L

667 80 4
                                    

Gracia berjalan setengah berlari saat melihat Sisca duduk sendirian di selasar kampus yang biasanya ramai itu. Mungkin karena menjelang Ujian Akhir Semester, para mahasiswa diberikan waktu sejenak untuk menikmati minggu tenang. Perempuan yang dituju sedang asik dengan ponsel di tangannya. Senyumnya belum memudar menatap beberapa pesan yang dikirim kesayangannya. Bahkan, Sisca tidak menyadari ada Gracia yang ikut duduk di sebelahnya, sambil setengah mengintip.

"Ciee, siapa tuh?"

Sisca seketika menoleh dan menutup layar ponselnya.

"Ngagetin aja lo, Gre."

"Siapa yang ngagetin. Lo yang gak sadar gue duduk dari tadi."

"Lo ngapain pagi pagi gini ke kampus?" Lanjut Gracia bertanya.

"Gue mau revisi. Lo sendiri ngapain?" Tanya Sisca.

"Mau bimbingan. Biar cepet kelar. Capek banget gue ditanya mulu sama bokap kapan wisuda." Jawab Gracia dengan sorot mata sendu.

"Gak usah sok sedih gitu deh. Gak cocok. Mending ke perpus yuk." Ajak Sisca sambil memasukkan lembaran skripsi ke dalam tas.

"Emang udah buka pagi-pagi gini?"

"Udah." Sisca menarik tangan Gracia untuk segera bangkit.

Keduanya kini berdiri di depan pintu perpustakaan yang berada di lantai 3 di ujung lorong sebelah ruang laboratorium.

"Ini buka gak sih?" Tanya Gracia

"Buka, Gre. Lo gak liat itu ada sepatu." Sisca menunjuk rak yang telah terisi beberapa sepatu milik mahasiswa yang juga berkunjung di perpustakaan itu.

Sisca membuka pintu perpustakaan dengan perlahan. Sementara Gracia masih sibuk dengan sepatunya yang sulit dilepas. "Buruan Gre."

Suasana hening menyambut kedatangan mereka berdua. Netra keduanya menangkap dua mahasiswa yang sibuk dengan laptop di meja belakang. Terlihat ada mahasiswa lain yang mungkin sekadar ingin membaca.

Setelah mengisi daftar hadir, Sisca dan Gracia menaruh tas mereka di loker sebelah kiri meja penjaga.

"Lo mau cari buku apa Gre?" Tanya Sisca sedikit berbisik.

"Pengantar Statistika. Gue mau belajar metode penelitian."

"Gaya bener." Sisca menyenggol pelan lengan Gracia.

Sudah hampir seratus dua puluh menit Sisca dan Gracia berkutat dengan laptop dan beberapa buku berhalaman tebal. Kini hanya mereka yang ada di ruangan itu. Mahasiswa lain yang tadi berada satu ruangan dengan mereka sudah terlebih dulu meninggalkan perpustakaan. Sesekali Sisca membuka ponselnya untuk membalas pesan. Tidak usah bertanya pesan dari siapa.

"Anjir kaget."

Sontak Gracia memukul lengan Sisca saat mendengar dering handphonenya yang keras memenuhi ruangan.

"Iya, nanti aku kabarin lagi ya abis kamu selesai kelas. Belajar yang bener." Wajah sumringah Sisca saat menjawab panggilan tersebut membuat Gracia menatap penuh tanya.

"Lo balikan?" Tanya Gracia setelah Sisca menutup panggilannya.

"Nggak."

"Terus siapa? Pacar baru lo?" Cecar Gracia.

"Kalo iya kenapa" Jawab Sisca datar.

"Jadi, gitu ya sekarang? Gak berbagi cerita kalo punya pacar baru." Ucap Gracia dengan sorot mata menuduh.

"Nggak gitu Gracia caeeemmm." Sisca menarik pipi gembul sahabatnya itu.

"Hmm"

"Jangan ngambek dong Gracia yang cantiknya tidak terbatas."

Kadang-kadang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang