Bab 21. Sick

125 13 3
                                    

Sinar matahari menerpa wajah seorang gadis cantik yang masih tertidur lelap diranjang membuat tidur gadis itu tidak nyaman. Sebuah tangan kekar terulur menghalangi cahaya tersebut, Kakashi bangun lebih awal dan terus menatap gadis yang semalam membuatnya bahagia dan sangat bahagia, dia tidak akan melupakan momen tersebut. Ralat, bukan gadis lagi sekarang namun wanita, wanitanya.

Shinka mengerjapkan matanya, dia terbangun. Senyum Kakashi semakin lebar saat wanitanya menggeliat dan melihat beberapa kissmark yang dia buat semalam. Jika Shinka tahu pasti dia akan marah dan Kakashi akan menyiapkan mental untuk itu semua.

"Ohayo." Masih setengah sadar. Kakashi sudah menyapanya dengan senyum manis.

Wanita itu salting, dia menutup wajahnya dengan selimut. Siapa yang tidak salting bangun tidur udah disenyumin suami yang gantengnya tidak ketulungan.

"Kenapa ditutup?" Shinka menarik selimut namun hanya sampai bawah mata saja. Kakashi gemes.

Astaga senyum Kakashi makin manis aja, cowok itu mendekat menarik selimut yang menutupi mulut Shinka namun wanita itu masih menahannya, jujur dia masih malu. Kakasi tertawa pelan melihat kelakukan istrinya.

CUP!

Niatnya ingin mencium bibir secara langsung tapi yang dia dapat hanya bibir yang terhalangi oleh selimut, "Morning Kiss, Baby."

Shinka pengen teriak, dia tidak kuat. Wanita itu mendorong dada Kakashi untuk menjauh, dia terduduk dan ingin beranjak dari tempat tidur, "Mau kemana?"

"Apa aku akan diculik lagi walaupun hanya ke kamar mandi?" Apakah Kakashi masih khawatir dengan kejadian kemaren?

"Sini aku bantu." Tawar Kakashi membuat Shinka semakin heran. Apakah karena semalam otak Kakashi tertukar? Dia beda hari ini.

"Aku bisa sendiri." Shinka tidak ingin merepotkan orang lain walaupun itu dengan suaminya sendiri.

Kakashi tersenyum, istrinya masih saja polos padahal sudah diajarin kemaren malam, "Kamu tidak bisa kemana-mana tanpa aku."

Shinka heran dan bertanya-tanya, "Kenapa?"

Kakashi tidak menjawab biarkan Shinka mencari jawaban itu sendiri. Perlahan wanita itu menurunkan kakinya, oke masih aman dan Kakashi masih menunggu.

Satu.

Ekspresi Shinka mulai berubah.

Dua.

Rasanya perih padahal baru mengumpulkan tenaga untuk berdiri.

Tiga.

BUGH!

"AAWHH! SAKIT." Shinka terjatuh, dia merasa sakit dipangkal pahanya sampai dia tidak bisa berjalan, jangankan berjalan, berdiri saja tidak kuat, jujurly sakit bangat.

Sudah dibilangin tapi masih ngeyel. Belum percaya kalau belum membuktikannya sendiri. Kakashi menghampiri istrinya, lagi-lagi Kakashi tersenyum.

"Aku tahu kamu bisa sendiri. Tapi untuk kali ini ijinkan aku untuk membantu." Kakashi menggendong Shinka dengan Bridal style.

Tatapan tenang itu, membuat rasa sakit Shinka menghilang. Shinka masih terus menatap sampai Kakashi menurunkannya di kamar mandi.

"Jangan menatapku seperti itu atau aku akan lanjut part 2." Suaminya itu nafsuan hanya di tatap saja rasanya ingin menghamili.

Dengan cepat Shinka mengalihkan pandangannya, rasanya masih sakit dan Kakashi akan melakukannya lagi, terdengar sangat kejam.

Kakashi berbalik, betapa terkejutnya Shinka melihat punggung suaminya, "I-itu aku yang buat?"

ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang