Vote sebelum baca 🌟
Suasana ramai di luar butik menarik perhatian Iris dan Agatha. Mereka ikut melihat ke luar jendela. Melihat situasi di bawah.
Ternyata segerombolan ksatria lah penyebab utama kegaduhan terjadi. Iris segera menjauh dari jendela. Menggigit jari tangannya gelisah. Meskipun dia tidak mengetahui identitas ksatria tersebut, Iris tetap cemas. Khawatir ksatria itu orang suruhan Dylan.
Baul yang menyadari kegelisahan Iris sontak mendekati Iris. "Jangan khawatir. Kalau mereka mencarimu, kami akan menyembunyikanmu. Bagaimanapun caranya," ujarnya menenangkan.
"Benar. Tenanglah, Zoey." Tandas Agatha seraya menghampiri Iris. "Ayo kita bersembunyi di ruang ganti. Aku akan menyembunyikanmu di dalam gaunku jika seandainya mereka nekat masuk dalam ruang ganti."
"Cepatlah. Mereka pasti sudah mulai naik ke sini," kata Baul. Takut Iris lah orang yang para ksatria cari.
"Mohon bantuannya, Baul."
Iris dan Agatha segera masuk ke dalam ruang ganti.
Beriringan dengan itu, masuklah seorang ksatria. Menghampiri Baul.
Baul menatap ksatria tenang. Tanpa menunjukkan gerak gerik mencurigakan.
"Permisi, tuan. Apakah kau pernah melihat gadis ini?" Ksatria menunjukkan sebuah lukisan yang menurut Baul sedikit mirip dengan Zoey. Hanya saja rambutnya berbeda. Di potret, rambut gadis itu berwarna merah muda sedangkan Zoey berambut pirang. Di potret, rambut gadis itu di bawah pinggul sedangkan rambut Zoey sepinggang.
"Tidak pernah karena di desa ini tidak ada gadis yang memiliki warna rambut merah muda."
"Kalau wajah serupa dengan warna rambut yang berbeda, apakah kau pernah melihatnya, tuan?"
"Tidak pernah."
Ksatria menghela nafas panjang. "Baiklah. Bolehkah kami melihat dua gadis yang bersama tuan? Kami ingin memastikan sebelum pergi ke tempat lain."
Darah Baul berdesir. Terkejut mendengar ucapan sang ksatria. Tak menyangka ksatria berniat mengecek sendiri.
Sama halnya seperti Baul, Iris dan Agatha juga terkejut. Terutama Iris. Sangat terkejut mengetahui ksatria itu benar-benar bawahan Dylan.
"Tolong kerja samanya, tuan. Kami tidak ingin menunda-nunda pekerjaan." Peringat ksatria.
Baul berdecak pelan. "Tunggulah sebentar. Mereka pasti sedang mencoba gaun."
"Baiklah."
Agatha tersenyum cerah kala teringat sesuatu. Lalu, mengambil alat make up di dalam tasnya. "Aku akan menghias wajahmu menjadi jelek supaya mereka tidak mengenalimu." Bisiknya lewat gerakan bibir.
Iris mengangguk setuju.
Agatha buru-buru merias wajah Iris dengan menggunakan konsep heboh dan menor, serta menambahkan Freckles di wajah Iris.
Agatha tersenyum puas melihat Iris menjelma menjadi itik buruk rupa oleh sentuhan make up-nya.
"Keluarlah sebentar, para nona! Saya harus segera memeriksa kalian!" Ucap ksatria tak sabaran akibat terlampau lama menunggu.
Agatha keluar lebih dulu dan mengomeli ksatria. "Sabar! Kami perlu waktu memakai gaun. Ataukah kau ingin melihat tubuh telanjang kami?!" Kesalnya.
Iris turut keluar dari ruang ganti. "Jangan marah, Agatha. Tuan ksatria hanya melakukan tugasnya. Iya 'kan, tuan ksatria tampan?" Tanyanya pura-pura centil dan mengedipkan mata genit sehingga membuat ksatria bergidik ngeri.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Saya akan segera pergi."
"Jangan buru-buru pergi, tuan ksatria. Tinggallah di sini lebih lama. Temani Zoey makan malam." Rengek Iris dengan nada bicara menggelikannya.
"Saya tidak bisa karena sangat sibuk. Permisi!" Ksatria segera melarikan diri dari sana sebelum terjebak lebih jauh.
Iris, Agatha, dan Baul saling bertatapan. Berusaha menahan tawa melihat ksatria lari terbirit-birit keluar dari ruangan.
Kedua gadis itu lantas duduk di depan Baul dan menghela nafas lega karena lolos dari kecurigaan ksatria.
"Aktingmu sangat mengesankan, Zoey." Puji Baul sambil tertawa geli.
"Hehe. Sebenarnya aku sangat gugup. Aku takut ketahuan oleh mereka." Balas Iris berbisik.
"Jadi, mereka benar-benar mencarimu?" Tanya Baul penasaran.
"Iya."
Baul memijit hidungnya pelan. "Tidak kusangka orangtuamu sampai mengerahkan para ksatria untuk mencarimu."
"Karena mereka tidak akan melepaskanku begitu saja, Baul. Mereka tidak akan membiarkan sumber uang mereka hilang begitu saja."
"Kasihan sekali dirimu, Zoey." Lirih Agatha. "Lalu, bagaimana sekarang? Bagaimana kalau mereka berhasil menangkapmu karena informasi yang diberikan penduduk?!"
"Hanya beberapa penduduk yang pernah melihatku. Orang yang menangkapku saat itu dan pemilik butik ini."
Agatha menghela nafas pelan. "Untunglah orang-orang itu tidak bisa memberitahukan apapun ke ksatria. Orang yang menangkapmu sedang pergi ke desa lain dan pemilik butik ini buta wajah. Pemilik butik tidak bisa mengenali wajah seseorang."
"Untuk ke depannya, lebih baik kau berdiam diri saja di dalam mansion Agatha daripada dilihat banyak orang dan menjadi petunjuk bagi keluargamu untuk menangkapmu. Aku akan berusaha membantumu sebisaku. Jika ada yang kau inginkan, kau bisa meminta bantuanku."
Iris menatap keduanya terharu. Walaupun baru bertemu, keduanya sudah bertekad membantunya. "Terima kasih. Aku sangat beruntung bisa bertemu kalian."
Agatha memeluk Iris hangat. "Sekarang kau aman bersama kami, Zoey. Kami akan berusaha melindungimu dari orangtuamu ataupun orang-orang yang ingin menganggumu."
"Agatha benar. Kami akan melindungimu." Tandas Baul menguatkan Iris. Berharap hati gadis itu bisa tenang dan damai setelah kejadian tadi.
22/9/23
Kuy spam komen, ntar ku kasih triple up😋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant's Wife
FantasySkripsi. Alasan Levia meninggal dunia. Alasan menyedihkan sekaligus paling konyol disepanjang sejarah. Lebih menyedihkannya lagi, jiwa Levia masuk ke dalam novel sebagai Iris. Tokoh utama wanita tersembunyi di dalam novel. Wanita yang sebenarnya sa...