Between Angel and Devil (Doyoung x Junkyu - Yoshi)

1K 92 13
                                    

Disini Doyoung itu cewek ya, kalo gak suka skip aja.
No hate buat Wonyoung sama Yeonjun yang jadi villain disini.

Selamat membaca ☺️
.

.
.
Menjadi gadis miskin dan biasa saja sudah Doyoung jalani selama ini, dia bukan berasal dari keluarga kaya, ayahnya yang seorang tentara angkatan laut sudah meninggal lama. Ibu Doyoung bekerja menjadi pembantu di rumah keluarga konglomerat, dengan begitu saja Doyoung bisa hidup dan sekolah selayaknya gadis lainnya.
Akan tetapi, sebuah kecelakaan besar terjadi mengubah hidup Doyoung. Ibunya tidak sengaja memecahkan sebuah vas mahal di ruang tamu keluarga konglomerat tersebut. Karenanya, kini Doyoung harus bekerja membayar hutang ibunya yang berjumlah ratusan juta, dengan mengikuti nona di tempat ibunya bekerja.
Nona itu adalah Wonyoung, dia gadis yang sangat cantik, memiliki segalanya, dia juga memiliki seorang kekasih tampan yang menjadi pujaan para gadis.
Hidup Wonyoung, berkebalikan jauh dengan hidup Doyoung.
Wonyoung memutuskan Doyoung harus masuk ke sebuah agensi model dan artis, berhubung Doyoung memiliki tubuh tinggi, sekitar 170 cm, sudah keturunan dari ayahnya. Wonyoung membuat Doyoung menderita dengan menelan pil diet, olah raga, hanya agar tubuhnya makin kurus.
Doyoung tidak gemuk, dia memiliki berat badan yang cukup ideal untuk ukuran 170 cm, namun terimakasih pada Wonyoung, kini Doyoung berat badannya telah turun menjadi 48 kg, dia sangat kurus dan selalu kehilangan energi.
Wonyoung tidak pernah baik, dia selalu memberi banyak pekerjaan yang membuat Doyoung  tak perlu lagi menelan pil diet karena semua pekerjaan itu sudah membuatnya kurus secara otomatis.
Selain itu, Wonyoung membuat Doyoung belajar menari dan bernyanyi, hingga tidak ada waktu untuk dirinya sendiri selain di sekolah, karena Doyoung sekolah di sekolah biasa saja, bukan sekolah elit seperti sekolah Wonyoung.
Sudah dua tahun sejak kelas tiga SMP Doyoung melakukan berbagai pekerjaan atas suruhan Wonyoung. Kini agensi memutuskan agar Doyoung ikut line up debut menjadi girlgrup bersama dengan Wonyoung.
Wonyoung pun marah-marah, dia memukuli Doyoung setelah sampai di rumahnya saat ibunya Doyoung dan orang tua Wonyoung tidak ada.
Doyoung yang selalu makan sedikit dan tidak memiliki banyak energi tidak bisa melawan sama sekali, dia pun pingsan setelah dipukuli.
Namun, saat Doyoung terbangun, dia sudah berada di dalam kamarnya sendiri.
“Siapa yang mengangkatku kemari?” gumam Doyoung.
BRAK
Pintu kamar Doyoung terbuka, Wonyoung yang marah muncul lagi seperti mimpi buruk, padahal Doyoung sudah bangun.
Kembali Wonyoung mendekat ingin memukuli Doyoung, tapi sebuah tangan kekar menghalangi gadis kaya tersebut.
“Kak Junkyu, berhenti! Biarkan aku memukulnya!”
“Jangan pukuli anak pembantumu lagi, Wonyoung! Dia tidak salah!”
Setelah itu Junkyu, kekasih sekaligus tunangan Wonyoung pun pergi membawa Wonyoung, sebelumnya dia sempat tersenyum pada Doyoung juga.
Alasan Wonyoung marah-marah hingga memukuli Doyoung bukan hanya karena Doyoung masuk line up debut, tapi juga karena beberapa penggemar banyak yang menyukai Doyoung, bahkan beberapa pelatih mengagumi kemampuan Doyoung.
Kemudian kecantikan Doyoung juga sempat viral di internet.
Wonyoung tidak menyukai itu.
Doyoung pun tersenyum, dia tidak bisa terus-terusan menjadi bayang-bayang bagi Wonyoung, Doyoung harus bangkit.
“Aku akan membuatmu menderita sama spertiku Wonyoung, akan ku rebut kekasihmu yang tampan itu!”
Saat itu, Doyoung tidak tahu, jika kekasih Wonyoung sebenarnya adalah anak dari seorang mafia yang sangat ditakuti.
Kim Junkyu.
***
PLAK
Diinjak-injak oleh orang yang lebih berkuasa sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Doyoung. Dia adalah gadis cantik dengan tubuh indah dan aura bintang yang luar biasa, wajahnya yang sangat cantik hingga terlihat tidak nyata selalu menjadi perhatian orang-orang.
Akan tetapi, Doyoung hanyalah bidak catur yang siap dibawa kesana-kemari oleh orang-orang berkuasa ini.
Wonyoung yang barusan memukul Doyoung kini menatap Doyoung  dengan tatapan kesal, “Apa hanya wajahmu saja yang cantik? Kamu sengaja terlihat lebih hebat dariku kan tadi? Kau tidak tahu aku kesal dan masih saja melanjutkannya?” cerca Wonyoung.
“Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan, aku hanya disuruh melakukan siaran live denganmu, melakukan dance cover, aku bahkan selalu ada dibelakang kalian” ucap Doyoung.
“Berhenti berlebihan, Wonyoung, dia lebih bagus darimu itu bukan salahnya” sahut Yuna, orang ketiga yang ikut melakukan siaran langsung, juga merupakan line up debut girl grup Ss ent.
“Tapi dia belum boleh menampakkan wajahnya, belum boleh mencolok karena perusahaan ingin menyimpannya” ucap Wonyoung.
“Oke, lalu? Dia mendapat perhatian kecil hanya karena menari lebih bagus saja, harusnya kamu introspeksi diri –”
“Yuna, kenapa kamu membelanya?”
Yuna terdiam, dia sudah muak dengan Wonyoung yang seenaknya sendiri. Memang tingkah laku Yuna dan Wonyoung sama saja, keduanya suka perhatian, sangat senang saat orang-orang memperhatikan mereka.
Namun, bukan berarti Yuna seperti Wonyoung yang suka memukul orang seenaknya hanya karena status yang lebih rendah.
Doyoung adalah putri dari salah satu pengurus rumah Wonyoung. Keluarga Doyoung  sendiri mengalami kebangkrutan sejak ayah Doyoung  yang seorang angkatan laut meninggal.
Uang pensiun?
Semuanya diambil oleh nenek Doyoung, hanya menyisakan sedikit untuk Doyoung saja, itulah kenapa ibunya Doyoung bekerja menjadi pengurus rumah Wonyoung. Bukan pekerjaan pembantu biasa, tapi pekerjaan mengurus dan mengarahkan para pembantu di rumah besar Wonyoung.
Suatu hari, sebuah guci mahal jatuh, ibu Doyoung yang bertanggung jawab atas itu. Wonyoung yang tidak terima meminta ibunya Doyoung untuk membuat Doyoung  bekerja juga untuknya.
Jadilah Doyoung dilatih menjadi trainee di SS entertaiment, membantu Wonyoung ini dan itu. Sebenarnya Wonyoung memasukkan Doyoung di SS ent hanya karena dia ingin Doyoung  menjadi pembantunya selama di agensi.
Namun, karena kecantikan dan bakat Doyoung, beberapa produser menyukainya dan menaruh Doyoung untuk menjadi line up debut girl grup baru SS ent yang telah disiapkan dengan sangat matang.
Dari situ perlakuan Wonyoung semakin semena-mena pada Doyoung, membuat Yuna yang biasanya satu server dengan Wonyoung saja jadi muak dibuatnya.
“Aku sudah muak denganmu ya, Doyoung juga manusia, terlepas dari apakah ibunya bekerja di rumahmu atau tidak, kamu tidak berhak semena-mena terhadapnya!”
Pintu ruang latihan yang mereka jadikan tempat siaran live terbuka, gadis cantik lain muncul membawakan beberapa makanan dan minuman.
“Kamu lama sekali sih? Aku sudah kehilangan selera untuk memakannya!” sambar Wonyoung, pada Sullyoon  yang baru masuk, tidak tahu apa-apa tapi dia kena semprot juga.
“Ada apa ya?” tanya Sullyoon  bingung.
“Tsk! Makan saja semuanya sendiri bersama Doyoung yang sama rendahannya denganmu!” Wonyoung mendorong bahu Sullyoon  agak keras, tapi untungnya ada Yuna yang sigap membantu Sullyoon .
Wonyoung yang kesal pun pergi dari tempat itu, perasaannya sudah sangat buruk, lebih baik dia pergi dan menenangkan diri.
“Wonyoung tunggu!” Yuna pun mengejar Wonyoung.
Sementara itu Doyoung yang mati-matian menahan diri untuk tidak meledak dan marah pada Wonyoung, kini mencoba tersenyum pada Sullyoon .
“Kau baik-baik saja Yoon?” tanya Doyoung.
Sullyoon  tersenyum kecil, lalu mengangguk, “aku baik, bagaimana siaran langsungnya?”
Doyoung menggeleng, “semua berjalan buruk, padahal aku sudah menutupi wajah dan rambutku dengan topi, tapi Wonyoung masih marah saja” ucap Doyoung.
Sullyoon  menepuk bahu Doyoung, menatap Doyoung dengan tatapan prihatin, “kamu kuat sekali karena tidak marah diperlakukan seperti itu.”
“Aku tahu diri, aku tidak sebanding dengan dia, aku hanya gadis miskin yang datang kemari karena dia, jadi... ku rasa aku tidak berhak marah.”
Sullyoon  tersenyum sedikit lebar lalu menunjukkan makanan dan minuman yang dia beli, “mau makan denganku? Bagaimana jika makan di atap?” usul Sullyoon .
Doyoung mengangguk, “boleh juga.”
Dua gadis itupun pergi ke atap gedung SS ent yang memiliki taman mini dan beberapa bangku dan meja. Biasanya dipakai untuk bersantai atau memakan camilan, seperti yang Doyoung dan Sullyoon  lakukan.
“Jika kamu tidak tahan dengan Wonyoung, kenapa tidak pergi saja? ibumu pasti bisa mencari kerja di tempat lain bukan?” tanya Sullyoon .
Doyoung menggeleng, “tidak bisa semudah itu, ibuku berhutang pada keluarga itu, kami tidak bisa membayarnya, bahkan aku masuk agensi ini saja dibayari oleh Wonyoung, jadi hutang kami bertumpuk.”
“Aneh sekali, padahal jika kamu mendapat perhatian dan orang-orang menyukaimu, kamu akan mendapat banyak pekerjaan dan uang, jadi kamu bisa membayar Wonyoung kembali, harusnya dia senang dong,” ucap Sullyoon , masih tidak mengerti dengan sikap Wonyoung.
“Sudahlah tidak perlu dipikirkan...”
“Itu berarti dia hanya ingin menyuruh-nyuruhmu seumur hidup, jika bukan karena pak produser, aku tidak mau dimasukkan satu line up debut dengannya, aku tidak mau satu grup dengannya!”
“Sullyoon ...”
“Habisnya...”
“Jika tidak ada kamu, mungkin aku tidak akan sanggup.”
Sullyoon  mendongakkan kepalanya menatap Doyoung, “kak Doyoung....”
“Hei cantik...”
Kedua gadis cantik itu menoleh pada asal suara, terlihat seorang laki-laki tidak jelas yang menatap mereka dengan tatapan mesumnya.
“Mau apa kau?” Doyoung menatap lelaki itu dengan tatapan tajam.
Lelaki itu adalah sepupu jauh dari Wonyoung, anak dari pemilik agensi, karena itu dia bertingkah semena-mena. Namanya Yeonjun, orang yang beberapa waktu lalu tersandung kasus pembullyan di yutup bersama adiknya. Tapi kasus itu sudah lenyap setelah ayah mereka memberi uang pada media.
Yeonjun sudah memiliki kekasih, tapi saat dia main-main ke agensi, dia suka menggoda perempuan cantik, paling sering adalah Sullyoon , mentang-mentang Sullyoon  anaknya lemah dan penakut.
“Aku hanya ingin mengajak Sullyoon  bersenang-senang, mengajaknya terbang ke surga dunia.”
“Jangan mimpi! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya sedikitpun!”
Yeonjun tertawa keras mendengar ancaman Doyoung, “lucu sekali, kalian berdua bisa ku depak dari perusahaan ini sesuka hatiku tapi masih berani melawan!”
Yeonjun pun mendekat lalu menarik lengan Doyoung, “Hei, lepas!”
“Jika tidak boleh dengan Sullyoon , denganmu saja tidak masalah, tubuhmu sangat bagus!” Yeonjun mengulurkan tangannya untuk menyentuh dada Doyoung.
Tapi belum juga tangan kotor itu sampai, dia sudah tersungkur di lantai beton.
Doyoung terkejut, lalu menoleh pada siapa yang memukul Yeonjun sampai tersungkur seperti itu.
Doyoung  tercekat melihat sosok itu, dia sangat tampan, dengan kulit putih mulus seperti porselen, matanya tajam, bibirnya merah, rahangnya – ASTAGA!
Doyoung buru-buru menundukkan kepalanya saat sosok lelaki tampan tersebut menatapnya.
“Kamu baik-baik saja?” tanya lelaki tampan tersebut, Doyoung hanya mengangguk pelan.
“KAK! Tungguin dong!”
Pemuda tampan lain, Haruto, yang baru sampai di atap kini malah bingung melihat keadaan yang jauh dari perkiraannya.
Ada Yeonjun, senior Haruto dulu di SMP yang tersungkur dengan wajah lebam.
Yoshi, lelaki tampan yang memukul Yeonjun menoleh pada adiknya, lalu tersenyum cerah seolah dia tidak pernah menghajar Yeonjun sampai terkapar di lantai.
Doyoung semakin terpana melihat duality lelaki tampan itu, Yoshi, dari yang sebelumnya seperti harimau yang liar, kini dalam beberapa detik berubah menjadi kucing kecil yang lucu.
Haruto dan Yoshi pergi ke atap karena menurut produser SS ent, orang yang Yoshi cari mungkin ada disana. Yoshi sendiri adalah produser muda yang sedang mengerjakan lagu untuk girl grup baru Ss ent, jadi yang Yoshi cari itu Doyoung dan Sullyoon, sebagai line up debut girl grup barunya.
“Aku sedang mencari Kim Doyoung dan Seol Yoona” ucap Yoshi.
“Itu kami, ini kak Doyoung , aku Sullyoon ” ucap Sullyoon  yang dari tadi hanya memperhatikan.
“Ada apa mencari kami?” tanya Doyoung.
“Berarti kalian ini member dari girlgrup baru SS ent ya?” Yoshi malah balik bertanya.
Sullyoon  dan Doyoung saling bertukar pandang, lalu Doyoung menjawab, “mungkin, kami memang masuk line up debut, tapi belum jelas apakah kami yang akan masuk jadi girlgrup baru.”
“Lebih baik kalian ikut kami, ada pertemuan penting, ayo!”
Entah kenapa Doyoung menjadi gugup.
“Kalian duluan saja, aku akan membereskan makhluk ini” ucap Haruto, sambil menyeret tubuh Yeonjun yang tidak kunjung bangun dari pingsannya.
“Iya, kalau bisa lempar saja dia!” sahut Yoshi.
.
.
.
.
Pertemuannya adalah untuk membahas lagu, kemudian Doyoung dan Sullyoon melakukan rekaman untuk demo. Yoshi sangat puas dengan rap dan vocal Doyoung, dia juga memuji Sullyoon yang mampu melakukan nada tinggi, walaupun vocal rangenya hanya C+. Yoshi yang heran kenapa Doyoung  yang vocal rangenya B, lebih tinggi dari Sullyoon, tidak menjadi main vocal.
Produser SS ent pun menjawabnya, “Ada empat kandidat untuk debut, yaitu Doyoung, Sullyoon, Wonyoung dan Yuna... kalian mengenal Wonyoung dan Yuna kan? satu sekolah dengan kalian, Wonyoung vocalnya cukup bagus, rata-rata lah, dancenya juga bagus, tapi rata-rata juga, namun dia memiliki visual yang menarik. Sedangkan Yuna, dia rapnya bagus, tapi tetap rata-rata, vocalnya bagus, tapi lebih rendah dari Wonyoung. Harusnya Doyoung yang menjadi center grup, tapi Wonyoung – kalian tahu lah ya... jadi karena Wonyoung center dan juga visual, maka Doyoung  harus menjadi main rapper, lagipula teknik vocal Sullyoon yang terlatih dari kecil lebih bagus dari Doyoung  yang mendapatkan kemampuan itu karena bakat dari lahir.”
Yoshi mengangguk-angguk dengan jawaban produser, dia jadi tertarik dengan Doyoung. Gadis itu hanya dilatih beberapa bulan saja tapi sudah sebagus itu, luar biasa.
“Kamu sepertinya tertarik dengan Doyoung ya? Dia sangat berbakat, sayangnya Wonyoung tidak menyukainya dan meminta kami untuk tidak menonjolkannya, dia bahkan marah besar saat kami menunjuk Doyoung sebagai leader, jadi kami harus menentukan leadernya lagi” bisik produser pada Yoshi.
“Wonyoung ya? Memang susah sekali jika sudah berurusan dengan dia, tapi orang-orang tidak bisa marah karena pengaruhnya yang besar” ucap Yoshi.
“Tapi kami sangat positif jika girl grup ini memiliki potensi besar” sahut produser.
Yoshi mengangguk, “iya, aku bisa melihatnya...”
Diam-diam Yoshi tersenyum melihat Doyoung yang bersenda gurau dengan Sullyoon.
‘Cantik sekali...’
***
Wonyoung turun dari ranjangnya, menginjak lantai yang dingin. Akhir-akhir ini cuaca menjadi sangat dingin di malam dan pagi hari, tapi Wonyoung tidak peduli, dia tetap memakai pakaian piyama tipisnya lalu turun untuk mendapatkan sarapan.
PRANG!
Wonyoung berhenti di tengah tangga, orangtuanya ribut lagi, karena ayah Wonyoung ketahuan selingkuh lagi, kemudian ayah Wonyoung membalas dengan pukulan. Tidak mau kalah, ibu Wonyoung juga memukul, hingga sebuah gucci mahal terkena imbasnya, pecah menjadi beberapa bagian.
Gadis itu hanya menatapi pertengkaran tersebut dengan ekspresi dingin, dia sudah terbiasa dengan semua itu. Ada alasan kenapa Wonyoung menjadi sosok yang menyebalkan, tentu karena orangtuanya yang selalu bertengkar, tapi mereka akan pura-pura akur dan harmonis di depan umum.
Gadis cantik itu kembali berjalan menuju dapur, tidak menghiraukan teriakan orangtuanya sama sekali. Dia bertanya apa sarapannya pada kepala pelayan, ibunya Doyoung.
“Nona mau sarapan apa?” tanya ibunya Doyoung.
“Aku ingin belajar membuat sarapan sendiri, tunanganku akan datang, jadi...”
“Kalau begitu, bagaimana jika nona dibantu Doyoung saja? dia pandai memasak, kalian juga seumuran, jadi pasti lebih enak belajarnya, bibi akan panggilkan Doyoung ya?”
Wonyoung hanya mengangguk dan tersenyun canggung.
Ibunya Doyoung tidak tahu jika Wonyoung merundung anaknya, ibunya Doyoung hanya tahu jika Wonyoung itu baik padanya dan Doyoung.
Sebenarnya Wonyoung melakukan itu karena – entahlah, mungkin dia ingin mendapat perhatian, mungkin juga memang tidak menyukai Doyoung, dia sendiri sudah tidak tahu, kenapa dia berbuat jahat.
Beberapa saat kemudian, Doyoung pun datang ke rumah Wonyoung, jauh-jauh dia mengayuh sepeda dari komplek perumahan sederhananya yang cukup jauh dari rumah Wonyoung, hanya untuk membantu Wonyoung memasak.
“Hah, tumben kamu membutuhkan bantuanku... ku pikir kamu serba bisa” ucap Doyoung, dia kesal sekali karena dimintai ibunya untuk datang cepat-cepat ke rumah Wonyoung hanya untuk mendengar pertengkaran tuan dan nyonya rumah, kemudian dimintai mengajari Wonyoung memasak.
Doyoung memang tidak pernah mengatakan apapun yang buruk tentang Wonyoung, karena ibunya tidak akan percaya. Wonyoung mengatakan semua hutang ibunya tidak perlu dipikirkan, tapi diam-diam Wonyoung menagihnya pada Doyoung dan memanfaatkan Doyoung.
Tentu saja Doyoung tidak tega dengan ibunya, Doyoung juga tidak mau ibunya tahu jika dirinya dimanfaatkan, yang ibunya tahu, Doyoung masuk agensi SS ent dengan bantuan Wonyoung, karena Doyoung ingin jadi idol, padahal Doyoung terpaksa.
Meski kemudian Doyoung merasa dia memiliki bakat disana, di dunia musik.
“Jangan banyak bertanya, sudah buatkan saja sarapan untukku dan kak Junkyu!”
Dahi Doyoung mengerut melihat Wonyoung malah duduk seperti putri sambil minum teh dan makan strawberry.
“Kau bilang mau diajari?”
“Itu hanya jaga image di depan ibumu, aku sebenarnya tidak bisa memasak, jadi ingin kamu saja yang masak” ucap Wonyoung.
“Terserah aja, aku juga lapar, nasi goreng aja ya,” Doyoung yang sudah malas, akhirnya memasak juga, jika terus dibantah nantinya akan semakin lama. Doyoung memiliki banyak pekerjaan untuk dia kerjakan, berhubung dia juga sudah kelas tiga, harus mempersiapkan ujian juga.
Doyoung ini lebih tua dari Wonyoung, dia seumuran dengan Junkyu dan Yoshi yang sudah kelas tiga SMA.
Selain belajar, Doyoung juga masih harus latihan untuk persiapan debut, karena dia kurang percaya diri dengan posisinya di dalam grup. Sudah diputuskan Doyoung akan menjadi main rapper, dan main dancer. Sedangkan Wonyoung akan menjadi center, visual dan sub vocal, Yuna menjadi lead rapper dan lead dancer, kemudian yang terakhir Sullyoon  akan menjadi main vocal, dancer dan visual.
Tidak ada leader di dalam grup tersebut, karena Wonyoung menolak Doyoung menjadi leader.
Berbeda dengan Wonyoung yang sangat percaya diri, Doyoung tidak bisa seperti itu.
“Oh iya, jangan terlalu enak ya masaknya, nanti Kak Junkyu tahu itu bukan masakanku” ucap Wonyoung.
Doyoung hanya diam dan menggumam, di dalam hatinya, dia tidak suka diperintah seperti itu, karena dia bukan pembantu di rumah tersebut. Mungkin ibunya bekerja di rumah itu, tapi Doyoung tidak.
Dengan perasaan dongkol, Doyoung pun berencana membuat masakannya seenak mungkin, sampai-sampai membuat Junkyu terkagum-kagum, biar ketahuan itu bukan masakan Wonyoung.
Beberapa menit kemudian, Doyoung telah selesai menghidangkan masakannya.
Mereka bukan berada di dapur utama rumah, melainkan dapur lain yang lebih cantik, ada di dekat kamar Wonyoung, di saja juga ada meja makan sendiri, yang biasa Wonyoung gunakan untuk makan.
Junkyu sudah datang, dia terlihat semakin besar karena mengenakan jaket berbulu, sepertinya cuaca di luar sedang dingin.
Wonyoung tidak memperbolehkan Doyoung pergi, dia meminta Doyoung juga membuatkan minuman untuk Junkyu. Kali ini Doyoung penasaran dengan pacarnya Wonyoung, terutama setelah Junkyu membelanya beberapa hari yang lalu, jadinya dia mengiyakan saja permintaan Wonyoung tersebut.
“Kak Junkyu, pagi ini Doyoung membantuku memasak untuk sarapan, ini masakan pertamaku, kakak coba ya?” ucap Wonyoung, dengan nada yang manja dan manis seperti biasa.
“Kau bilang mau bunuh diri, kenapa sekarang baik-baik saja?” tanya Junkyu.
Doyoung mengernyitkan dahinya, Wonyoung mau bunuh diri? Omong kosong macam apa itu? Memegang pisau dapur saja dia tidak berani.
Wonyoung dengan cepat menarik Junkyu untuk duduk, “Kakak ngomong apa sih? Udah kita sarapan aja.”
Junkyu pun pasrah, kebetulan dia juga lapar, jadi mau makan dulu, setelah itu membicarakan lagi bahasan mereka sebelumnya.
“Ini minumannya” Doyoung meletakkan secangkir kopi di depan Junkyu.
Junkyu pun mendongakkan wajahnya untuk melihat Doyoung. Junkyu tahu Doyoung itu anak pengurus rumah Wonyoung, dia pun tahu jika Doyoung akan debut dengan Wonyoung.
Wonyoung juga sering bercerita tentang Doyoung yang dia bantu dan lain-lain, ceritanya dilebih-lebihkan tapi Junkyu tidak mungkin tahu aslinya seperti apa.
Saat itu, Junkyu bertatap muka dengan Doyoung, dia melihat raut yang tidak biasa, ada seperti perasaan benci disana.
Doyoung menunjukkan ekspresi benci, tapi bukan benci yang buruk, itu seperti benci, tapi bukan dendam. Junkyu tidak bisa menjabarkannya, yang pasti itu seperti orang baik yang terpaksa membenci orang.
Mungkin itu karena Wonyoung jahat sekali padanya selama ini.
Sementara itu, Wonyoung yang melihat Doyoung dengan Junkyu saling bertatapan agak lama merasa cemburu, jadi dia tanpa sadar menyenggol kaki Doyoung, hingga Doyoung terjatuh di bawahnya.
“Hei, kau baik-baik saja?” Junkyu berdiri lalu membantu Doyoung.
“Kak Junkyu kenapa kau membantunya? Kau sudah tidak mencintaiku?”
“Wonyoung, pertunangan kita sudah batal, kenapa aku tidak boleh menolong orang lain?”
Jujur saja, Doyoung terkejut mendengar itu, pertunangan mereka batal?
“Dia bukan orang lain, dia Doyoung! Anak pembantuku!”
“Lalu kenapa?”
Wonyoung tiba-tiba menangis, “kak Junkyu... hiks – kakak gak pernah bentak aku kayak gini, hanya demi dia... kakak bentak aku?”
Junkyu segera membantu Doyoung berdiri kemudian memintanya duduk di kursi, Junkyu sendiri berjongkok di depan Doyoung, lalu memijit kaki Doyoung yang terkilir.
Tangisan Wonyoung semakin kencang tapi Junkyu tidak peduli, sampai kemudian dia selesai membantu Doyoung.
“Berhenti menangis, Wonyoung...”
“Kakak membantu dia, kakak suka sama dia?”
“Wonyoung, aku sudah muak denganmu... aku membantu perempuan tidak boleh? lalu kau ingin aku memaklumi mu yang terang-terangan mendekati Haruto? Double standard macam apa ini? Kau ingin aku memaklumi istilah perempuan selalu benar? Kau tidak takut lagi padaku ya? Kau lupa siapa aku? Aku bisa saja –”
“Kau ingin menghancurkan keluargaku? Tidak bisa, keluargaku sudah hancur! Aku hanya sekali melakukan kesalahan dan kakak sudah siap membuangku? Hanya demi perempuan ini?” Wonyoung menunjuk wajah Doyoung.
