Sekuat apapun gue mengingat, bener bener ga bisa gue temukan tokoh bernama Herin ini.
Namanya ga tertera dihalaman manapun. Seragam kebanggaan "Galaxy High School" yang gue temuin di tempat sampah dengan jelas tertera nama dia disana. "Apa herin figuran?".
Novel buluk itu bener bener misteri.Herin, raga yang gue tempatin bernama Herin Maheswari. Siswi beasiswa yang menginjak semester pertama di kelas 10.
Dengan kedermawanan konglomerat besar yang juga donatur panti tempat dia dibesarkan. Dia bisa mengenyam pendidikan di salah satu sekolah terbaik di negeri ini.Chip yang berada ditangan gue itu miliknya. Gue pening memikirkan dendam besar yang dia miliki. Apa alasan dibalik dia nyimpen chip menyeramkan itu.
Semua jawabannya terjawab saat gue buka gorden besar yang menutupi tembok, yang sudah terlihat jelas bata merahnya.
Herin, dia satu satunya korban selamat dari tragedi kebakaran sebuah panti asuhan di Provinsi Timur.Dia dipindahkan ke Yayasan baru dibawah naungan JP Group, Perusahaan konglomerat yang sudah turun temurun. Dan dia satu satunya saksi hidup yang tersisa dari tragedi menyeramkan itu. Sikap dermawan CEO JP Group yang tak lain adalah Pak Baskara yang juga ayah dari Aldebaran antagonis novel, ga bikin Herin terpukau dengan jiwa sosial yang tinggi.
Karna Herin tau bahwa tersangka utama yang menewaskan seluruh penghuni panti dulu adalah Pak Baskara sendiri.
Pak Baskara bagi seluruh orang yang pernah mendengar namanya pasti langsung membayangkan sosok malaikat yang begitu lembut. Jiwa sosial yang tinggi, dan semua yang dilakukannya benar benar diakui seluruh negeri. Belum lagi dorongan masyarakat supaya maju dalam pemilihan Presiden tahun depan.
Tapi bagi Herin CEO JP Group itu hanya seorang setan kriminal pembunuh berantai yang menjijikan.10 tahun yang lalu JP Group sedang menjalankan sebuah proyek besar bersama banyak perusahaan besar, termasuk FX dan Lion Group.
Proyek itu membutuhkan lahan yang strategis untuk merealisasikan kesuksesan mega proyek.
Dan dia mengincar provinsi timur yang memiliki cukup potensi.Dan terpilihlah daerah A tempat Herin besar selama tujuh tahun terakhir. Tempat tinggalnya, tempat tinggal bunda panti yang dia sayangi, tempat tinggal teman yang dia kasihi, dan tempat tinggal seluruh keluarga yang dia miliki. Entah memang takdir atau ego manusia, pembelian lahan berjalan sangat alot.
Bunda pemilik panti enggan menjual tanah dan bangunan. Dia keberatan atas proyek yang tidak memikirkan nasib anak anak.Sebulan telah berlalu dan kesepakatan benar benar seperti hal yang mustahil.
Petang itu herin baru pulang dari mencari ikan disungai ujung jalan. Padahal Bunda panti sudah melarangnya karna berbahaya. Dengan wajah memelas dia meminta ijin dan berjanji akan pulang sebelum sore. Bunda panti akhirnya mengijinkannya. Bunda tau herin salah satu anaknya yang cukup ceroboh.Dan saat keasyikan memancing, dia melihat mobil hitam tua melintas menuju ke panti nya. Biasanya saat ada mobil, yang dia tau akan ada seseorang yang membawa makanan dan mainan untuk semua orang dipanti.
Dia bergegas membereskan ikan ikan kecil yang dia dapat dengan memancing . Dia menenteng baskom kecil berisi ikan itu beserta pancingannya. Dan dia tidak berhenti tersenyum. Herin bahagia membayangkan membakar ikan ini bersama teman temannya nanti dan ga sabar mendapatkan mainan serta makanan dari orang yang membawa mobil tadi.
Kakinya yang kecil membuatnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai panti. Disaat dia sampai didepan gerbang, dia menatap lurus dengan ketakutan. Tubuhnya menggigil. Rumah hangat tempat dia tinggal berubah menjadi api unggun raksasa. Dimana bundanya, dimana semua temannya, dimana keluarganya. Dia lari mendekati bangunan yang dilalap si jago merah itu sambil meraung raung. Dia mengeratkan pengangannya pada ember kecil yang berisi ikan yang rencananya akan dia makan bersama teman temanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pemeran (END)
Teen FictionIni cerita pertamaku Jadi kalo gaje, ga paham dan acak adul mohon kritik saran yaaa MAKASI Gabisa bikin deskripsi, so...