Baru tiga hari yang lalu mereka merayakan graduation di sekolah dasar dan sore ini Azka dan kedua sahabatnya yaitu Zira dan Geva sedang bermain di pinggir danau yang tidak jauh dari rumah Geva. Mereka duduk di rerumputan hijau dengan pohon yang rindang.
"Gue beli minum dulu deh ya di depan." Ucap Geva membuka pembicaraan.
"Zira nitip minuman yang ada sodanya ya, Geva." Ucap Zira.
"Gak usah aneh-aneh air putih aja." Ucap Azka.
"Gak seger loh, Azka." Ucap Zira dengan menekuk wajahnya.
"Yang dingin biar seger." Ucap Azka.
"Ishh tau lah terserah." Ucap Zira membuang pandangan dari Azka sambil menilap kedua tangan di dada.
"Yaudah tunggu sebentar gue beliin dulu minumannya ya." Ucap Geva sambil mengacak rambut Zira diiringi dengan kekehan kecil.
Beberapa menit setelah Geva pergi hanya terjadi keheningan diantara mereka berdua sampai bunyi dering ponsel Azka mengalihkan perhatian Zira.
"Sebentar gue angkat telpon dari bunda dulu, lo jangan kemana-mana." Ucap Azka lalu pergi sedikit menjauh dari Zira namun Azka masih bisa melihat dan mengawasi Zira.
Bunda call
Azka : hallo, assalamualaikum. BunBunda : waalaikumsalam, abang lagi dimana? Jangan pulang terlalu sore ya.
Azka : lagi di danau biasa, Bun. Iya sebentar lagi abang pulang.
Bunda : bang kamu udah cerita sama Zira, Geva soal keberangkatan kita besok kan?
Azka : iya nanti abang kasih tau mereka
Bunda : yaudah bunda Cuma ingetin. Abang pulangnya hati hati ya. Assalamualaikum.
Azka : iya, Bun. waalaikumusalam.
"Loh Zira sama Azka kemana?" ucap Geva dengan membawa satu kantong minuman. Beberapa saat setelahnya Azka datang sendiri menghampiri Geva.
"Zira kemana, Gev?" tanya Azka."Lah tadi kan sama lo, Ka." Ucap Geva.
"Gue tadi abis angkat telpon dari bunda, dia masih ada." Jawab Azka.
"Yaudah yaudah lo cari ke sana gue cari ke sebelah sana." Ucap Geva.
Beberapa menit mereka mencari namun Zira belum mereka temukan, mereka kembali ke tempat dimana tadi mereka bertemu.
"Gimana ketemu?" tanya Geva.
"Gak, lo sendiri?" tanya Azka.
"Kalau gue ketemu gak mungkin gue sendiri kesini kali, Ka." Ucap Geva.
"Kemana sih tuh bocah nyusahin aja, ini udah mau sore juga. Pasti nanti di marahin bunda." oceh Geva.
Saat sedang memikirkan kemana perginya Zira, sesuatu tidak sengaja menimpa kepala Geva, membuatnya ngeluh sakit.
"ADUH!"
Kedua sahabat itu mengalihkan pandangannya ke atas pohon, melihat seorang gadis yang sedang memakan buah sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
"ASTAGA DEMI TUHAN, TURUN GAK LO SINI." Ucap Geva dengan emosi.
"Gak mau, wlee." Jawab Zira dengan menjulurkan lidah dan kembali memakan buah yang ada di pohon itu.
"Turun, atau gue tinggal." Ucap Azka.
"Iya deh iya, tangkap ya." Tanpa aba-aba Zira melompat dari pohon untung saja Azka sigap untuk menangkap tubuh mungil Zira.
"Udah kali gak lagi main film kita ini, gak usah adegan pandang-pandangan juga." Ucap Geva sambil menatap Azka dan Zira dengan sebal.
"Turun." Ucap Azka.
"Gak mau gedong dong, nanti Zira kasih buah nih." Ucap Zira memamerkan buah yang ada di tangannya.
Azka memutar kedua bola matanya tanpa dan aba-aba Azka melepaskan gendongannya membuat Zira mengaduh sakit pada bokongnya yang mendarat di tanah dengan keras.
"Gapapa lo, Ra?" tanya Geva.
"Aman." Ucap Zira.
Beberapa saat setelah itu mereka kembali duduk dan sesekali tertawa bersama hingga menampakan matahari yang akan terbenam. Mereka merebahkan dirinya di rerumputan sambil menikmati angin sore yang sejuk.
"Gue gak bisa sekolah bareng kalian." Ucap Azka.
"Lah kenapa gitu?" tanya Geva sambil bangun dari tidurnya.
"Ayah gue baru aja buka perusahaan di Itali, gue sama bunda harus ikut ayah ke sana karena ayah bakal tugas di itali cukup lama" ucap Azka.
"Kapan Azka berangkat?" tanya Zira juga ikut bangun dari tidurnya.
"Besok." Jawab Azka.
"Loh dadakan banget, Ka. Kenapa lo gak bilang dari lama. Kenapa lo baru bilang pas lo mau berangkat besok?" ucap Geva dengan emosi.
"Sorry, gue harap lo datang besok pagi jam sepuluh di rumah gue sebelum berangkat." Ucap Azka.
"Azka gak lama kan disana nya?" tanya Zira.
"Bunda bilang tigak sampai empat tahun, kemungkinan." Jawab Azka.
"Lama bangetttt." Ucap Zira dengan sedih.
"Yaudah ayo pulang udah mau gelap, kasian Azka besok mau berangkat pagi nanti ketinggalan pesawat." Ucap Geva.
Mereka pergi mengambil sepeda masing-masing yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat berkumpul tadi, rumah Zira yang letaknya di tengah-tengah di antara mereka dan rumah Azka yang cukup jauh dari rumah Geva termasuk danau itu. Sesampainya di gang komplek rumah Geva mereka berpamitan dan berpisah.
"Lo hati-hati ya, Ra." ucap Geva.
"Iya Geva juga ya, Zira pulang dulu. Bye" ucap Geva.
Geva mulai mengayuh sepedanya memasuk komplek perumahan, Azka dan Zira mulai mengayuh kembali sepedanya.
"Azka" panggil Zira sambil mengayuh sepedanya.
"Kenapa?" tanya Azka masih fokus mengayuh sepeda.
"Nanti kalau Zira kangen pengen ketemu Azka gimana, nanti kalau Zira butuh Azka gimana, terus kalau Zira pengen cerita ke Azka gimana. Ko Azka tegak sih tinggalin Zira sendiri." Celoteh Zira dengan suara bergetar sambil mengayuh sepedanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒜 𝒵 𝒵 𝑅 𝒜
Teen FictionCerita kedua dari ALAN B'S kisah tentang anak dari Alan bramastha dan kayara gramantha. Azka Maharvin Bramastha anak sulung dari Alan dan Kayara. Terbilang anak yang pintar, pendiam namun punya hati yang baik. Sekarang Azka sudah menginjak usia ti...