Doyoung sendiri sangat terkejut sekaligus penasaran dengan pertengkaran mereka, rupanya Haruto adik dari produser muda itu ada hubungannya dengan pertengakaran Junkyu dan Wonyoung. Tidak heran, Haruto sangat tampan, sama seperti kakaknya, Yoshi.
“Kenapa kau melibatkan dia dalam masalah kita? Dia bahkan terjatuh karena ulahmu!”
Wonyoung kembali menangis, sengaja agar Junkyu kasihan padanya.
“Berhenti menangis Wonyoung, aku sudah lelah, aku merasa seperti orang bodoh yang selalu mengejarmu tapi ujung-ujungnya kamu malah melihat lelaki lain, kau pikir aku tidak punya hati dan perasaan? Aku ini manusia biasa, aku tetap akan membatalkan pertunangan kita jika kamu terus seperti ini!”
Entah apa yang ada di pikiran Junkyu, dia pun kembali duduk, menghabiskan makanannya, lalu kopinya.
“Kau juga berbohong dengan mengatakan masakan ini adalah masakanmu? Pasti kamu membelinya dari restoran kan? aku tidak masalah kamu tidak bisa memasak atau melakukan pekerjaan rumah, itu bisa dilakukan pembantu, tapi kamu malah berbohong, itu yang aku benci, jadilah dirimu sendiri, Wonyoung, karena Wonyoung yang ku sukai tidak seperti ini, aku pergi!”
Junkyu pun berdiri, kemudian pergi dari sana, tidak lupa mengajak Doyoung pergi juga. Junkyu sendiri tidak sadar dia telah menggandeng lengan Doyoung, dia baru sadar setelah sampai di depan mobilnya.
Wonyoung meremat pakaiannya karena kesal, terutama karena Doyoung sengaja memasak sangat enak agar Junkyu mengetahui dia berbohong.
‘Awas kamu, Doyoung!’ gumam Wonyoung dalam hati.
Sementara itu, Doyoung yang bingung kenapa Junkyu menariknya pun akhirnya bertanya, “Anu... kenapa kamu membawaku?”
Junkyu pun tersadar dan segera melepaskan tangan Doyoung.
“Ah, maafkan aku... aku tidak sadar.”
Doyoung menggeleng pelan, “tidak masalah, aku memang harus keluar juga, lagipula aku senang kamu membawaku pergi, aku sudah tidak tahan lagi disana... pacarmu itu menyiksaku.”
Junkyu mengernyitkan dahinya, “menyiksamu bagaimana? Dia selalu baik padamu kan? Wonyoung yang mengatakannya, dia membantumu masuk ke SS ent juga, aku memang sedang marah dengan Wonyoung, tapi bukan berarti kamu bisa menjelekkan dia –”
“Aku tidak berbohong, kamu mau bukti?”
Junkyu membuka pintu mobilnya, “kau bisa masuk, kita bicara di dalam.”
Doyoung pun memasuki mobil sport mewah milik Junkyu.
.
.

.
.
“Aku akan melunasi semua hutang-hutang ibumu pada Wonyoung, jadi kamu tidak perlu menjadi pesuruhnya, asalkan kamu mau berada di pihakku” ucap Junkyu.
Saat itu, dia mengajak Doyoung berputar-putar di kota dengan mobil, sambil berbincang. Jalanan agak macet, tapi tidak masalah bagi Junkyu.
Doyoung menoleh pada Junkyu yang hanya menatap lurus ke depan, “apa maksudnya itu?”
Lampu merah, mobil Junkyu berhenti, jalanan macet, mereka akan cukup lama terjebak kemacetan.
Junkyu akhirnya menoleh pada Doyoung, kemudian dia menilai Doyoung dari ujung rambut hingga ujung kaki, membuat Doyoung tidak nyaman dan merasa dilecehkan. Hampir saja Doyoung memukul Junkyu, jika tidak ingat Junkyu itu berbahaya.
Sekali lihat saja sudah tahu jika Junkyu berbahaya, tidak perlu ditambahi dengan fakta dia anak dari seorang mafia segala.
Junkyu itu tipe orang yang jika kamu melihatnya, kamu akan tahu jika kamu tidak boleh macam-macam dengannya.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Doyoung.
Junkyu menyeringai, “jika aku memintamu untuk melayaniku dengan tubuhmu, apa kau mau melakukannya? Jika kau mau, aku mungkin bisa membebaskan ibumu dari pekerjaan yang sekarang dan memberi pekerjaan lainnya yang lebih baik, bagaimana?”
“Apakah itu membuatku bisa bebas dan mendapatkan segalanya?” tanya Doyoung.
“Iya, aku bisa memberimu segalanya.”
“Jika kau bisa menyelamatkan ibuku, aku mau melakukan apapun, keluar dari kandang harimau masuk kandang singa tidak masalah bagiku” ucap Doyoung.
Mendengar itu Junkyu tertawa keras.
“Kamu menarik sekali, Doyoung... tatapan matamu yang tajam dan terkesan tidak takut padaku itu sangat menarik, aku suka... kalau begitu, biarkan aku melakukan sesuatu dengan tubuhmu” kata Junkyu.
Setelah itu tidak ada percakapan lagi.
Doyoung sendiri sebenarnya terlalu takut untuk menanyakan maksud Junkyu, semuanya ambigu. Atau... apa Doyoung saja yang berlebihan?
Doyoung pikir, Junkyu akan ‘menyentuhnya’ seperti membawa ke hotel, atau apartemen pribadi. Tapi ternyata Junkyu membawa Doyoung ke salon untuk perawatan?
Doyoung sangat gugup saat memasuki salon mewah tersebut, itu adalah salon the Madams yang biasanya sering didatangi para artis. Doyoung sering mendengarnya dari artis-artis di agensinya, tapi bermimpi untuk masuk kesana saja tidak bisa.
Namun, sekarang dia sudah masuk.
Junkyu mengatakan sesuatu pada pegawai, kemudian pegawai membawa Doyoung ke suatu tempat.
“Tuan tadi meminta agar kami memberikan perawatan seluruh tubuh pada Nona, ini akan lama, nona yang rileks ya, tidak perlu gugup.”
Sebenarnya, apa yang Junkyu inginkan dari Doyoung? Kenapa malah dibawa ke salon untuk perawatan begini?
Junkyu sangat aneh.
Bukan hanya perawatan di salon, Junkyu juga membelikan beberapa pakaian bermerek yang bagus, tas, sepatu, bahkan ponsel dari brand terkenal yang baru rilis.
Tunggu! Doyoung bukan jadi seorang baby sugar untuk lelaki yang seumuran dengannya kan? ini aneh sekali.
“Junkyu, sebenarnya, kenapa kamu melakukan ini padaku?” tanya Doyoung.
“Jadilah seorang idol yang berkelas, jangan mau kalah dari Wonyoung, hanya itu yang aku mau” ucap Junkyu.
“Jadi maksudmu, kau membiayaiku untuk menyaingi Wonyoung?” tanya Doyoung.
Junkyu tersenyum licik, “Iya, aku harus memberitahu pada Wonyoung, jika dia tidak akan selalu berada di atas, kau juga harus dekat dan mesra denganku saat Wonyoung melihatnya.”
Ah, Doyoung sekarang paham, Junkyu ingin membuat Wonyoung cemburu dengan memanfaatkan Doyoung.
Sekarang Doyoung bisa ikut tersenyum, “baiklah, mohon bantuannya, Junkyu.”
Junkyu menarik pinggang Doyoung mendekat pada tubuhnya, Doyoung yang tidak siap akhirnya menabrak tubuh Junkyu. Saat itu pandangan mereka kembali bertemu.
Sialnya, kali ini lebih intens.
Doyoung bisa merasakan betapa tampannya Junkyu jika dilihat dari dekat, hembusan nafasnya yang hangat menerpa wajah Doyoung. Junkyu meraih tengkuk Doyoung, kemudian mengecup bibirnya, sekali lagi, kemudian melumatnya pelan.
“Doyoung, kamu cantik juga... mau mencoba berpacaran denganku?”
“Hah?” Doyoung yang masih bingung dengan apa yang dia alami tidak bisa menangkap apa yang telah junkyu katakan.
“Anggap saja pengalaman pertamamu.”
Doyoung mendorong tubuh Junkyu menjauh darinya, “kau ingin mempermainkanku?”
“Jadi kau menolak?” pertanyaan Junkyu ini terdengar seperti ancaman, membuat Doyoung jadi merinding dibuatnya.
“Junkyu? Kamu ngapain disini?”
Junkyu dan Doyoung pun berbalik, terlihat Yoshi memasuki toko pakaian mewah yang sedang Junkyu dan Doyoung kunjungi. Yoshi tidak sendiri, dia bersama dengan asistennya, Asahi.
“Lho, ada Doyoung juga?” sapa Yoshi pada Doyoung.
Doyoung  tersenyum tipis, lalu membalas sapaan Yoshi, “halo...”
“Tunggu, kalian kenal?” tanya Junkyu.
“Aku membantu produser SS ent untuk membuat lagu untuk debut Doyoung, Wonyoung dan yang lainnya” sahut Yoshi.
“Oh, gitu? Aku dan Doyoung keluar dulu, selamat berbelanja, Yoshi!” Junkyu pun menarik Doyoung keluar dari toko.
Yoshi terus memandangi mereka dengan tatapan curiga, “ada hubungan apa mereka?”
Setelah agak jauh, Doyoung kembali menoleh pada Yoshi, ternyata Yoshi juga masih menatapnya, memasang raut penasaran.
Entah mengapa, Doyoung tidak ingin Yoshi berpikir yang tidak-tidak, padahal dia baru mengenal Yoshi, ini aneh sekali. Doyoung tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti Junkyu, karena dia tidak mau terus-terusan ditindas oleh Wonyoung.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Junkyu membawa Doyoung ke apartemennya. Junkyu memesan beberapa makanan karena mereka belum makan malam, dia lebih suka makan di rumah saja daripada di restoran.
Apartemen Junkyu sepertinya jarang sekali dikunjungi.
“Aku jarang tinggal disini, aku beli apartemen ini juga iseng, kalo kamu mau nempatin gak masalah kok” ucap Junkyu.
Doyoung  menggeleng dengan cepat, “enggak, aku gak enak sama kamu” ucap Junkyu.
“Kamu kan sekarang pacarku, kenapa gak enak segala?”
Junkyu menarik Doyoung agar duduk di sofa bersamanya, lebih tepatnya duduk di pangkuan Junkyu.
Doyoung bingung harus bagaimana menghadapi Junkyu, haruskah dia menggoda Junkyu? Karena dengan begitu Wonyoung akan semakin marah, Wonyoung sangat menyukai Junkyu, terlepas dari entah benar atau tidaknya Wonyoung menyukai adiknya Yoshi, si Haruto.
Yang pasti, Junkyu adalah pacar yang sempurna untuk Wonyoung, jelas Wonyoung tidak akan melepaskannya, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan Junkyu kembali.
“Apa kita pacaran sungguhan? Atau hanya untuk membuat Wonyoung cemburu?” tanya Doyoung.
Junkyu terkekeh medengarnya, kemudian mengulurkan tangannya, membelai pipi mulus Doyoung, lalu menarik dagu Doyoung agar mendekat padanya.
“Menurutmu, apa aku main-main? Atau sungguhan?” bisik Junkyu.
Doyoung gugup dan berdebar-debar tak karuan, Junkyu membuatnya merasa gila.
Setelah itu Junkyu mencium bibirnya lagi, menarik lengan Doyoung agar melingkar pada lehernya, dia juga menarik pinggang ramping Doyoung agar lebih dekat pada tubuhnya.
Doyoung mulai gugup dalam ciuman itu, meski dia menikmatinya juga. Doyoung takut jika Junkyu sungguhan meminta Doyoung menyerahkan tubuhnya untuk dijamah, meski dia sudah merasa yakin dia mampu menyerahkan tubuhnya pada Junkyu, tapi dia tetap takut.
Junkyu mengigit bibir bawah Doyoung, menyesapnya, lalu berganti pada bibir atas, kemudian memasukkan lidahnya.
Doyoung yang amatir dalam berciuman, karena itu pertama kalinya, hanya mengikuti Junkyu tanpa tahu harus bagaimana. Namun, justru karena Doyoung sangat amatir, Junkyu semakin menyukainya.
Sejujurnya, Junkyu sudah muak dengan Wonyoung, dia bosan dan menginginkan sesuatu yang baru dan menantang. Doyoung datang dan membuat Junkyu tertarik, dia bilang mau menyerahkan dirinya, tapi dicium seperti itu saja Doyoung jelas sekali ketakutan.
Doyoung yang canggung dan kaku itu, Junkyu menyukainya.
Belum apa-apa, Junkyu sudah merasa candu dengan rasa bibir Doyoung yang manis, dia sangat suka mencium Doyoung yang gugup itu.
“Aku akan memberikan apartemen ini untukmu” bisik Junkyu di sela-sela ciuman mereka.
“Tapi –” ucapan Doyoung tertelan karena Junkyu kembali menyambar bibirnya, menciumnya dengan agresif.
Junkyu membalik posisi mereka, dengan Doyoung berada dibawah, dia kungkung dengan tubuh besarnya.
“Junkyu... hentikan... hhhh” Doyoung menahan diri saat ciuman Junkyu turun menuju lehernya. Junkyu mengecup leher Doyoung, menjilatnya, menggigit kecil, lalu menyesapnya.
“Junkyu!”
Suara bel pintu berbunyi nyaring, Junkyu segera bangkit dari tubuh Doyoung, kemudian berjalan membukakan pintu.
Makanan yang Junkyu pesan datang juga.
“Ayo kita makan malam dulu.”
***
“Aku memposting foto kita di ruang ganti toko baju” ucap Junkyu di pagi hari, saat Doyoung baru saja bangun dari tidurnya.
Doyoung memutuskan untuk tidur di apartemen Junkyu, di kamar yang berbeda. Doyoung tidak menyangka jika ranjang super empuk dan nyaman itu bisa membuatnya lengket tidak mau bangun.
Bahkan, Junkyu duluan yang bangun, lalu mengatakan sesuatu seperti mengupload.
“Hah?” sahut Doyoung yang nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul.
Junkyu mendengus geli, kemudian dia duduk di depan Doyoung, mengusak kepalanya gemas, lalu mencubit pipi Doyoung.
“Aku mengupload foto kita yang diambil di ruang ganti toko baju...”
Doyoung mengernyitkan dahinya, dia ingat berpakaian seksi lalu Junkyu minta foto sambil Doyoung memeluk Junkyu, jadi hanya punggung Doyoung yang terlihat.
“Lalu?”
“Banyak yang mengira itu Wonyoung...”
“Oh.”
“Kamu tidak cemburu?”
“Tidak...”
Junkyu menggaruk tengkuknya canggung dan terlihat agak kecewa, yang membuat Doyoung jadi bingung sendiri.
Bukankah itu tidak aneh jika dia tidak cemburu?
“Bukannya kamu ingin memanfaatkanku untuk membuat Wonyoung cemburu?”
Raut wajah Junkyu berubah suram, “haruskah ku katakan dengan jelas? Aku ingin memutuskan pertunangan ku dengannya, aku sudah tidak tahan dengannya yang seenaknya sendiri.”
“Kalau begitu, kenapa kau memintaku menjadi pacarmu?”
Junkyu menyeringai, “menurutmu kenapa?”
“Ku pikir karena Wonyoung...”
“Aku tertarik padamu, karena itu aku mengajakmu berkencan, lagipula, jangan munafik, kamu membutuhkanku kan? untuk membalas Wonyoung?”
Doyoung terdiam setelahnya, Junkyu benar, tapi itu tetap aneh, Doyoung tidak terbiasa menerima kebaikan dari orang lain, pasti mereka ada maunya.
“Kamu tidak perlu banyak berpikir, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan” ucap Junkyu.
Kemudian Doyoung mendongak menatap Junkyu, “apa aku sedang menjadi sugar baby mu?”
Junkyu langsung tergelak mendengar ucapan Doyoung.
“Hahaha, sugar – hahaha! Kamu lucu banget!”
Doyoung beranjak dari ranjang, lalu memukul Junkyu dengan bantal, “aku serius tahu!”
Junkyu berhenti tertawa setelah beberapa detik dipukul bantal, “Haahh, baiklah, aku akan jadi sugar daddy mu, panggil aku daddy saat bersamaku, okay?”
“Okay, daddy!”
Setelah mengatakan itu Doyoung pun berlari menuju kamar mandi, meninggalkan Junkyu yang tiba-tiba jadi berdebar.
Junkyu memegangi dada kirinya, “Apa-apaan ini? Aku berdebar karena dia memanggilku daddy? Sial!”
Junkyu pun keluar dari kamar Doyoung lalu berjalan menuju tempat makan.
“Sepertinya aku sungguhan terjerat oleh pesona Doyoung...” gumam Junkyu lagi.
.
.

My Baby DobbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang