Setelah para dayangnya keluar ia melihat sebuah gaun tidur cantik berwarna merah muda jingga layaknya buah persik diatas kasurnya. Ia mengangkat gaun itu dan mencocokkannya dengan menempelkannya ke bagian depan tubuhnya. Gaunnya berbahan satin dengan lengan pendek, bagian perutnya dikelilingi karet yang tak ketat membuat bagian pinggulnya sedikit menyempit kemudian mengembang jatuh, panjang gaun itu sampai mata kaki. Tak mau kedinginan, ia pun segera memakainya.
"gaunnya sangat ringan dan lembut. Ini pertama kalinya aku memakai gaun untuk tidur, mungkin beginilah model piyama disini" ujarnya sambil berputar dihadapan cermin.
Berhadapan dengan cermin, ia baru menyadari sesuatu di wajahnya.
"kaca mataku? Mataku kan menderita rabun jauh cukup parah... Tapi sekarang aku bisa melihat dengan jelas tanpa memakai kaca mata. Aneh..." ia menatap matanya sendiri di dalam cermin cukup lama sampai kemudian ia menampar pipinya sendiri. Dan tidak ada rasa sakit sedikitpun."oh iya! Ini kan mimpi!"
Tokk
Tokk
"Tuan Putri, ini saya Gerald. Saya membawa makanan" terdengar suara Gerald yang samar-samar. Entah mengapa jantung Liona berdetak lebih keras.
"kurasa aku sangat takut padanya. Pria itu benar-benar sedatar tembok. Auranya menyeramkan" ia bergidik ngeri membayangkan wajah Gerald dengan rambut panjang hitam sepinggangnya yang entah kenapa terlihat sangat cocok menurutnya. Apa semua pria rambutnya sepanjang itu juga ya disini? Sejauh ini hanya Gerald pria yang ditemuinya dalam mimpi aneh ini.
"ya masuklah.." ujar Liona kemudian mempersilahkan Gerald untuk masuk. Gerald membuka pintu kayu itu, tubuhnya langsung membeku melihat Liona yang terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya.
'sadarlah Gerald, kau hanya seorang pengawal'
Bisikkan itu terdengar dari relung hati Gerald yang membuatnya tersadar.
Merasa tak bisa berlama-lama menatap wajah Liona, Gerald segera menundukan pandangannya. Diturunkannya meja kecil beserta makanan diatasnya yang ia bawa sejak tadi.
Kedua mata Liona berbinar. Makan!
'oh astaga! Makanannya terlihat sangat enak!' pekiknya dalam hati.
"silahkan dinikmati Putri" ujar Gerald dengan sopan.
Liona segera duduk dihadapan meja kecil itu dan mulai mengambil peralatan makannya. Belum sempat memasukkan makanan itu kedalam mulutnya, Liona menatap Gerald yang sedari tadi tengah memperhatikannya sambil berdiri.
"kau sudah makan?" tanyanya.
Gerald terkejut. Ia tak menyangka Sang Putri akan menanyakan hal sepele seperti itu padanya. Dengan gugup ia menjawab "su.. Sudah Putri"
Liona menyipitkan matanya tak percaya "hei.. Kau bersamaku sejak tadi, lalu kapan kamu makan? Jangan bohong! Cepat duduk dihadapanku! Kurasa makanannya juga terlalu banyak untuk kumakan sendirian"
"ta.. Tapi.." Gerald berusaha menolak. Mana mungkin ia memakan makanan kerajaan yang telah disiapkan khusus untuk sang Putri. Dibuat oleh koki kerajaan hebat yang tak tersedia diluaran sana.
Liona menyipitkan matanya "cepat duduk atau ku adukan pada ayah bahwa kau menentang perintahku!"
Gerald tergagap. Dengan sigap ia duduk dihadapan sang Putri.
"Wah... Kamu benar-benar seorang pengawal ya!" Liona tertawa kecil melihat Gerald yang duduk dihadapannya dengan tegap dan matanya lurus menatap kedepan. Ia mulai membagi makanannya dengan Gerald.
"ayo makan. Jangan terlalu tegang! Seperti pelatihan militer saja"
"Militer? apa itu?" tanya Gerald
Liona kebingungan untuk menjawab "seperti pelatihan untuk... emm... untuk... perang! Iya perang! Kalau perang harus sigap dan waspada kan? Ya seperti posisi badanmu ini"
![](https://img.wattpad.com/cover/169688037-288-k834033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERITY (Short Story)
Romantik✨✨ROMANCE✨✨ Cuma kumpulan short story, sometimes Oneshoot. Hope you like it Jangan lupa tinggalin jejak 👍 7 story DONE!! DILARANG PLAGIAT CERITA MILIK SAYA! CAPEK MIKIR DAN WAKTU! TOLONG HARGAI! TERIMAKASIH