Malam itu setelah Geva berpamitan pulang, Zira menemukan sebuah amplop coklat di atas meja ruang tamu, rumah terlihat sepi tanpa penghuni. Biasanya jika sudah larut seperti ini ayahnya akan berada di ruang kerja dan ibunya pasti sudah tertidur. Keluarga Zira tidak memiliki ART yang 24 jam di rumahnya mereka akan pulang pukul 7 malam dan kembali lagi pukul 4 pagi. Zira mengambil amplop itu lalu membuka isi dari amplop tersebut, Zira membaca semua isi dari surat itu. Saat sedang membacanya sang ayah keluar dari ruangan kerja.
“Kak?” panggil ayahnya.
Zira terdiam mematung sambil meremas amplop coklat itu dan menatap ayahnya dengan air mata yang sudah tidak terbendung lagi. Zira menjatukan amplop tersebut dengan kasar lalu berlari masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
“ZIRA.” Panggil sang ayah yang mengejar Zira dan mengetuk
pintu kamarnya.“Elzira buka pintu nya.” Teriak Depa sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar zira.
“Setelah ini gue harus pergi kemana, nenek dan kakek udah gak ada. Gue benci banget sama nasib gue, kalau tau akhirnya gue lahir cuma buat jadi anak broken home gue milih buat gak lahir.” ucap Zira dengan lirih.
“Elzira buka pintu nya.” Teriakan Depa terdengar jelas di kamarnya.
“Ini semua salah lo, kalau lo gak selingkuh elzira gak akan terpuruk kaya gini.” Ucap Zella yang keluar kamar karena mendengar teriakan dari Depa.
“Stop tuduh gue, gue gak pernah ada main sama cewek lain.” Jawab Depa.
“Cih, sampai kapan lo ngelak terus. Cewek sampah lo itu hamil anak lo. Anak lo!!!” teriak Zella.
Mendengar pertengkaran kedua orang tuanya membuat zira semakin tertekan berada di dalam rumah, dia benar-benar sudah tidak tahan untuk mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya. Sejak hari itu Zira sangat berubah dari gadis yang ceria, penurut dan manja itu. Sekarang menjadi gadis yang keras kepala, dingin, dan pemarah.
“Azka bawa Zira pergi.” Lirihnya sambil menatap poto masa kecil bersama Azka.
💫✨ AZZRA ✨💫
“Pasien kekurangan banyak darah, saya mohon untuk segera menghubungi pihak keluarga. Karena stok darah AB di rumah sakit ini sedang kosong.” ucap dokter itu kepada gadis di depannya.
“Baik, dok. Tapi bagaimana kondisinya saat ini?” tanya-nya.
“Jika pasien cepat dapat pertolongan darah kemungkinan dia akan pulih, tapi jika donor darah itu tidak ada kemungkinan pasien akan saya pindahkan ke ruang ICU.” Jawabnya.
Zeiva benar-benar kebingungan bagaimana dia bisa mneghubungi keluarga Geva, sedangkan dia tidak menyimpan nomor keluarga Geva satupun, termenung beberapa saat Zeiva mendengar suara dari ponsel milik Geva terlihat notif panggilan itu dari ibunya. Zeiva mulai mencatat nomor ponsel itu lalu menghubungi nya.
“Ayo dong tan, jawab.” Ucap Zeiva.
Bunda Geva Ringging
Bunda Geva : selamat malam dengan siapa?
Zeiva : malam tante, saya Zeiva teman dari Geva
Bunda Geva : Nak, apa kamu bertemu dengan Geva. Sejak tadi dia belum pulang Zira sangat sulit di hubungi apa kamu sedang bersama Geva?
Zeiva : Iya tante, Zei lagi sama Geva. Tapi….
Bunda Geva : tapi apa nak?
Zeiva : Geva berada di rumah sakit
Bunda Geva : Astaga, rumah sakit apa tolong share loc rumah sakitnya
Zeiva : iya tante nanti Zeiva share loc
Setelah panggilan itu berakhir Zeiva mengirimkan share lokasi kepada Annya ibu dari laki-laki yang sedang terbaring dengan wajah yang penuh lebam, Zeiva juga sudah berulang kali juga menghubungun Zira namun tak kunjung ada respon apapun seperti chat, telpon tidak ada sama sekali Zira balas. Zeiva masuk kedalam ruangan Geva. Zeiva mendekati Geva dengan tangan kirim yang terbungkus perban begitu juga dengan kakinya.
“Lo emang nyebelin, tapi gue gak bisa liat lo kaya gini, Gev.” Ucap Zeiva duduk di samping brankar Geva.
“Orang tua lo sebentar lagi sampai, gue harap lo lebih kuat lagi. Gue gak mau lo kenapa-kenapa.” Ucap Zeiva.
Zeiva mengelus rambut Geva, hari sudah mengnujukan pukul 4 pagi, Zeiva tertidur di samping brankar Geva, Annya sejak tadi sudah membangunkan Zeiva namun gadis itu sepertinya kelelahan hingga sulit untuk di bangunkan. Tepat pukul 8 pagi nanti Geva akan menerima donor darah dari sang ayah. Kebetulan ayahnya memiliki jenis golongan darah yang sama yaitu AB.
Pukul 5 pagi Zeiva terbangun dan yang dia laihat saat membuka wajahnya adalah wajah Geva yang penuh dengan lebam yang membiru. Zeiva menghela nafas panjang lalu membenarkan posisi duduknya.
“Gue kira semalem itu cuma mimpi buruk gue.” Jawab Zeiva.
“Makasih ya, Nak. Sudah menemani Geva dan membawanya ke rumah sakit dengan segera.” Ucap Annya mendekati Zeiva.
“Maaf tante, Zei ketiduran.” Ucap Zeiva berdiri dan mempersilahkan Annya untuk duduk di samping brankar Geva.
“Tidak masalah, justru tante yang berterima kasih banyak sama nak Zei.” Jawab Annya.
“Sama-sama tante.” Ucap Zeiva.
Sambil mengelus rahang sang anak Annya mulai bercerita.
“Geva itu anak paling muda di antara Azka dan Zira, dia anak Tunggal kami. Namun, ayah dari zira meminta Geva untuk menjaga anak gadisnya itu. Dengan senang hati Geva mengiyakan tawaran dari ayah Zira. Jujur tante selalu khawatir karena bagaimana pun seorang ibu tidak mau anaknya ada di lingkup bahaya. Meskipun umurnya terbilang masih muda Geva itu udah seperti abang nya Zira yang selalu khawatir dan gak mau hal buruk apapun menimpa Zira. Sampai dia rela terluka buat lindungi Zira.” Ucap Annya yang sudah sejak kapan air matanya jatuh menatap anak satu-satu nya terbaring lemas di ruangan yang serba putih itu .
“Zei, turut sedih dengan musibah yang Geva alami saat ini tan. Apa pendonor sudah di temukan?” tanya Zeiva.
“Sudah, ayahnya sendiri yang akan mendonorkan darahnya.” Jawab Annya ibu Geva tersebut.
“Kamu tidak ingin pulang, apa orang tuamu tidak mencari mu?” tanya Annya.
“Zei sudah izin buat temenin Geva, boleh kan tante Zei temenin Geva sampai dia siuman?’ tanya Zeiva.
“Boleh, terima kasih ya.” Ucap Annya.
“Lo masih anak kecil, Gev. Kenapa pegang tanggung jawab sama Zira sebesar itu? Gue gak habis pikir gimana kalau sampai suatu saat Zira kenapa-kenapa Dan lo yang di salahkan.” Batin Zeiva.
Tepat pukul 8 pagi donor darah pun di lakukan di ruangan tersebut, Annya adalah seorang dokter, tapi dia seorang dokter kandungan. Jadi untuk urusan seperti ini Annya menyerahkan kepada dokter lain untuk menyembuhkan anaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/344585850-288-k709866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒜 𝒵 𝒵 𝑅 𝒜
Novela JuvenilCerita kedua dari ALAN B'S kisah tentang anak dari Alan bramastha dan kayara gramantha. Azka Maharvin Bramastha anak sulung dari Alan dan Kayara. Terbilang anak yang pintar, pendiam namun punya hati yang baik. Sekarang Azka sudah menginjak usia ti...