Keberangkatan Azka (2)

40 30 21
                                    

💫✨Sebelumnya💫✨

“Abang bilang yang sopan bicara sama Bang Ezza.” Ucap Kayara

“Maaf, Bun.” Ucap Azka, sedangkan Ezza sudah menjulurkan lidah meledek Azka.

Setelah itu mereka mulai berjalan menuju pesawat Ezza memberikan lambaian perpisahan untuk Alan, Kayara dan juga Azka. Ezza melihat dari dalam jendela yang sudah langsung tertuju pada pesawat yang akan Alan dan keluarga nya tumpangi. Saat pesawat akan take off Zira dan Geva berlari menuju jendela dimana ada Ezza.

💫✨ AZZRA 💫✨

“AZKA!!!” teriak Zira dari dalam ruangan membuat beberapa orang menatap Zira, begitu juga dengan Ezza yang mendengar nama Azka disebut.

“Loh, kalian ngapain disni, terus kesini naik apa, sama siapa?” tanya Ezza

“Sama Pak Herman, Bang.” Jawab Geva.

“Astaga, Azka dari pagi nungguin kalian. Kemana aja?” tanya Ezza.

“maaf bang, lo tau dari rumah gue ke rumah Zira terus kerumah Azka pake sepeda itu hampir satu jam, gue sama Zira juga udah ngebut tapi kecepatan sepeda ga bisa di harapin.” Ucap Geva panjang lebar.

“Azka….” Lirih Zira, Ezza menghampiri Zira lalu memeluknya.

“Zira belum ketemu Azka, Bang….” UCAP Zira dengan suara tangisnya.

“Nanti Azka pasti ngabarin lo, Ra.” Ucap Ezza.

Ternyata sahabat lo peduli dan sayang salam lo, Ka.” Ucap Ezza dalam hatinya.

“Ayo pulang bareng Abang aja, nanti Abang belanjain Mcd deh.” Ucap Ezza. Zira masih dengan raut yang sedih membuat Ezza bingung untuk membujuknya.

“Nanti Zira boleh beli apa aja yang Zira mau di sana, gimana. Tapi jangan sedih lagi. Oke?” ucap Ezza lalu Zira mengangguk lesu.

Di parkiran Ezza bertemu dengan Pak Herman, Ezza menyuruh Pak Herman untuk pulang ke rumah terlebih dulu karena Ezza akan pergi keluar sebentar dengan Geva dan Zira.

💫✨ AZZRA 💫✨

Di dalam pesawat Azka duduk bersama ibunya sedangkan ayahnya duduk di kursi belakang mereka. Azka menggunakan earphone-Nya semata-mata hanya untuk mengurangi suara dari beber apa orang, setidaknya dengan cara itu Azka dapat merasakan sedikit ketenangan, meskipun masih terdengar samar-samar orang mengobrol.
Kayara melihat sang anak yang ada di sampingnya sedang menutup mata hanya bisa tersenyum tipis.

Di tempat lain, Ezza menuruti permintaan Zira untuk bermain di tame zone mall, Zira juga sudah kembali tersenyum dan menikmati permainan yang ada disana bersama Geva dan Ezza. Saat sedang asik bermain ponsel milik Ezza berdering menampilkan satu nama disana.

Bang Depa Is Call

Ezza: “hallo bang, apa kabar nih?”

Depa: “Zira ada sama lo?”

Ezza: “ada nih, kalau lo mau anak lo balik transfer ke rekening gue lima miliar”

Depa: “gak usah becanda an**ng, anak gue ada sama lo gak?”

𝒜 𝒵 𝒵  𝑅 𝒜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang