ARESTO

8 2 0
                                    

Bell sekolah berbunyi semua guru keluar dari kelas di ikuti dengan murid yang menggendong tas karena waktu sudah pukul 4 sore. Zira bertemu dengan Zeiva dan Geva  di koridor sekolah yang sedang berjalan ke arahnya.

"Risih Geva, gak usah kaya monyet deh gloyotan di pundak gini." kata Zeiva menyingkirkan tangan Geva dari pundaknya.

"Habis ini kumpul kaya biasa, ajak yang lain juga." ucap Zira

"Lo gak kerja malam ini?" tanya Zeiva yang di jawab oleh Zira dengan gelengan kepala saja.

"Perlu bawa jaket nya?" tanya Geva

"Bawa aja kalau emang lo bawa." jawab Zira

"Gue ambil di loker dulu kalau gitu, tunggu di sini." Geva berlari menuju loker kelas IPS 2.

Setelah mengambil jaketnya Geva berpapasan dengan Azka dan Arsenio di koridor, mereka berjalan bersama ke tempat dimana Zira dan Zeiva menunggunya.

"Ayo pulang." ucap Arsenio pada Zeiva

"duluannya.." Zeiva melambaikan tangan pada teman-temannya sambil mengikuti langkah Arsenio dari belakang.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Azka

"Ojol mungkin kalau lo gak mau anter gue sih." jawab Zira

"Yaudah ayo." lalu Azka berlalu pergi di susul dengan Zira.

"Jangan lupa kabarin yang lain, gue pulang dulu." ucap Zira sebelum menyusul Azka yang sudah hilang dari pandangannya. Zira menyusul Azka keparkiran dengan berlari.

"pake helm lo." ucap Azka pada Zira yang sudah ada di hadapannya dengan keringat yg sudah membasahi wajahnya.

"Gak bisa" jawabnnya, Azka memasangkan helm kepada Zira tidak lupa dengan mengancingnya dan merapikan sedikit rambutnya yang basah terkena keringat.

"Makasih." Zira masih memandangi wajah Azka 

"hm, naik." ucap Azka.

Azka membawa motornya dengan hati-hati dan masih di batas normal membelah kota jakarta di sore hari yang begitu macet. Beberapa kali Zira meminta berhenti untuk sekedar ke minimarket  membeli beberapa cemilan. Seperti sekarang mereka belum sampai rumah padahal sudah masuk jam 6 sore. Mereka berdua berhenti di warung pecel lele yang sudah tidak jauh dari apartemen Zira.

Dilain tempat Geva dan yang lainnya sedang berkumpul di markas Aresto, di sana sudah banyak kardus-kardus yang bertumpuk berisikan bahan makanan, buah dan lainnya. Geva melirik jam sudah pukul 6 sore. Namun, Zira belum juga datang ke markas sedangkan yang lain sudah sejak tadi berada di markas bahkan Ovan sudah tertidur pulas menunggu kedatangan Zira.

"Makasih ya Azka." jawab Zira sambil memegang helm yang sudah di lepaskan dan tersenyum manis pada Azka.

"lo kerja hari ini?" tanya Azka

"Nggak, hari ini cafe izin in aku libur, aku juga cape mau istirahat pegel-pegel." jawab Zira

"Oh, yaudah nanti malem gue bawain obat buat lo." ucap Azka

"EHH GA, ga usah Azka, Zira mau tidur cepet malam ini." jawabnya. lalu Azka mengangguk dan menutup kaca helmnya, pergi meninggalkan Zira yg masih berdiri disana.

"Ga pamit, ga izin dulu langsung pergi dasar Azka!!" ucap Zira saat motor milik Azka sudah tidak terlihat lagi dari pandangannya.

"Atas nama Elzira Mervelio?" tanya seseorang dengan jaket berwarna hijau

"Iya betul," Zira sudah sejak tadi memsan ojek online untuk mengantarnya ke markas Aresto.

"Ohh, udah bawa helm sendiri yaudah naik mba." ucap supir ojek tersebut.

𝒜 𝒵 𝒵  𝑅 𝒜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang