tiga puluh sembilan

16K 1.5K 69
                                    


°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

Kai demam selama 3 hari dan selama 3 malam juga Erland menemani Kai tidur karna memang Kai yang tidak ingin ditinggal.

Dan hari ini Kai sudah mulai sehat, ia kembali memakan sarapan di luar dan sekarang ia sedang bersantai di kamarnya, awalnya Kai ingin ke ruang gym yang ada di markas namun Erland tak mengizinkannya karna Kai baru sembuh dari demamnya juga luka tembakan di pundaknya belum sembuh dan lukanya rawan terbuka kembali jika Kai mengangkat beban berat.

“9 hari lagi” ucap Kai bersantai di balkon kamarnya sambil melihat langit cerah siang ini.

“penderitaan kalian akan dimulai” ucap Kai menyeringai membayangkan siksaan untuk mereka.

“Kai” panggil Erland menghampiri Kai di balkon.

“kau sudah sembuh” ucap Erland memegang kening Kai.

“Kai sudah sembuh tenang saja, daddy tidak akan menemani Kai tidur lagi” ucap Kai.

“padahal daddy suka melihatmu bertingkah seperti bayi” ucap Erland terkekeh mengingat kelakuan Kai selama sakit persis bayi yang sedang rewel.

“jangan bicara tentang itu” ucap Kai datar.

“kenapa, kau malu?” tanya Erland.

“tidak” ucap Kai berlalu masuk kedalam meninggalkan Erland sendirian di balkon kamarnya.

***

Di sekolah SMA TUNAS BANGSA sekarang sedang jam istirahat dan para murid sedang berada di kantin seperti biasa untuk mengisi perut mereka.

“gak ada lagi meja woy” ucap Leo saat tiba di kantin ternyata semua meja sudah penuh.

“itu di meja itu banyak yang kosong” ucap Alisya menunjuk meja yang di tempati ketiga inti Aodra.

“yang lain deh” ucap Satya.

“gak ada lagi disana aja” ucap Alisya kekeh.

“gimana?” tanya Nathan pada mereka.

“yaudah disana aja” jawab Gibran.

“kesempatan yang bagus” ?.

Nathan dkk, dan Gibran dkk akhirnya berjalan ke arah meja ketiga inti Aodra.

“haii, kita gabung yah” ucap Alisya langsung duduk di meja itu tanpa menunggu jawaban dari mereka bertiga.

“ngapain lo izin kalo gitu” ucap Bian sinis pada Alisya.

“kan Lisya pegel dari tadi berdiri” ucap Alisya dengan suara di imut imutkan berniat menarik perhatian mereka bertiga.

“lo pada gak mau duduk?” tanya Bian pada babu babu Alisya yang masih berdiri.

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang