dua puluh dua

21.9K 1.5K 136
                                    

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

Alisya kini sudah di pindahkan ke ruang rawat biasa karna kondisinya yang sudah stabil dan lukanya yang tak terlalu parah, kini Alisya sedang di suapi bubur oleh Jazziel.

“mamah mana bang?” tanya Alisya saat tak melihat keberadaan Anita di ruangannya.

“ke rumah ambil baju” jawab Jazzie.l

“sama siapa?” tanya Alisya lagi.

“sama supir” jawab Jazziel, Alisya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Jazziel.

“bang Jev mana?” tanya Alisya kembali membuat semua yang ada di ruangan terdiam.

“putri papah kenapa nanyain dia” ucap William berjalan ke arah Alisya dan mengusap kepalanya.

“papah jangan marahin bang Jev” ucap Alisya menatap William dengan wajah polos nya.

“dia hampir nusuk kamu loh, kamu masih belain dia aja” ucap Jazziel.

“tapi Lisya kan sekarang gapapa, jangan marahin bang Jev ya pah” ucap Alisya lagi pada William, William hanya membalasnya dengan senyuman dan mengusap kepala Alisya.

“Lisya kenapa baik banget sih, dia udah jahatin kamu loh” ucap Satria.

“gapapa yang penting kan lisya selamat, mungkin bang Jev waktu itu lagi emosi aja” ucap Alisya.

“kamu jangan terlalu baik Lisya” ucap Satria pada Alisya, ia heran mengapa Jevan tak bisa menerima Alisya sebagai adiknya padahal ia baik imut pula.

“Lisya sekarang minum obat dulu” ucap Jazziel mengalihkan pembicaraan.

Nathan menghampiri Alisya setelah ia meminum obat, Jazziel yang mengerti pun memberikan ruang untuk mereka ia pergi ke sofa dan mendudukkan dirinya sebelah Vano sementara William yang pergi ke kamar mandi.

“ada yang sakit?” tanya Nathan duduk di kursi sebelah brankar Alisya.

“pusing dikit” ucap Alisya.

“yaudah sekarang istirahat biar gak pusing lagi” ucap Nathan mengusap kepala Alisya lembut.

Tepat setelah Alisya menutup matanya dan William keluar dari kamar mandi tiba tiba suara pintu terbuka dan terlihat Anita juga dua orang polisi di belakang mereka, di belakang polisi juga ada Felix dan Satya yang baru kembali dari kantin, William berjalan ke arah Anita yang sedang menangis.

“ada apa?” tanya William khawatir setelah sampai di hadapan Anita.

“Jevan mas” ucap Anita berhambur ke pelukan William sembari menangis.

“Selamat malam, apa benar ini dengan bapak William Adipta Alaric?” tanya salah satu di antara dua polisi itu.

“ya benar ada apa?” tanya William.

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang