2. Strange

6.4K 213 2
                                        

🌺Happy reading🌺

Namanya Billy Marcus. Anak SMA tingkat akhir jurusan MIPA. Tajir dan ganteng abis. Oiya jangan lupa pinternya ke ubun-ubun.

Kalau kayak gitu kesannya dia keren banget kan.

Tapi kalau liat aslinya.... Iyuh tralala kata Diana Putri.

Kok ada ya manusia kayak gitu? Bukan Diana doang sih yang mikir kayak gitu tapi hampir semua anak di sekolahnya juga.

Semua penjabaran tentang Billy diatas tuh sia-sia. Lo tinggal 5 menit sama dia juga udah ilfeel dan berdoa gak bakal ketemu manusia macam dia selamanya.

Seburuk itu??

Dengan tegas Diana jawab

"Iya!" Ujarnya pada sepupunya saat ia menceritakan tentang Billy. Serly sepupunya hanya mengangkat bahu tak peduli.

"Untung gak ada manusia macam gitu di sekolah gue"

Diana hanya mendesah kesal, padahal ia sendiri gak tau salahnya Billy kepadanya. Cuma lihat dan dengar bikin Diana mikir sebaiknya jauhin pria bernama Billy itu.

"Kalo most wanted nya sih gimana? Ada kan? Naksir gak lo?" Tanya Serly sambil menyemil kacang.

"Nah ini yang seru. Ada. Ganteng, tajir, friendly, ketos, gak pinter-pinter amat sih. Namanya Alvin Marcus"

"Oh...

Wait... Marcus?"

Diana mengangguk malas "Alvin & Billy Marcus.. kembar tapi gak identik"

"Gila"

🌴🌴🌴

Diana menghabiskan waktunya sambil membaca wattpad dikelas. Tangan kirinya memegang kotak susu strawberry yang sesekali ia minum.

Setelah cerita yang baru kemarin ia tambahkan ke perpustakaan wattpadnya itu selesai ia baca, baru ia melihat sekitar dan menyadari hanya ada dirinya dikelas.

Diana menghela nafas gusar. Ini hari pertama dirinya masuk setelah libur kenaikan kelas. Hanya sekitar 5 orang dari kelas lamanya yang sekelas lagi dengan Diana, itupun tidak dekat dengannya.

Diana sudah berusaha sejak awal mendapat kursi barunya dan berkenalan dengan beberapa siswi didekatnya. Namun mereka masih menutup diri dan asik dengan teman yang mereka kenal. Akhirnya berakhirlah Diana sendirian dikelas saat istirahat tanpa ada seorangpun yang mengajaknya ke kantin. Mau makan di kantin sendirian pun gak mood jadinya.

Bukan salah mereka sepenuhnya sih. Diana juga yang kurang partisipasi dalam kegiatan entah ekskul atau acara sekolah sehingga tak banyak yang mengenalnya, juga temannya hanya teman sebangkunya dulu.

Mau pergi ke kelas teman sebangkunya dulu juga malu. Dianggap tidak bisa beradaptasi dengan kelas baru nantinya.

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke taman yang kebetulan pas didepan kelasnya.

Dari sini Diana dapat melihat banyak siswa-siswi memakai seragam SMP. Mereka baru saja bergabung jadi siswa-siswi SMA nya. Mungkin lusa baru dikasih seragam.

Tiba-tiba suara riuh dan dan orang-orang berkumpul dipinggir taman. Diana yang duduk ditengah-tengah taman pun jadi kikuk.

Ada apaan sih?

Sebuah suara gadis terdengar dibelakangnya yang sontak membuat Diana menoleh.

"Aku suka sama kak Billy!"

Oh Diana mengerti. Ada adik kelasnya yang baru itu dengan berani menembak Billy ditengah taman. Diana tersenyum miring.

Wah drama gratisan

"Apaan si? Narik-narik gajelas ngomong gitu lagi. Gue jejelin upil nih. Nih. Nih"

Sontak gadis berseragam putih biru itu histeris dan jijik lalu keluar dari taman menyisakan orang-orang yang menertawakannya tak terkecuali Diana.

Udah sering liat tingkah ajaibnya si Billy ini tapi gak ngebosenin buat dilihat dan digosipin. Kayak stand up komedi aja nontonnya.

Bell masuk pun berbunyi membuat kumpulan orang di taman bubar dan Diana kembali masuk ke kelasnya dan kembali mendesah malas.

"Lumayan lah hiburan" Diana terkikik geli. Dijejelin upil si gak seberapa ada yang lebih gila dan Diana gak mau mengingatnya kalau masih mau menikmati makan tanpa jijik selama hidup.

"Woy gaes temen-temenku tercintah dan terkasih.... karena sekolah belum kondusif dengan jadwal ajaran baru jadi kita sekolah sampai jam 2 aja, besok dan lusa juga. Jangan ngelakuin hal yang aneh-aneh sepulang sekolah kayak bla bla bla"

Semua murid termasuk Diana sudah tak mendengarkan kata si ketua kelas dan bersorak riang. Kapan lagi bisa pulang siang?

🌴🌴🌴

"Diana!"

Diana menolehkan wajahnya pada gadis yang memanggilnya itu. Dan tersenyum singkat kepadanya.

"Kenapa Bella?"

Bella nyengir "mau main dulu ga? Ke mall. Masih siang ini"

Diana berpikir sebentar. Sebenarnya dia masih kesal perihal dirinya yang di tinggal saat jam istirahat tadi. Tapi yah mau gimana lagi kan mereka memang belum dekat.

Setelah menghela nafas Diana akhirnya bicara "oke gue ikut"

Yah siapa tau dari jalan-jalannya ini mereka jadi tambah dekat.

...

"Bella bawa mobil sendiri?" Tanya Diana pada Bella disampingnya saat gadis itu menggiringnya menuju parkiran mobil.

Bella menggeleng sambil tertawa kecil "gue belum bisa nyetir. Kita naik mobil pacar gue. Dia juga ikut"

Diana pun menegang kaku. Pacar?

Ya Tuhan! Bagaimana bisa Diana lupa kalau Bella punya pacar dan pacarnya itu..

Alvin. Cowok yang sebenarnya Diana suka namun ia tutupi dengan baik.

Keringat dingin mulai mengucuri punggungnya.

Melihat wajah Diana yang kaku sontak membuat Bella tertawa "tenang kok.. lo gak bakal jadi nyamuk, ada adeknya Alvin. Gausah gue kasih tau siapa kan?"

Diana tak bisa mengekspresikan dirinya dengan kata-kata lagi. Hanya terlintas satu kata.

Sial.

Jadi nyamuk mereka aja Diana sudah ogah-ogahan ini bareng si Billy itu? Mikir apa sih si Bella ini? Gak ngertiin banget perasaannya atau memang pura-pura gak ngerti?

"Emm.. Bell sebenernya-"

"Beb!!" Bella memotong ucapan Diana yang hendak menolak ajakannya, ia langsung berlari sambil menyeret tangan Diana.

Diana mengerutkan kening, walaupun ia sudah bisa melihat punggung tegap Alvin tetapi bukannya itu juga masih terlalu jauh? Bahkan Diana yakin 100% bahwa Alvin tidak akan mendengar panggilan Bella kecuali gadis itu memakai toa.

Apa maksudnya? Bella sengaja memotong perkataannya?

Diana menggeleng samar.

Gak.. gak boleh mikir nething gitu. Sejak kapan gue jadi kayak gini

Alvin menoleh mendengar derap langkanya dan Bella lalu tersenyum simpul yang membuat Diana terpana sesaat.

"Ayo berangkat!" Pekik Bella bersemangat yang dibalas belaian di kepalanya oleh Alvin.

Oke Diana akui ia iri.

"Si Billy udah bete banget tuh didalem. Temen barunya Bella ya?"

Diana mengangguk kaku.

"Iya namanya Diana, jadi temen sebangku aku loh.."

"Oh ya? Ayo Diana, masuk.."

Saat membuka pintu belakang mobil Alvin, mata Diana langsung bertatapan dengan manik teduh sekaligus dingin seorang pria.

Pria yang selama ini selalu dihindari Diana.

Billy Marcus.


To be continue

LOVERITY (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang