empat puluh satu

16.2K 1.6K 86
                                    

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

“gausah kasar bisa” ucap Felix menatap tajam Kai, Kai sedikit meringis karna dorongan Felix tepat mengenai lukanya.

“kamu gak papa?” tanya Nathan pada Alisya.

“gapapa kak” jawab Alisya.

Kai tak menjawab omongan Felix ia hanya menatap datar mereka lalu berlalu pergi keluar kelas.

“lain kali kamu jangan deketin dia” ucap Nathan menatap Alisya.

“iya kak maaf” ucap Alisya menunduk membuat Nathan tak tega.

“gausah minta maaf kamu gak salah” ucap Nathan mengusap kepala Alisya.

“yuk kekantin” ucap Nathan menggenggam tangan Alisya dan melangkah pergi ke kantin diikuti oleh yang lainnya.

Di kantin Bian sedang enak-enak makan sampai tiba-tiba seorang siswa mendatangi nya dan menyampaikan pesan dari Kai untuk menyuruhnya ke UKS.

“ada apa lo nyuruh gue kesini” ucap Bian setelah memasuki UKS dan terlihat Kai sedang berbaring santai di salah satu brankar.

“bantuin gue” ucap Kai beranjak duduk.

“apaan?” tanya Bian.

Kai membuka hoodie nya dan terlihatlah kaos putih polos dengan bercak darah di lengan bagian kirinya saat hoodie nya sudah terlepas.

“lo kenapa?” tanya Bian saat melihat bercak darah di kaos Kai.

“obatin” ucap Kai menyingkap lengan kaosnya sehingga terlihat lukanya sedikit terbuka dan mengeluarkan darah tidak banyak memang karna lukanya yang mulai mengering.

“ada ada aja lo” ucap Bian membersihkan sisa darah.

Setelah di bersihkan Bian meneteskan obat pada kapas dan menekannya pada luka Kai.

“pelan pelan bego” ucap Kai saat Bian menekan lukanya tak santai.

“sorry gue kira kagak sakit” ucap Bian tertawa kecil membuat Kai menatapnya datar.

Tiba tiba pintu UKS terbuka membuat Kai dan Bian menoleh dan ternyata orang yang membuka pintu adalah Vano diikuti Ziel, Satya dan Yoga.

Kai menurunkan kembali lengan kaosnya saat melihat mereka berjalan kearahnya.

“lo mau bunuh adek gua hah” ucap Ziel marah saat tiba di hadapan Kai dan Bian.

“weh santai dong ada apanih rame rame” ucap Bian.

“diem lo” ucap Ziel sewot pada Bian.

“siapa, jalang itu?” ucap Kai menatap Ziel.

“jaga omongan lo” ucap Vano.

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang