2️⃣8️⃣

150 15 0
                                    

Hari sudah semakin menggelap, namun sang pemuda yang tengah duduk menunggu dijemput oleh keluarganya tak kunjung pergi. Ia masih betah karena belum ada yang menjemputnya, jika kalian bertanya 'kenapa ga naik bus, atau yang lain apa tidak jalan kaki'. Jawabannya adalah karena Travis dulu pernah berinisiatif untuk pulang sendiri dan alhasil? pada saat usianya 10 tahun, Travis hilang selama hampir 3 hari, ia diculik oleh seseorang berbadan besar dan mereka 3 orang.

Jadi ia memilih untuk berdiam diri di halte tersebut sambil terus menghubungi keluarganya agar cepat-cepat dijemput, Travis pun mulai merasakan hawa yang tidak enak ia terus memanggil nama kakak-kakaknya dalam hati barangkali kakak-kakaknya segera datang dan membawanya pulang.

"kakak cepatlah datang, aku takut sendirian disini"... suara hati Travis.

Sementara itu, Jaden baru saja sampai dihalaman rumahnya ia segera memarkirkan mobilnya, lalu ia pun masuk. Jaden merasakan bahwa rumahnya sangat sepi sekali apakah tidak ada orang sama sekali? lalu kemana adiknya, Travis? Jaden terus berfikir sambil menaiki tangga menuju kamarnya. Setelah sampai dikamarnya Jaden langsung mencharger handphone nya karena memang handphone miliknya mati, jadi ia tidak tau bila ada yang mengirimkan pesan. Setelah itu ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, tak lama kemudian ia selesai dengan aktivitas nya. Ia melihat handphone nya takutnya ada pesan masuk, betapa terkejutnya banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari adiknya dengan cepat Jaden pun menghubungi nomor Travis tetapi nomor Travis tidak aktif, disitu Jaden yang sudah panik pun nambah panik ia segera keluar dari rumahnya dan dengan cepat Jaden melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh tak peduli dengan keselamatannya yang ia pikirkan sekarang hanyalah adik. Travis.

"Handphone aku mati lagi, gimana ngehubungin kak Eden sama yang lain ya.. huftt" Travis menghela nafasnya, ia takut hari sudah semakin menggelap tapi kakaknya belum juga menjemputnya. Ia melirik jam tangannya sudah menunjukkan pukul 18.30 wib. Memang jam-jam segitu tu masih banyak angkutan umum yang lewat, tapi balik lagi seperti apa yang tadi diatas.

Dengan ragu Travis pun mulai memberanikan diri untuk pulang dengan jalan kaki dengan bermodalkan niatnya. Travis takut sangat takut tapi dari pada ia harus terus menunggu kakak-kakaknya yang ntah kapan akan datang itu jadi ia memutuskan untuk pulang sendiri, perjalanan pulang nya Travis diiringi oleh hembusan angin agak nya sebentar lagi akan turun hujan. Travis pun mulai melangkahkan kakinya dengan cepat ia takut kehujanan dijalan, tapi takdir berkata lain hujan pun turun dengan sendirinya dan Travis kembali berteduh di toko yang mungkin sudah lama kosong dan terbengkalai. Travis menunggu hujan itu berhenti dengan sabar, sampai dimana ia melihat ada lampu mobil yang sangat terang ia tidak tahu siapa mobil itu. Travis jongkok dan memeluk dirinya sendiri kerena jujur saja ia semakin takut karena mobil tersebut semakin dengan dan diikuti oleh angin kencang yang membuat sekujur tubuhnya dingin.

Mobil itu pun berhenti tepat di hadapan Travis, orang yang berada didalam mobil itu pun langsung turun dan melihat pemuda yang tengah berjongkok sambil memeluk dirinya sendiri, pemuda yang baru saja keluar dari dalam mobil pun bingung kenapa dengan pemuda ini kenapa dia ada disini kenapa pemuda ini belum pulang apakah ia tidak dicarikan oleh keluarganya? banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang ada dipikirannya, sampai dimana pemuda yang tengaj berdiri dihadapannya menyadari sesuatu yang mungkin sudah familiar.

"tas, dan sepatunya mirip sekali dengan adikku" bisa kalian tebak pemuda itu siapa? ya itu Jaden.

"hey, kau sedang apa? mengapa jam segini masih berkeliaran diluar?" tanyanya terhadapan pemuda yang tengah berjongkok itu.

Travis yang merasa familiar dengan suaranya ia segera mendongakkan kepalanya, bertapa terkejutnya tenyata yang dihadapannya saat ini adalah kakaknya.

"Lohh apiss? yaampun kamu kenapa ada disini kakak dari tadi nyariin kamu disekolah" Jaden yang tahu pemuda itu adalah adiknya yang sedang ia cari langsung memeluknya erat sekali.

"kak, a-apis takutt hiks aku gatau jalan pulang hiks"

"stttsss sudah jangan menangis, sekarang sudah ada kakak jangan takut oke, sebentar.." Jaden melepaskan pelukannya dan ia melepas jaket yang dipakainya untuk dipakaikan ke adiknya.

"kamu pake ya biar ga dingin, sekarang kita pulang yu" Travis hanya menganggukan kepalanya dan Jaden pun menuntun Travis untuk segera masuk mobil, setelah memastikan adiknya masuk ia segera berlari menuju kursi pengemudi.

"Adek kok bisa jauh banget si, kakak tadi nyariin kamu disekolah loh tapi sekolah udah sepi" ucapnya sambil memakaikan selimut tebal yang sengaja ia bawa di dalam mobil untuk berjaga-jaga saja.

"tadi hiks a-apis nungguin hiks kalian di halte depan t-tapi hiks kalian gaada yang dateng hiks jadi apis paksain buat pulang sendiri eh apis sekarang gatau ada dimana hiks.."

"udah-udah jangan nangis lagi nanti sesek dadanya sekarang kita pulang, nanti kamu langsung mandi ganti baju biar ga demam oke?" Travis menganggukan kepalanya. Jaden melajukan mobilnya menuju rumah, sesampainya dihalaman rumah nya Jaden melirik kearah Travis yang berada disebelahnya ia melihat adik kecilnya yang sangat mereka ber 3jaga dari dulu sudah besar ternyata adiknya itu tengah tidur dalam keadaan basah kuyup, dengan tak tega Jaden pun memilih untuk membangun kannya karena kalau tidak dibangun kan kan gamungkin dia tertidur dalam keadaan basah

"adekk bangun yuk udah sampai " Jaden menepuk pelan pipi Travis.

"eughh,, udah sampai ya kak"

"iyaa yuk masuk kamu langsung mandi ya habis itu turun kita makan malam, oh iya mama sama papa mereka ada urusan ke luar kota untuk beberapa Minggu ini jadi kita tinggal ber 4 lagi gpp kan? dan mama sama papa juga udah minta maaf karena ga bilang-bilang sama kamu karena mereka buru-buru".

"iya kak gpp kita ber 4 lagi toh juga sementara doang kan, iya gpp"

"yaudah yuk masuk"

mereka ber 2 pun masuk kedalam rumahnya dan disana sudah ada ke 2 kakaknya yang sedang menunggu Travis dengan cemas, mereka dikabari oleh Jaden bahwa adiknya hilang niat hati mereka ingin membantu membantu Jaden mencari adiknya tapi justru Jaden melarang mereka karena takut terjadi apa-apa jadi merek lebih baik menunggunya dirumah.

"yaampun adekk akhirnya ketemu juga, kamu gpp kan? kak epin minta maaf ya galihat pesan adek soalnya handphone kakak mati dan Kakak juga ada tambahan kelas"

"maafin kak asa juga ya kakak tadi gabawa handphone kuliahnya jadi gatau kalo adek kirim pesan". Mereka ber 2 langsung memeluk erat tubuh Travis

"hikss kak epin sama kak asa ga perlu minta maaf kok harusnya apis yang hiks minta maaf udah buat kalian semua panik hikss"

"sttss udah-udah sekarang biarin Travis ganti baju dulu, takutnya dia demam" Jaden.

Mereka ber2 melepaskan pelukannya
"yaudah apis mandi dulu ya kakak-kakak".

"iya sana nanti turun ya buat makan malam kak epin udah buatkan makanan kesukaan kamu".

"wahh serius??"

"iya yaudah sana mandi, jangan lupa pake air hangat ya".

"siap bos " Travis pun melangkah kan kakinya menuju kamar dan mandi dengan air hangat sesuai dengan perintah sang kakak.


Ya intinya mah gitu ya, maaf kebanyakan narasi hehe😅😅🙏

Vote komennya dong, maaf ya kalo up nya lama banget😁😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝔎𝔦𝔰𝔞𝔥 𝔄𝔫𝔞𝔨 ℜ𝔞𝔫𝔱𝔞𝔲 [J-Line nya trejo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang