Hari ini Gesya pulang malam dikarenakan harus mengikuti les untuk perbaikan nilainya yang masih kurang. Ditambah ada jadwal piket yang membuatnya telat untuk pulang.
Gala yang biasa mengantar dan jemput ke sekolah sudah pulang lebih awal. Gesya mencoba menghubungi Gala untuk menjemputnya pulang, tapi tak ada jawaban dari Gala.
Gesya mendengus kesal. Terpaksa ia harus berjalan kaki menuju halte. Mau pesan taksi online pun, ongkosnya tak mencukupi.
Sampai di pertengahan jalan, langkahnya terhenti ketika mendengar suara teriakan itu masuk melewati telinganya. Sontak Gesya langsung celingukan ke segala arah untuk menemukan di mana sumber suara itu berasal.
Gesya menyipitkan matanya ketika melihat punggung seseorang tengah mencekik kerah pria di depannya sembari menudingkan benda tajam ke arahnya.
Seorang laki-laki seusianya baru saja datang menghampiri pria yang menudingkan benda tajam itu kepada pria di depannya yang sudah ketakutan.
"Apa yang Papa lakuin? Papa mau bunuh dia?"
Gesya masih bersembunyi dibalik pohon besar dan mengintip adegan itu. Gesya mencoba mendekat dengan pelan. Namun tak disangka sepatunya menginjak ranting kayu hingga patah. Sontak hal itu membuat pria asing itu menoleh ke arah Gesya, begitupun anak lelakinya yang juga ikut mengedarkan pandangannya pada sosok Gesya yang masih bersembunyi di belakang pohon.
"Siapa itu?" teriak pria itu.
Anak laki-lakinya terkejut kala tak sengaja melihat sosok perempuan yang tampak familier. "Diaa.." merasa ragu dengan penglihatannya, ia mencoba mendekat pada pohon besar tempat Gesya bersembunyi.
Gesya terkejut dan panik. Gadis itu hendak melarikan diri, namun tanpa diduga seorang pria berbadan kurus langsung berlari ke arahnya dan berhasil menangkapnya.
"Ge!" pekiknya terkejut saat seorang gadis yang ditangkap oleh anak buah ayahnya adalah sosok perempuan yang ia kenal.
Teriakan keras dari Gesya untuk meminta tolong tak dihiraukan oleh pria itu. Gesya mencoba melepaskan diri dari pria asing yang menangkapnya.
"Lepasin dia!" teriak anak laki-laki itu.
"Laskar! Jangan ikut campur!" teriaknya emosi saat melihat anak laki-lakinya berusaha mendekati anak buahnya untuk melepaskan Gesya.
"Bawa cewek itu! Terserah mau kamu apakan. Jangan sampai dia muncul di hadapanku lagi!" titahnya pada anak buah yang sudah menangkap Gesya.
"Nggak! Lepasin dia, bangsat!" Laskar mencoba melepaskan tubuh Gesya dari pria asing itu.
"Don! Kamu bawa Laskar! Cepat!" titahnya lagi pada anak buah satunya yang bernama Doni—si badan kekar.
Anak buah berambut keriting itu membius Gesya. Sebelum kehilangan kesadarannya, Gesya sempat melihat wajah Laskar yang meneriaki namanya.
Anak buah satunya yang berbadan kekar menarik Laskar dengan paksa. "Ge! Ge!" Laskar tak mengetahui namanya, ia hanya tahu orang-orang memanggil perempuan itu dengan sebutan 'ge'. Doni menyeret kasar tubuh Laskar yang mencoba kabur darinya. "Lepasin gue bajingan!" umpat Laskar sembari menggigit lengan pria itu dan melarikan diri.
"Bos, tuan muda kabur!" adunya.
"Ya kejar lah, bego!" bentaknya.
Aksi kejar-kejaran itu terhenti saat Laskar menemukan sebuah mobil sang Ayah yang masih terparkir tak jauh dari tempatnya. Laskar memasukinya dan bersembunyi di dalam mobil. Menghindari kejaran pria berbadan kekar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I stay alive?
RandomGimana lo akan menjelaskan tentang kehidupan yang sempurna itu? Terlahir dari keluarga yang kaya? Memiliki orang tua yang utuh? Cinta sejati? Ketenangan? Atau berumur panjang? Hidup gue dinilai dengan pandangan mereka yang melihat gue sebelah mata...