6. Secret People (2)

2K 171 5
                                    

Mala menghela nafas kesal. Apa yang ia lihat kemarin tidak ada gunanya. Video mesum kepala sekolah dengan salah satu guru di lingkungan sekolah itu belum cukup menampar wajah menyebalkan kepala sekolah itu. Toh keduanya sama-sama sukarela. Paling hanya sampai tahap dikeluarkan dari sekolah.

Tidak.

Mala harus mencabut sampai akar-akarnya baru bisa bernafas lega. Ini bukan hanya salah kepala sekolah. Ada banyak kejanggalan di sekolah ini. Pemilik sekolah dirahasiakan. Uang masuk dan biaya perbulan yang bukan mahal lagi. Tapi mbl.

MBL

MBL

MBL

MuaHhall BuAnGet Looohh

Ckckck

Untungnya Mala mendapat dana dari pemerintah. Tapi tak sedikit juga uang yang ia keluarkan demi tugas ini. Ia perfeksionis.

Hari ini ia berdandan cetar ala ala anak sultan. Ia memasuki ruang kelas mengabaikan tatapan memuja para anak cowok.

Tak lama ia dihampiri Rebecca dan anak buahnya.

"Hey.. thank for last night" ujar Becca tersenyum manis membuat Mala hampir muntah.

"Its nothing" jawab Mala seadanya.

"Wanna play again after school?"

Ck! Malesin! Buang-buang duit dan waktu gue aja lu.

"Gue gabisa sorry, there's something I want to do"

"Oke deh, next time"

"Miss Ginane berhalangan hadir jadi jam pertama ini free" tiba-tiba seorang siswa pria berdiri dan mengumumkan hal tersebut.

Mala menatap pria itu cukup lama, pria dengan seragam lengkap rapih dan rambut cepak itu menarik perhatiannya. Penampilan pria itu fresh dan menawan.

Ekhem

Ekhem

Kok Mala jadi gerah ya. Kipas mana kipas. Walau seragamnya tertutup rapi, ia yang biasa melihat polisi-polisi sekalipun tau. Bocah SMA ini body nya bagus juga. Dadanya bidang, lihat juga otot bisep lengannya itu, Mala jadi penasaran menghitung berapa banyak jumlah kotak diperut pria itu. Apa bisa jadi alas catur? Ya enggaklah bege.

"Mala!"

Mala mengerjap menyadarkan diri. Ah sialan lagi menghayal indah juga.

"Eh ya kenapa tadi?"

"Berhubung free class lo harus ikut kita. Lo harus tau kita kalau main gimana"

Mala mengangguk dan berdiri. Bakal mencurigakan kalau terlalu banyak menolak.

Mala berjalan disebelah Becca, mengikuti kemana langkah kaki wanita itu.

"Yang tadi ngumumin free class ketua kelas ya?"

Becca meliriknya sekilas dan tersenyum miring "ya, ketua kelas pilihan guru. Napa? Naksir lo? Iya si tampangnya lumayan tapi ga banget deh. Anak beasiswa itu, ibunya ART si Glend tau kan? Yang duduk di depan lo"

Ah si sok ganteng Glend itu.

"Dia jadi ketua kelas juga ga beda sama boneka. Lo kalo suka sama dia ancur deh harga diri lo. Ya kali sama anak pembokat hahah"

Mala pura-pura tertawa aja.

"Lo pada main di toilet?" Mala mengernyit aneh.

"Ya, lo gatau si seseru apa. Sebentar ya gue bawa bonekanya"

Rebecca terlihat mengetik sesuatu di ponselnya. Tak lama satu anak perempuan dengan kacamata datang. Rebecca menarik paksa anak itu masuk ke toilet dan menyiramnya dengan jus jeruk yang dipegang anak buahnya. Mala masih diam tenang melihat yang terjadi.

LOVERITY (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang