Anak ke dua (2)

13 4 0
                                    

💫✨Sebelumnya💫✨

“Kunci apa?” tanya Geva.

“Lo liat aja nih ukiran di kuncinya.” Zira memberikan kunci itu kepada Geva.

ARESTO.

💫✨ AZZRA ✨💫

Ukiran di kunci itu masih terlihat jelas. berusaha keras memikirkan nama yang sempat familiar di ingatannya. Beberapa saat Geva termenung mengingat di mana dia pernah membaca juga nama tersebut.

“Gue inget, Ayah gue punya jaket dengan lambang gagak dan bertuliskan Aresto.” Ucap Geva.

“Lo bisa dapet kunci ini dari mana?” tanya Geva.

“Ruang kerja bokap.” Jawab Zira.

“Gila lo, om Depa tau?” tanya Geva.

“Gak lah, yang ada gue di marahin habis-habisan kalau dia sampai tahu gue yang ambil nih kunci.” Jawab Zira.

“Terus lo mau apain sama, nih kunci?” tanya Geva.

“Gue mau ke rumah Azka dan tanyain ini sama bang Ezza.” Jawab Zira dengan santai.

“Gue gak mau lo sampai kena masalah sama bokap lo karena masalah ini kunci.” Ucap Geva dengan raut wajah yang khawatir.

“Ya lo jang cepu sama bokap gue, pokoknya lo temenin siang ini kita ke rumah Azka.” Ucap Zira.

“Iya-iya,” jawab Geva.

Mereka pulang dengan perasaan Zira yang penasaran denga napa itu Aresto, karena sejak dulu Zira selalu melihat di dalam ruang kerja sang ayah banyak sekali poto, poster dan salah satu poto yang di kalungi bunga bertuliskan Nemo. Sudah berulang kali Zira menanyakan itu kepada Depa namun berakhir Depa memarahinya karena diam-diam masuk ke ruang kerja tanpa izin. Begitu pun dengan Zella ibunya itu sangat acuh dan tidak peduli setiap kali Zira menanyakan apa itu Aresto.

Sebaliknya, Geva sangat kahwatir akan hal kedepannya dengan Zira kerena memiliki kunci Aresto, Geva baru teringat setelah mengantar Zira pulang Aresto adalah geng motor yang dulu pernah ayahnya ikuti. Namun, ayah dan ibunya berpesan untuk tidak mencari tahu lebih dalam tentang apa itu Aresto.

Menjelang sore Zira sudah berulang kali menghubungi Geva. Namun laki-laki itu tidak menjawab pesan ataupun telponnya terpaksa Zira menelpon Annya ibu dari Geva.

📞 Tante Annya Ringing

Zira :Siang tante, lagi di rumah atau rumah sakit?

Annya : Di rumah aja nih, Ra. Kenapa tumben telpon tante?

Zira : Geva ada di rumah?

Annya : Ada, Kayanya sih tidur.

Zira : Yah, padahal Zira mau minta anter sama Geva.

Annya : Oh sebentar kalau gitu tante bangunin dulu Gevanya, ya.

Zira : Makasih ya, tante Annya.

Annya : Iya sama-sama, kalau gitu tante matiin telponnya ya.

Setelah Annya mematikan sambungan telpon padanya. Zira menghubungi Ezza menanyakan apakah ada di rumah Azka atau di rumah kakek Azka. Lama menunggu balasan dari Ezza sampai Geva sudah tiba di rumah Zira dengan membawa motor Vario hitam.

𝒜 𝒵 𝒵  𝑅 𝒜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang