sembilan belas

26.5K 1.8K 26
                                    

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

Sebelum menjawab Jazziel menundukkan kepalanya dan menghela nafas berat setelahnya iapun menegakkan kembali kepalanya dan menatap Jevan, membuat Jevan makin penasaran

"bunda" ucap Jazziel membuat Jevan terdiam membeku

"Jazziel", "Ziel" ucap William dan Vano bersamaan saat Jazziel mengatakan itu, kini mereka sudah tak bisa menutupinya

"bunda? gak mungkin kan si Jevan bunuh nyokapnya sendiri" ucap Jevan atau Kai dalam hatinya bertanya tanya

"kenapa diem? kaget? kagetlah lo gatau kan penyebab bunda meninggal" ucap Jazziel dengan nada tinggi

"gak mungkin, lo pasti bohong" ucap Jevan menggelengkan kepalanya

"gue gak bohong semua gara gara lo andai waktu itu bunda gak jemput lo yang mabok pasti bunda gak akan terlibat kecelakaan" ucap Jazziel emosi

Jevan kembali diam mendengarkan ucapan yang barusan keluar dari mulut Jazziel apakah benar kematian ibu Jevan karna Jevan sendiri

"gue gatau apa yang di omongin si Jazziel bener atau enggak, tapi kalau itu memang bener emang pantes lo di benci Jev" ucap Kai dalam hati

"kenapa diem hah, ngerasa bersalah lo" ucap Jazziel mendorong bahu Jevan hingga mundur beberapa langkah kebelakang

"gak mungkin, gak mungkin gue bikin bunda kecelakaan" ucap Jevan mencoba mengelak

"gak ada yang gak mungkin waktu itu lo lagi mabuk lo dalam keadaan gak sadar" ucap Jazziel menunjuk nunjuk Jevan

"emang lo punya bukti gue pelakunya?" tanya Jevan pada Jazziel

"masih belum sadar juga lo anjing, harusnya lo yang mati bukan bunda" ucap Jazziel meninju wajah Jevan hingga mundur beberapa langkah

"Ziel sudah, Jevan naik" ucap Vano menghentikan pertikaian adik adiknya

Jevan masih tak beranjak di tempatnya ia tak mendengarkan ucapan Vano pikirannya masih mencerna ucapan ucapan Jazziel

"ya ampun Jevan kamu kenapa nak" tiba tiba Anita datang dari arah tangga, Anita hendak memegang wajah Jevan yang luka namun sebelum menyentuh wajahnya Jevan langsung menangkis tangan Anita

"jangan sok perhatian" ucap Jevan

"Jevan yang sopan pada ibumu" ucap William

"mas ada apa ini" tanya Anita pada William

"Jevan naik ke kamarmu" ucap William tak menghiraukan pertanyaan dari Anita

Jevan akhirnya pergi ke kamarnya di lantai 2, setelah kepergian Jevan William menghela nafasnya

"Jazziel tak seharusnya kamu berbicara seperti itu" ucap William

"kenapa pah? dia harus tahu kebenarannya" ucap Jazziel tak terima

"tapi tidak dengan cara seperti itu" ucap William

"terus gimana?papah masih bela dia setelah dia menyebabkan bunda meninggal" ucap Jazziel membuat William terdiam

"benar juga kenapa aku harus memikirkannya" ucap William dalam hatinya, tanpa berbicara apapun lagi William pergi ke kamarnya diikuti Anita di belakangnya

Setelah kepergian William Jazziel pun hendak pergi namun langkahnya terhenti saat berhadapan dengan Vano yang sedang menatap dirinya datar

"kenapa bang? lo juga gak terima, lo mau bela anak berandal itu?" tanya Jazziel yang tak mendapat jawaban dari Vano, namun Vano masih menatap Jazziel datar

Melihat Vano yang tak kunjung menjawab Jazziel pun melanjutkan langkahnya yang terhenti

Di sisi Jevan kini ia sedang melamun di balkon kamarnya, ia menatap langit malam yang tak terdapat bintang satupun

"Jev gue butuh penjelasan dari lo, hidup lo semakin rumit" ucap Jevan pelan

"kalo emang lo penyebab nyokap lo meninggal, mungkin gue juga bakal benci sama lo Jev" ucapnya lagi yang masih memandangi langit

sibuk melamun Jevan tak menyadari jika ada seseorang di belakangnya

"bagaimana setelah tahu kebenarannya, pembunuh" ucap Anita membuat Jevan reflek membalikan tubuhnya

"kenapa dia ada disini? ah gue lupa kunci pintu"ucap Jevan dalam hati

"sudah tidak berguna, beban keluarga, pembunuh pula" ucap Anita tertawa kecil mengejek Jevan

"kenapa hanya diam? merasa bersalah? haha percuma ibumu sudah mati" ucap Anita menekan kalimat terakhirnya

Jevan tak menjawab ia hanya menatap datar Anita tak berniat menjawab semua omongan omongan yang keluar dari manusia ular itu

"pergi" ucap Jevan akhirnya bersuara

"kau mengusirku? baiklah aku pergi namun ingat bocah sepertimu tak akan bisa mengalahkan ku" ucap Anita setelah mengatakan itu akhirnya dia pergi dari kamar Jevan

"gajelas" ucap Jevan mendengar ucapan Anita barusan

Jevan kembali menatap langit malam ia tak berniat beranjak dari sana karna dengan seperti ini pikirannya terasa lebih tenang

Tak lama dari kepergian Anita terdengar suara pintu kamar Jevan terbuka, membuat Jevan menoleh

"siapa lagi sih" ucap Jevan pelan, setelah menoleh ternyata itu adalah Vano abangnya

"jangan diluar nanti masuk angin" ucap Vano menghampiri Jevan

"gue bukan bocah bang" ucap Jevan

"bang emang bener yang di katakan si Jazziel" tanya Jevan menatap Vano

"abang Jev, dia juga abang mu" ucap Vano mengoreksi ucapan Jevan

"emang bener bang yang dia katakan?" tanya ulang Jevan kini ia tak memanggil namanya, Vano menghela nafas sebelum menjawab ia memaklumi Jevan mengapa tak mau menyebut abang pada Jazziel

"sudah jangan di pikirkan, sudah malam tak baik diam diluar" ucap Vano mengalihkan pembicaraan

"bang jawab dulu pertanyaan gue" ucap Jevan menuntut jawaban

Vano tak menjawab ia malah tersenyum ke arah Jevan dan menarik Jevan agar masuk, setelah Jevan masuk iapun menutup pintu balkon dan menguncinya

"jangan terlalu di pikirkan tak ada yang tahu kejadian sebenarnya, sekarang tidur besok sekolah" ucap Vano

"bang lo percaya kan sama gue" ucap Jevan menahan Vano yang hendak pergi

"dalam hal?" tanya Vano mengangkat alisnya sebelah

"apapun" jawab Jevan

"abang usahakan" ucap Vano, ia pun pergi keluar kamar adiknya tak lupa sebelum keluar ia mengacak rambut Jevan

Setelah kepergian Vano, Jevan mengunci pintu kamarnya dan mematikan lampu sekarang kamarnya gelap dan sunyi dan itu sangat menenangkan bagi Jevan

"bang gue harap lo selalu percaya sama gue, karna cuman lo di keluarga ini yang gue percaya" ucap Jevan

Malam ini Jevan tak bisa tertidur entah mengapa ia merasa gelisah dan perasaan nya tak enak, sudah berapa kali Jevan mecoba memejamkan matanya tapi tetap tak bisa tertidur, akhirnya ia pun mengambil ponsel nya dan memutuskan bermain game alhasil Jevan tertidur sekitar jam 2 pagi.

>
>
>
>
>

Vote yaa.🌟

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang