An Affair (Harubby ft Hwanbby)

694 68 4
                                    

Kebetulan Doyoung jarang main ke apartemen Ruto, jadi Doyoung mengirim pesan pada Ruto jika dia akan datang ke apartemennya.

Ruto dengan cepat membalas dengan 'aku tunggu, jangan lama-lama, ya.'

Setelah menaruh beberapa barang yang dia bawa, Doyoung mandi sejenak karena tubuhnya sudah lengket dengan keringat. Doyoung memakai pakaian santai saja untuk ke apartemen Ruto, sebelumnya dia ingin memasak sesuatu dulu untuk dibawa. Karena Doyoung tidak enak hati jika datang tanpa membawa apapun.

Tapi karena Doyoung merasa capek dan malas, jadi dia membawa dua bungkus mie instan kesukaannya dan beberapa bahan-bahan, dia akan masak di rumah Ruto saja.

Setelah sampai di depan pintu apartemen Ruto, Doyoung memencet bel. Hanya dalam hitungan detik, pintu itu terbuka, menampilkan Ruto yang sangat tampan dengan rambut hitam acak-acakan.

Doyoung tersenyum lalu menunjukkan barang bawaannya yang dia masukkan ke dalam kresek plastik putih.

"Ruto, mau makan mie instan denganku? Mumpung belum malam, aku juga sudah lama tid—"

Ucapan Doyoung terhenti karena Ruto buru-buru menarik pinggangnya untuk masuk, dua juga segera menutup pintunya rapat-rapat.

"Ruto, kenapa? Apa ada sesuatu?" Tanya Doyoung .

Ruto tidak menjawab, dia hanya menunduk menatap Doyoung . Tangannya masih saja berada di pinggang Doyoung , membuat Doyoung bingung harus bagaimana.

"Ru— mmhh!"

Tiba-tiba saja, Ruto menarik pinggang Doyoung , lalu mencium bibir Doyoung .

Doyoung membelalakkan matanya karena tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Saat itu, Doyoung merasa bingung, tidak berdaya. Apalagi Ruto mendekap tubuhnya dengan sangat erat.

Doyoung tidak tahu apa yang terjadi, jadi dia ingin tahu. Dia berusaha memberontak dari rengkuhan Ruto, tapi dia sangat lemah.

Sebenarnya, ciuman Ruto sangat lembut dan penuh perasaan, sampai Doyoung merasa dia sudah gila karena lama-kelamaan dia menikmatinya.

Ciuman yang sangat terburu-buru itu, akhirnya selesai juga dengan tiba-tiba.

Doyoung tidak sadar, tahu-tahu dia sudah duduk manis di sofa — tidak, diatas pangkuan Ruto.

Sungguh, Ruto sangat tampan.

Dengan wajah setampan itu, Doyoung merasa sayang sekali jika Ruto menyukainya.

Karena...

"Ruto, kamu tahu jika aku tidak bisa menerimamu, kan? Kenapa kamu memaksaku?"

"Kenapa kamu tidak berontak?"

"Bukankah kamu yang mendekapku dengan sangat kuat? Ku rasa kamu mencengkram pinggangku terlalu kuat tadi."

Ruto terlihat khawatir, dia menurunkan Doyoung agar duduk sendiri, "serius? Maafkan aku Doyoung , aku tidak bermaksud. Seharusnya kamu hentikan aku tadi! Aku gila untuk sesaat dan tidak berakal sehat."

"Aku sudah ingin menghentikan mu, tapi aku sangat lemah jika dibandingkan kamu."

Ruto hanya terdiam menatap Doyoung , kemudian dia berdiri, "kamu bilang ingin makan mie instan, kan? Ayo buat di dapur."

Doyoung menatap punggung Ruto dari belakang, bahkan dia tampan meski Doyoung hanya bisa melihat belakang tubuhnya.

Doyoung selalu merasa sedih dan tidak enak hati jika melihat Ruto. Dia khawatir jika sikapnya yang tidak pernah menolak Ruto, tapi juga tidak menerimanya, membuat Ruto merasa semakin sakit hati.

My Baby DobbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang