Kini Zira sudah menginjak di bangku kelas sembilan semester akhir dan besok adalah hari kelulusan mereka. Saat ini Zira sedang membantu Zeiva memilihkan dress untuk pesta wisuda besok. Sudah hampir dua jam Zira mengelilingi mall dan masuk ke dalam satu persatu jenis pakaian. Zeiva sudah mencoba beberapa dress namun belum ada yang cocok dengan dirinya.
"Bantu pilihin dong, Ra." Pinta Zeiva yang sudah pusing dengan jenis dress.
"Ogah, suruh siapa lo beli baju mepet gini." Jawab Zira dengan santai sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Jahat banget, ikut gue sini." Zeiva menarik Zira ke barisan mini dress.
"Coba lo pilih mana yang paling cocok buat graduation nanti?" tanya Zeiva sambil menunjukan deretan mini dress.
"Lo yakin?" tanya Zira.
"Emang kenapa?" Zeiva balik memberikan pertanyaan kepada Zira.
"Ya lo gila, mau hadirin acara graduation atau ke bar. Mini banget pilihan dress-nya" jawab Zira.
"Keknya ini cuma selutut deh, Ra. Gak terlalu mini." Jawab Zeiva.
"Aurat astgfirullah, Zei. Yang ada lo nanti jadi pusat perhatian." Jawab Zira.
"Segini masih normal sih, Ra. Udah pilihin aja bagus yang putih atau yang coklat?" tanya Zeiva.
"Item." Jawab Zira.
"Item terus lo mah, udah lah gue pilih yang putih ini aja." Zeiva membawa dress putih kearah meja kasih.
"Yaudah sih, gue cuma ngasih pendapat, salah mulu heran." Ucap Zira sambil mengikuti Zeiva kearah meja kasir.
Ditempat lain, Geva dan Ezza sedang menuju ke suatu daerah yang tidak remain akan penduduk dan lebih dominan dengan hutan. Setibanya di sebuah Gedung tua yang terbengkalai. Geva memberikan kunci kepada Ezza yang sempat dia pinjam beberapa waktu lalu dari Zira. Saat pintu itu di buka terlihat barang-barang yang di tutupi oleh kain putih yang sudah berdebu. Kalau kalian bertanya dari mana Ezza tahu tempat ini sudah jelas saat kelas delapan SMP dia pernah mencuri kunci itu dari ruangan Alan.
"Aresto itu Gudang, bang?" tanya Geva membuka suara.
"Bukan." Jawab Ezza sambil menarik salah satu laci di ruangan tersebut.
"Bekas pabrik?" Geva bertanya kembali.
"Bukan." Jawab Ezza sambil memberikan satu buku besar kepada Geva.
Saat Geva membuka lembar demi lembar ternya banyak poto-poto Kumpulan ayahnya saat masih SMA bersama degan teman-temannya.
Saat sedang menggelilingi tempat tersebut, ponsel milik Geva berdering terlihat panggilan dari Zira. Sebisa mungkin Geva terlihat biasa saja. Karena Ezza berpesan untuk tidak memberi tahu keberadaannya saat ini kepada Zira.
📞 Zira Call
Zira : Gev, dimana?
Geva : Di rumah, kenapa?
Zira terdiam saat mendengarkan jawab dari Geva
Geva : Ra?
Geva : Kalau gak ada apa-apa lagi gue tutup telponnya
Zira : Lo gak lagi bohongi gue kan, Gev?
Geva : e-e-e-.....
"Zira, ko gak di minum?" tanya Annya saat Zira sedang menelpon dengan Geva
"Eh iya tante, nanti Zira minum" jawab Zira
Geva : Bisa gue jelasin, Ra
Zira : Share lock

KAMU SEDANG MEMBACA
𝒜 𝒵 𝒵 𝑅 𝒜
Novela JuvenilCerita kedua dari ALAN B'S kisah tentang anak dari Alan bramastha dan kayara gramantha. Azka Maharvin Bramastha anak sulung dari Alan dan Kayara. Terbilang anak yang pintar, pendiam namun punya hati yang baik. Sekarang Azka sudah menginjak usia ti...