tiga puluh enam

17K 1.4K 83
                                    

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°
Malam harinya Erland dan Kai sudah berangkat menuju Rusia dengan pesawat pribadi, Erland tak banyak membawa anak buahnya, ia hanya membawa beberapa saja untuk mengawal termasuk Gavin.

Perjalanan menuju Rusia memakan waktu sekitar cukup lama, dan mereka sampai pada pagi hari, pesawat mereka tidak mendarat di bandara umum melainkan langsung mendarat di markas utama Xlovenos di Rusia karna memang disana terdapat bandara pribadi untuk memudahkan mengirim barang pada negara lain.

Erland keluar dari pesawat diikuti Kai di belakangnya, mereka berjalan melewati para anggota Xlovenos yang menyambut kedatangan mereka.

“kapan pertemuan itu?” tanya Erland pada Alexus Euri Sandoval, orang kepercayaannya untuk memimpin markas utama selama Erland tidak ada di sini.

“siang ini tuan” jawab Alex, yang di angguki Erland, setelahnya ia melanjutkan langkahnya masuk kedalam markas.

Tiba di dalam Kai langsung menuju kamarnya untuk beristirahat, ia membaringkan tubuhnya di atas kasur dan melihat langit-langit kamar.

“sampai kapan gue hidup di dunia ini” gumam Kai.

“tapi gue gaboleh kembali sebelum membalaskan dendam Jevan” ucapnya lagi penuh tekad.

Kai hendak menutup matanya namun suara pintu terbuka membuatnya kembali membuka mata dan menatap ke asal suara.

“Kai jangan tidur” ucap Erland orang yang membuka pintu kamar, Erland duduk di pinggir kasur dengan Kai yang masih berbaring disana.

“Kai cape dad” ucap Kai.

“sebentar lagi kita akan menghadiri suatu acara bersiaplah” ucap Erland menepuk paha Kai agar anak itu bangun.

“ck! Kupikir disini akan santai ternyata sama saja” ucap Kai berdecak malas.

“salah jika kau berpikiran seperti itu, cepat bangun dan mandi agar badanmu segar” ucap Erland pada putranya yang masih saja berbaring.

“sebentar dad Kai ingin istirahat” ucap Kai hendak menutup kembali matanya.

“Mandi Kai atau ingin daddy mandikan?” ucap Erland membuat Kai langsung bangun mengambil handuk dan langsung melesat ke kamar mandi.

“masih ampuh ternyata” ucap Erland terkekeh.

“pergilah dari kamarku, kau juga harus bersiap siap” teriak Kai dari dalam kamar mandi pada Erland, membuat Erland menggelengkan kepala melihat tingkah putranya, Kai memang bersikap dingin dan datar pada orang lain namun ia bisa bersikap seperti anak anak jika dengan Erland.

***

Sementara itu di sekolah ketiga inti Aodra masuk seperti biasa, mereka berjalan menuju gedung sekolah setelah memarkirkan motornya.

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang