melindungi Zira. Setelah beberapa waktu mereka semua sudah melarikan diri mendengar sirine polisi berdatangan.

"Kalian semua ikut saya ke ruang BK" ucap guru laki-laki dengan kumis tebal dan wajah garangnya.

"Kerja bagus." ucap seseorang yang cukup jauh dari keramayan tadi dia tersenyum licik menatap Zira.

"Depa anak lo yang akan tebus semua dosa lo kepada LEAMORD." ucap seseorang lalu berllau pergi kerena semuanya sudah berhenti.

Berkumpul sekitar tiga puluh anak laki-laki dan satu perempuan yaitu Elzira Marvelio. Guru itu duduk sambil memijat keningnya, sedangkan anak-anak di sana terlihat santai dan tidak takut akan hukuman apa yang akan di berikan.

"Kalian semua bapak hukum keliling lapangan lima pukul kali dan kamu Zira keliling dua puluh kali saja. setelah itu kembali kesini dan saya akan berikan surat undangan untuk orang tua kalian." ucap guru BK

Semua murid mulai berjalan keluar dari ruangan untuk berkeliling lapangan, termasuk Azka yang juga ikut serta bersama anggota ARESTO disana, Zira telah menyelesaikan larinya dia menghubungi Zeiva untuk membelikan minum di kantin.

"RA." Zeiva berjalan menghampiri dengan satu botol air minum.

"loh gue minta tiga puluh kenapa lo bawa satu?" ucap Zira

𝒜 𝒵 𝒵  𝑅 𝒜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang