Warning!!
18 +
Terdapat adegan dewasa!
Harap readers bijak dalam memilih bacaan.
Terimakasih.
.
."Lain kali jangan terlalu intim." Peringatan Shinka, karena tadi Kakashi sudah lancang menyentuh pundaknya sangat mesra. Ayolah, itu membuatnya merinding.
Cowok itu melepas Tuxedo menyisakan kemeja putih dengan lengan yang di gulung sampai siku lalu melonggarkan dasi kupu-kupu. Kakashi menatap Shinka, "Bukannya kamu menyukainya?"
"Iya. Jika itu dengan cowok yang aku sukai." Shinka mengakhiri perkatannya lalu memasuki kamar mandi dengan gaun yang masih melekat.
Kakashi memperhatikan gadis itu dalam diam dan tidak perduli. Lebih baik dia duduk diranjang dengan membaca buku yang dia suka.
"Hya! Imouto-san. Kau mandi apa tidur? Tidak ada suara sama sekali." Protes Kakashi tidak mendegar suara air gempricik.
Tiba-tiba Shinka mengeluarkan kepalanya dibalik pintu kamar mandi, "Ketahuan. Kamu ingin mendengarkan aku mandi, hah."
Kakashi terkejut hanya melihat kepala Shinka, "Sedang apa kamu? Cepat mandi!"
"Aku akan mandi jika gaunku bisa terlepas."
Kakashi fokus dengan bukunya, "Lepas saja."
"Mungkin sudah terlepas kalau aku bisa melepasnya." Kakashi menyiritkan dahi, Shinka membuka pintu kamar mandi lalu membalikkan tubuhnya.
"Bantu aku untuk melepas gaun ini. Tanganku tidak sampai." Pinta Shinka dengan rona merah di pipi malu. Cowok itu terbelalak dengan gadis yang baru saja dia nikahi, membantu melepas gaun? Yang benar saja.
"Cepatlah. Aku ingin mandi." Kata Shinka tidak ada tanda-tanda Kakashi untuk bangun dan menarik resleting gaunnya ke bawah.
Sebenarnya dia mau-mau saja, itu adegan yang dia suka. Tapi, ini bukanlah sebuah drama, yang bisa mengubah hasrat tidak melakukan apa-apa.
Shinka tertawa semu, "Kendalikan dirimu. Hanya kamu yang bisa membantu, hanya ada kamu disini."
Kakashi berdiri dari tidurannya menuju punggung putih Shinka. Dia memposisikan tubuhnya tepat didepan Shinka, bayangan mereka terpantul didalam cermin kamar mandi.
"Kau memperingatkanku untuk tidak seintim ini." Justru Shinka sendiri yang membuatnya melakukan hal seintim ini. Dilihatnya Shinka hanya merunduk malu dengan pipi yang merona. Astaga pengen cubit.
Sial. Kemeja Kakashi yang terbuka menambah keseksian yang dimikili. Shinka menahan mati-matian untuk itu, kenapa malam ini Kakashi begitu sangat tampan.
Tangan kanan Kakashi memegang pundak Shinka, tangan kiri mulai menurunkan resleting dengan terlahan. Sesekali Kakashi melihat didepan cermin menatap wajah memerah Shinka yang menunduk. Resleting itu baru terbuka sedikit, melihat punggung atas Shinka membuat pipinya memerah. Punggung putih itu menggoyangkan imannya, dia ingin meraba punggung tersebut dan memakannya.
Merasa gaunnya melonggar, Shinka menahan gaun itu agar tidak merosot dan memperlihatkan dadanya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang tejadi. Shinka lebih pendek dari Kakashi, dia bisa melihat apa saja dari atas sini termasuk dada itu. Kakashi semakin tidak bisa mengendalikan hasratnya.
"Imo-chan. Apa kamu tahu akibat kamu menyuruhku melakukan ini?" Tanya Kakashi tepat ditelinga kiri Shinka.
Gadis itu menikmati setiap hembusan nafas Kakashi di telinganya, hangatnya, suara beratnya, frekuensinya, begitu sangat nikmat. Mata mereka bertemu disatu titik di cermin, gadis itu tersenyum.
"Kamu menginginkannya?" Pertanyaan macam apa itu? Sudah sangat jelas jawabannya. Kakashi sangat menginginkannya.
Shinka berbalik lalu menatap lekat mata Kakashi, "kontrak yang kamu maksud belum kita sepakati bukan. Jadi, aku rasa malam ini belum ada larangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract
FanfictionPerjodohan. Mendengarnya saja sudah sudah muak. Apalagi menjalaninya? Perjodohan dari Pewaris Hatake Crop dengan Putri Uchiha. Pulang dari Amerika, seorang gadis cantik dengan rambut panjang warna merah maroon dikejutkan dengan pesta pernikahan dir...