11

33 16 0
                                    

Bajingan terjahat di dunia adalah pelaku yang mengaku dirinya korban.

Bara dia memaksa menginap dikosan dengan alasan kalo gue udah menyakiti hatinya dan gue harus bertanggung jawab dengan memberinya tumpangan tempat tidur.

Siapa juga yang duluan masuk rumah orang sembarangan, siapa juga yang duluan memulai mengutarakan perasaan dan berakhir menyakitkan.

Dan terjadilah tragedi itu, tidur berdua. Tidur hanya tidur. Karna tidak ada yang terjadi selain itu.

Tapi tetep aja itu mengganggu.
Karpet, selimut dan bantal yang hanya satu menjadi pemicu pertengkaran tadi malam. Dia maksa akan tidur berdampingan karna semua item hanya ada satu. Gue yang masih waras sangat menolak.

Dan dia ga terima. Akhirnya selimut gue relain buat dia pakai dan gue kebagian karpet serta bantal. Gue masih manusiawi ga biarin dia tidur kedinginan.
Dengan garis pembatas yang udah disepakati bersama digambar pake spidol.

Tapi entah kenapa disaat gue bangun posisi kita berdua saling berpelukan layaknya teletubies. Jiwa gue udah nagis kejer dibuatnya.

Gue yakin tadi malam dia ada di pojok ruangan.
Akhirnya pagi itu gue mencak mencak ga jelas, dan si antagonis ini nyeludur ke kamar mandi ga peduli.

Drama lain yang  juga tak kalah menyebalkan adalah udah gue usir dari pagi dia tetep ga peduli.
Gue udah baik nampung dia tidur, nampung dia mandi, nampung dia sarapan tapi emang dasarnya aja gatau malu. Predikat konglomerat yang dia sandang adalah hal yang ga berguna.

Antagonis tak tahu malu itu sedang duduk duduk santai di atas geladak memandang pemandangaan sambil makan pisang yang dia ambil dari kulkas. Padahal pisang itu gue dapatkan dengan perjuangan. Menego penjual sampai titik darah penghabisan.
Dia yang dari orok udah kaya mana tau rasanya.

Gue akuin pemandangan dari loteng ini begitu menakjubkan.
Dan gue disini juga ikut menikmatinya dengan menyikat setumpuk pakaian.
Kamar mandi yang sempit membuat kegiatan ini harus dilakukan diluar.

Jangan harapkan cowok gentle yang akan dengan gagah membantu. Wujudnya Bara cuma melirik ga peduli. Melanjutkan acara makan pisang nya.

" lo ko ga pulang pulang si"

" nanti"

" gue risih liat tampang lo"

" karna gue ganteng yak?"

Otomatis mulut berdecih.

" gue cuma warga sipil miskin, ga malu lo morotin gue"

" nanti gue ganti"

" bukan itu masalahnya.....
Lo ga peka banget gue usir.
Tidur serumah cowok cewek aja udah salah, gimana bisa lo setenang itu.
Kalo nanti kita digrebeg lo tanggung jawab?"

"cerewet"

"APA?"

Seketika gue dan Bara menoleh ke sumber suara.

Dan disinilah kita semua berkumpul, didalam kosan. Sepertinya akan ada drama panjang beberapa waktu kedepan.

Gue lupa kalo hari ini minggu. Jadwal rutin Bi Ema jenguk. Dan bodohnya untuk pertama kalinya dia melihat laki laki dikosan. Gue yakin seratus persen dia juga denger pembicaraan tadi.

" Herin jelasin" emak emak kalo udah marah, singa buas pun ga berkutik.
Tapi Bara sama sekali ga nunjukin raut serius apapun. Dasar Antagonis.

" i.. itu... bi"

" Saya yang maksa untuk menginap karna kemarin sudah tengah malam.
Saya pastikan tidak terjadi apapun, kalaupun terjadi sesuatu saya akan betanggung jawab secara penuh.
Saya meminta maaf atas kelancangan saya".

Bukan Pemeran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang