Travis menangis pilu di dalam kamarnya mengingat bahwa kakaknya tidak ingat ulangtahunnya.
Di ruang tamu mereka ber 3 langsung memikirkan bahan apa saja yang harus mereka beli nantinya. Dari mulai dekorasi, kado, undangan kepada teman-temannya, dan juga kue.
"kak undangannya kita kirim ke temen-temen sama temen-temennya apiss aja, biar ga terlalu banyak orang juga". Melvin.
"Yaudah kakak sih terserah aja".
"Eh kita beli hadiahnya sekarang aja ayo" ajak asa.
"Oh iya ayo deh sekalian beli dekorasi nya". Melvin
"tapi apiss gpp sendirian dirumah?" Jaden.
"Ngga selama kakak kunci aja pintunya biar dia ga pergi keluar". asa.
Oh iya ngomong-ngomong soal rumah, ya mereka sudah membeli rumah dan tidak tinggal di apartemen lagi. Mereka membeli rumah karena perintah dari orang tuanya, orang tuanya mengirimkan uang untuk mereka beli rumah.
"Ohh iya, yaudah sekarang kita siap-siap terus langsung berangkat buat beli kadonya".
"oke siap " mereka ber 3 langsung siap-siap. Setelah siap mereka langsung keluar rumah, dan tidak lupa Jaden untuk mengunci pintunya.
16.30 wib. Travis keluar kamarnya dengan keadaan mata sembab dan hidung merah akibat ia terlalu lama menangis, ia keluar untuk minum karena tenggorokannya sangat kering.
Travis berjalan ke arah dapur untuk minum, setelah ia selesai minum nya, ia mengedarkan pandangannya kenapa rumahnya sepi sekali.
"haha ditinggal sendirian ternyata".
Travis kembali ke kamarnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia hapus air matanya dengan kasar
"ga ga boleh apiss gaboleh cengeng, mending apiss mandi deh".
Setelah selesai mandi ia langsung berganti pakaian menjadi pakaian santai saja, dan ia duduk di balkon depan kamarnya sambil menikmati angin sore dan melihat sinar matahari yang kini sudah berubah warna menjadi orange yang menandakan bahwa hari akan berganti menjadi malam.
Travis memejamkan kedua matanya dan membiarkan angin sore menerpa kulitnya. Lalu ia mendengar ada suara dibawah Sana ia melihat dan ternyata itu kakak-kakaknya yang baru pulang, Travis hanya bisa tersenyum simpul.
"mereka senang-senang sedangkan aku sakit hati. Bisa-bisanya mereka melupakanku sendiri disini" Batin Travis.
Tak lama kemudian ia mendengar bahwa ada suara klakson dari bawah sana, Travis yang merasa terganggu ia melihat lagi ke bawah siapa orng yang menggangu nya. Orang itu melihat travis dan melambaikan tangannya.
"Lohh itu kan Justin, ngapain sii".
"Turun woyy ayo ikut kita jalan-jalan sore dari pada diem-diem disitu ngenes bangtt idup Lo, cepetan gw tungguin di bawah". Teriak Justin dari bawah
"Oh iya satu lagi gw ga butuh penolakan cepatttt ganti baju".
"Sabarr elahh, bentarr gw ganti baju dulu" Travis pun tak mau kalah ia berteriak dari atas, dan langsung ganti baju.
"Baguss tin, Lo ajak dia kemana aja sampai malem klo bisa ya" Jaden.
"Eh buset kak Ampe malem ni? bensin gw nanti habis lagi"
Jaden mengeluarkan isi Yang ada di dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang kepada Justin.
"Tuhh, kalo bensin Lo habis tinggal beli asalkan bawa adek gw jalan-jalan sampe malem".
"Hehe kalo gini sii gw siap kak tau ajae Lo gw gaada duid buat beli bensin" jawabnya cengengesan.
Travis sudah siap dan ia menghampiri Justin yang sudah menunggunya. Ia melihat Justin sedang berbicara dengan kakaknya entahlah ia tidak tahu apa yang dibicarakan oleh kakak dan Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔎𝔦𝔰𝔞𝔥 𝔄𝔫𝔞𝔨 ℜ𝔞𝔫𝔱𝔞𝔲 [J-Line nya trejo]
Teen Fiction4 bersaudara yang rela meninggalkan kampung halaman nya. J-Line nya trejo:). mereka semua kakak beradik yang saling menyemangati satu sama lain. "Kak, kita semua ada disini jadi jangan merasa kesepian okey?". Sibungsu J-Line "Kita harus raih mimpi...