Plot twist

194 17 2
                                    

Pasangannya cari sendiri di dalam cerita, maaf kalo tidak sesuai ekspektasi.
.
.
.
.

Tidak pernah Doyoung bayangkan sebelumnya, jika posisinya di dalam keluarga kecilnya akan direbut oleh seseorang.
Selama ini, dia menjadi seorang anak bungsu yang disayangi di keluarganya. Ayah, ibu dan kakaknya sangat menyayanginya.
Sampai anak itu datang ke dalam keluarga.
Dia seumuran dengan Doyoung, sama-sama lahir di tahun 2003.
Namanya Kim Sunoo.
Sebenarnya, Sunoo terlihat baik, dia ramah dan murah senyum. Meski tidak dekat, Doyoung menganggap dia siswa yang baik di sekolah.
Namun, entah mengapa Doyoung memiliki perasaan tidak enak sejak Sunoo datang ke rumahnya sebagai anak angkat di keluarganya.
Tiba-tiba saya ayahnya pulang bersama Sunoo, dengan membawa dua koper besar bersama mereka. Pantas saja ada satu ruangan yang dibersihkan menjadi kamar, ruangan yang ada disebelah kamar Doyoung.
Tentu saja Doyoung protes pada ibunya, “Ma, kenapa mama nggak marah? Ayah bawa anak haramnya ke rumah!“
”Sstt!! Doyoung jaga ucapanmu, dia bukan anak haram ayah.“ ucap Jisoo, ibunya Doyoung yang paling cantik.
”Dia lahir di tahun yang sama denganku, berarti ayah selingkuh saat mama mengandungku kan?“ protes Doyoung lagi.
Jisoo meraih kedua bahu putranya, ”sayang, dia anak teman papa mu, mama juga kenal dengan orangtuanya. Kami sepakat untuk merawatnya disini, mama tidak akan memaksamu menerima dia, tapi mama mohon, jangan ucapkan hal-hal yang tidak mungkin.“
”Tapi Ma… Sunoo mirip sama papa, iya kan?“
Ucapan Doyoung yang tidak masuk akal itu menjadi beban pikiran Jisoo.
Jika dilihat-lihat, memang Sunoo cukup mirip dengan Seokjin, tapi juga tidak mirip.
Entahlah.
Karena ibunya tidak mau mendengarkan, akhirnya Doyoung pergi ke kamar kakaknya, Junkyu.
Doyoung mengatakan apa yang dia katakan sebelumnya pada kakaknya, dan Junkyu kelihatannya tidak peduli juga.
”Hmm, mungkin kamu benar mereka mirip, tapi nggak mungkin lah, kamu jangan ngaco. Udah jangan gangguin kakak, kakak lagi sibuk nih.“
Junkyu yang sedang sibuk berkutat dengan tugas-tugas dari kampusnya tidak ada waktu untuk meladeni omong kosong adik kesayangannya. Dia sangat pusing dan ingin segera berbaring di ranjang empuknya yang nyaman.
Doyoung pun pergi dengan menelan pil kekecewaan.
Dia pun kembali ke kamarnya, dan ternyata Sunoo ada disana, di depan pintu kamarnya.
Dia bersandar pada pintunya seolah sedang menunggu Doyoung kembali. Lalu dia menyeringai.
Kepribadian dia menjadi aneh jika bersama Doyoung, bukan Sunoo yang ceria dan murah senyum. Aura bertebaran bunga itu berubah menjadi aura gelap dan misterius di depan Doyoung.
”Apa omong kosong yang kau katakan pada mama dan kakakmu?“ ucap Sunoo, masih menyeringai. Dia kelihatan tampan dan cantik disaat bersamaan dan itu membuat Doyoung tidak suka.
”Bukan urusanmu!“ Doyoung sudah ingin memasuki kamarnya, namun Sunoo menahan lengannya dari belakang, menempelkan tubuhnya ke punggung Doyoung lalu berbisik.
”Kamu tidak suka aku ada disini? Kamu takut posisimu sebagai kesayangan disini ku rebut? Hahaha, bagaimana jika aku betulan merebutnya?“
Doyoung mendorongnya menjauh lalu memasuki kamarnya dan membanting pintunya didepan muka Sunoo.
”Dasar gila!“ desis Doyoung kesal.
Doyoung pikir, itu hanya bulan Sunoo saja.
Akan tetapi keesokan hari saat Doyoung bangun kesiangan, dia malah melihat pemandangan keluarganya dan Sunoo sedang sarapan dengan bahagia di ruang makan. Mereka tertawa dan saling bercanda.
Akhirnya, Doyoung meminta pelayan rumahnya untuk menyiapkan sarapan di kamarnya saja.
Tidak ada keluarga, maka Doyoung masih punya pacar.
Doyoung memiliki pacar yang masih muda, tampan, tinggi, seksi dan kelahiran 2005. Adik kelasnya, namun Doyoung sangat menyukai dia.
Sepulang sekolah, Doyoung langsung ganti pakaian santai dan pergi rumah pacarnya, yang berada tidak jauh dari rumahnya sendiri.
Yoshi membukakan pintu rumah, dia cukup terkejut melihat Doyoung datang dengan wajah muram.
”Doyoung, ada apa?“ tanya Yoshi.
”Kenapa kak Yoshi ada disini?“ Doyoung malah bertanya balik.
”Eh? Emangnya aku nggak boleh main ke rumah temen, kamu nyari pacarmu? Ada di kamarnya tuh, lagi main game kesana aja.“ ucap Yoshi sambil menunjuk lantai atas, tempat kamar pacar Doyoung berada.
”Makasih kak Yoshi, permisi semuanya…“ Doyoung bisa melihat para remaja dari Jepang sedang main di rumah pacarnya. Seperti Yoshi, Haruto, Shotaro dan lainnya.
Tapi pemilik rumah malah main game sendiri di kamarnya? Memang aneh pacar Doyoung satu ini.
”Riki?“ panggil Doyoung.
Ni-ki, pacar Doyoung, melepas headphone yang dia kenakan, lalu memutar kursi gamingnya dan menghadap Doyoung.
”Sayang, kenapa kamu? Kok mukamu gitu?“
Doyoung segera berlari ke pelukan Ni-ki, memeluknya dengan erat dan merengek disana.
Doyoung menceritakan tentang Sunoo dan rencana Sunoo yang ingin merebut semua yang dia miliki.
”Mungkin dia cuma main-main aja, aku lihat kak Sunoo orang yang baik.“ ucap Ni-ki.
Doyoung menggeleng yakin, ”aku juga mikir gitu awalnya, tapi dia berubah nyebelin didepanku, kamu percaya sama aku, kan?“
Ni-ki tersenyum, lalu dia menarik Doyoung ke dalam pelukannya. Dia menarik pinggang ramping itu agar lebih menempel pada tubuhnya. Menghirup aroma manis dari leher Doyoung, membuat Doyoung terkikik karena geli.
”Tentu saja aku percaya padamu.“
”Beneran?“
Ni-ki mengangguk, ”iya, beneran…“
Doyoung menarik kedua sisi wajah kekasihnya dan mencium bibirnya.
Saat ciuman itu berakhir karena mereka kehabisan nafas, Ni-ki berbisik, ”mau nginap disini?“
”Emang boleh?“
Ni-ki mengangguk, ”boleh.“
Tapi karena Doyoung anak yang baik, dia ijin dulu pada orangtuanya lewat chat.
Keduanya kompak tidak memperbolehkannya, tentu saja mereka tidak percaya Ni-ki tidak akan berbuat yang tidak-tidak.
Karena… yah, penampilan pacar Doyoung yang tidak meyakinkan.
Padahal, belum tentu Ni-ki berpikiran buruk.
Pada akhirnya Doyoung pulang tepat di jam sembilan. Sambil menggerutu karena sebal.
Menurutnya orangtuanya sangat berlebihan.
Doyoung terkejut melihat Haruto yang tadinya ada di rumah Ni-ki, sekarang berada di rumahnya.
”Ngapain kamu disini Ruto? Kakakku nggak ada dia nginep di rumah kak Jihoon.“ ucap Doyoung.
”Oh, itu… aku kesini—“
”Ruto, ayo ke kamarku!“ Tiba-tiba Sunoo datang, turun dari tangga.
Haruto pun berdiri dari duduknya, dia tersenyum tampan pada Doyoung, ”duluan ya.“
Setelahnya Doyoung hanya bisa diam melihat Haruto pergi dengan Sunoo.
Padahal Haruto biasanya lebih akrab dengannya.
Ini tidak adil.
Doyoung tidak boleh menginap bersama pacarnya, tapi Sunoo boleh membawa Haruto ke kamarnya.
Doyoung merasa tersisihkan.
Dia tidak masalah asalkan Ni-ki masih berpihak padanya.
Itu yang dia pikirkan, sampai keesokan harinya dia melihat Sunoo duduk di kantin bersama Ni-ki. Entah mereka membicarakan apa, yang pasti mereka berdua terlihat sangat akrab.
Kemudian tiba-tiba Ni-ki mendekat, menghapus sedikit saus yang menempel di pipi Sunoo. Bahkan Doyoung saja tidak sadar ada saus disana.
Tentu saja hati Doyoung sakit.
Dia segera pergi sebelum kedua orang itu melihatnya disana.
Doyoung pergi ke taman sekolah yang sepi, dia tidak menangis, tapi dia jelas sangat sakit hati.
”Jika dia merebut semua yang aku punya, aku akan merebut apa yang dia punya juga. Tapi… dia punya apa?“
Doyoung baru sadar, dia tidak tahu apa-apa tentang Sunoo.
”Aku lihat saja di akun Ig miliknya.“
Doyoung pun mencari akun Sunoo, yang memiliki cukup banyak pengikut. Doyoung sendiri tidak punya akun, baru buat untuk mencari info tentang Sunoo.
”Ini siapa? Sepupunya… dia punya sepupu? Kelihatannya mereka saling menyayangi.“ gumam Doyoung.
”Doyoung? Ngapain kamu disini?“
Doyoung mendongak dan melihat seorang menghampirinya.
Itu adalah kakak kelasnya yang cukup populer, Heeseung dan Jaehyuk. Keduanya mendekati Doyoung dan duduk di kedua sisi Doyoung meski Doyoung belum mempersilahkan mereka.
”Kamu ngapain ngepoin akun Sunoo, mending akun ku aja.“ ucap Jaehyuk.
”Dih! Nggak penting,“ balas Doyoung kesal.
”Aku cuma mau tahu, dia deket sama siapa aja, soalnya dia sekarang tinggal di rumahku.“ ucap Doyoung.
Heeseung merebut ponsel Doyoung dan melihat sepupu Sunoo di salah postingan.
”Ini sepupunya Sunoo, dia bilang, dia sayang banget sama sepupunya. Tapi kenapa dia malah tinggal di rumahmu? Rumah pamannya lebih besar dan lebih mewah.“ ucap Heeseung.
”Oh, So Junghwan ya?“ sahut Jaehyuk.
Doyoung merasa orang-orang disekitarnya tahu banyak tentang apapun, kecuali dirinya.
”Siapa Dia?“ tanya Doyoung, untuk memancing informasi lainnya.
Akhirnya kedua kakak kelas tampan itu mengatakan siapa So Junghwan.
***
”Aku sangat bosan, mau pindah sekolah aja.“ gumam Junghwan.
”Jangan macam-macam, mending kamu fokus latihan taekwondo aja.“ gumam seorang pria bertubuh kecil yang ada bersama Junghwan.
”Aku udah bilang kan kak? Aku lagi bosen… mau jalan-jalan aja deh, anterin…“ keluh Junghwan.
Hyunsuk, pria yang bersama Junghwan hanya menghela nafas berat. Memang anak baru puber sulit ditebak. Mereka mudah menggebu-gebu, tapi juga mudah bosan.
”Mau jalan-jalan kemana emangnya?“ tanya Hyunsuk.
Junghwan yang sedang bermain sosmed itu tiba-tiba jarinya berhenti. Melihat seseorang tiba-tiba mengikuti akunnya.
Karena dia bosan, dia pun kepo dengan akun itu.
Sementara Hyunsuk menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, dia pun kembali dengan laptopnya mengerjakan apa yang sedang dia kerjakan.
”Kim Doyoung?“ gumam Junghwan.
Itu akun baru, hanya ada satu foto yang diposting dan juga foto profil.
”Apa ini beneran atau editan? Mana ada cowok cantik begini.“ gumamnya lagi.
Saking penasarannya, Junghwan pun berinisiatif untuk mengirim pesan pada akun itu.
***
Junkyu berdiri dari duduknya, lalu merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Dia sangat sibuk akhir-akhir ini, sampai tidak ada waktu untuk dirinya sendiri, apalagi untuk adik tersayangnya.
Akhirnya dia punya waktu untuk menjahili Doyoung!
Tapi, tiba-tiba Doyoung muncul, dengan pakaian rapih. Seolah dia akan pemotretan untuk brand pakaian mewah.
”Doyoung, mau kemana?“ tanya Junkyu.
”Bukan urusanmu, urusin aja adek barumu!“ balas Doyoung dengan ketus.
Junkyu yang bingung hanya bisa bengong ditempatnya, melihat Doyoung yang melenggang pergi begitu saja.
”Adek baru? Siapa adek baru? Apa mama hamil lagi?“ Junkyu buru-buru mencari ibunya.
Sementara itu Doyoung berada dalam perjalan menuju tempat yang dia janjikan dengan Junghwan.
Doyoung berdebar-debar karena gugup, dia akan bertemu dengan orang yang tidak pernah dia kenal sebelumnya.
Bagaimana jika Junghwan jahat?
Tempat untuk janjian mereka adalah salah satu cafe yang terkenal di Hongdae. Biasanya cafe itu sangat ramai dengan pengunjung, baik orang lokal maupun pendatang.
Tapi anehnya malam itu cafe itu sangat sepi.
Doyoung yang bingung pun ragu untuk memasuki cafe, namun dia segera disambut oleh pelayan cafe dan mereka berkata jika Doyoung sudah ditunggu oleh tuan muda mereka.
Doyoung merasa sangat aneh, tapi dia tidak protes.
Junghwan sudah duduk disana, makanan juga sudah banyak tersaji, menutupi meja dari ujung ke ujung.
”Kim Doyoung? Silahkan duduk, kamu jauh lebih baik dari yang ada di foto.“ ucapnya.
Doyoung duduk dengan perasaan gugup, dia duduk agak jauh dari Junghwan.
Tapi Junghwan segera berdiri dan menghampirinya, lalu duduk disebelahnya.
”Aku tertarik padamu, aku nggak suka basa-basi, kita pacaran aja.“
”Hah? Nggak bisa secepat itu lah!“ Protes Doyoung.
”Oh ya? Aku nggak tahu karena nggak pernah pacaran, jadi, gimana prosesnya?“
Doyoung sangat bingung dengan pertanyaan aneh Junghwan.
”Proses? Harusnya kenalan dulu, lalu pendekatan… lalu jika sama-sama suka baru pacaran.“
”Kalau sekarang, kita yang mana?“
”Tentu saja perkenalan.“
Junghwan mengangguk paham, ”jadi gitu… oke, kamu sekolah dimana, nanti kita bisa pendekatan disana.“
Baru saja Doyoung ingin menjawab, ponselnya berbunyi, terdapat chat dari Sunoo, dia mengirimi Doyoung sebuah foto.
Itu adalah foto Sunoo dan Ni-ki, mereka makan malam bersama.
Tanpa Doyoung sadari, dia menitikkan air mata, meski sebenarnya dia tidak mau menangis.
”Hei, kamu baik-baik aja?“
Junghwan buru-buru mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan membantu Doyoung menghapus airmatanya.
”Ah, maaf, aku kelilipan tadi.“ ucap Doyoung.
”Nggak usah bohong, aku tahu kamu nangis, ada apa?“
Doyoung menggeleng, ”nggak apa, aku—“
Doyoung berhenti bicara saat dia sadar wajah Junghwan berada dekat sekali dengannya.
Dia sangat tampan.
Sangat tampan.
”Kenapa? Ceritain aja, kita bisa sambil makan, oke?“
Doyoung hanya mengangguk, dia mulai tersenyum dan makan bersama Junghwan hingga dia kekenyangan.
Entah mengapa, perasaannya mulai mendingan.
”Nanti kita ketemu lagi, ya? Aku seneng banget hangout sama kamu.“ ucap Junghwan, dia mengantarkan Doyoung pulang dengan mobil mewahnya, Junghwan punya supir pribadi.
Doyoung pun memasuki rumahnya dengan perasaan bahagia.
Namun, senyumannya berhenti ketika melihat Sunoo berada di depan pintu kamarnya.
”Kamu ngapain sama Junghwan?“ tanya Sunoo.
”Bukan urusanmu.“ jawab Doyoung singkat.
Doyoung tidak mau meladeni Sunoo, jadi dia cepat-cepat memasuki kamarnya.
Namun, Sunoo lebih cepat, dia ikut masuk ke kamar Doyoung lalu menutup pintu kamar Doyoung.
”Hei, kamu ngapain!“ Protes Doyoung.
Sunoo menyeringai, membuat Doyoung merinding dibuatnya.
”Pergi sekarang!“
Doyoung hendak mengusir Sunoo, namun ternyata Sunoo lebih kuat. Hingga akhirnya Sunoo yang mendorong Doyoung hingga jatuh ke ranjangnya sendiri, dengan Sunoo berada diatasnya.
”Kamu—“
Doyoung membelalakkan matanya, tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya.
Sunoo menciumnya?
Ini bukan mimpi kan?
Doyoung berharap ini hanya mimpi namun dia bisa merasakan bibir yang lembut itu bergerak diatas bibirnya.
Doyoung berdebar-debar, berbagai perasaan muncul dalam benaknya.
Tiba-tiba saja kekuatannya menghilang, dia tidak bisa melawan sama sekali.
Sunoo menjauhkan wajahnya, menatap wajah cantik itu, yang kini sedang shock.
”Haha, kamu sangat cantik… bodoh sekali, kamu! Aku tidak ingin merebut apapun yang kau miliki. Aku hanya ingin membuat mu putus dari pacarmu, agar aku bisa memilikimu. Lalu, sekarang kau mendekati Junghwan? Bodoh! Ayahmu memiliki hutang pada keluarga ku, dan sebagai balasannya, aku ingin tinggal disini untuk mendekatimu. Ayah dan ibumu setuju jika kamu bertunangan denganku, aku bisa membantu masalah yang menimpa perusahaan ayahmu.“
Tidak, apa ini?
Tidak mungkin seperti ini.
”Ja-jadi…“
”Aku kemari untuk menjadi tunanganmu.“
”Apa?“
”Putus dengan pacarmu, Doyoung.“
.
.
.
.
Maaf buat yang request kemarin2 aku nggak bisa penuhin 😥
Aku nulis ini aja nunggu mood, maaf banget ya.

My Baby DobbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang