transmigrasi boy (Terbit)

empat puluh lima

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

“Kai daddy ingin berbicara sesuatu” ucap Erland setelah mereka berdua selesai menyelesaikan makam malamnya.

“apa?” tanya Kai.

“besok daddy akan terbang ke Italia untuk mengurus beberapa hal penting disana” ucap Erland.

“berapa lama” tanya Kai. 

“sekitar satu minggu” jawab Erland.

“om Bima?” tanya Kai lagi.

“tidak, dia akan tetap disini” jawab Erland.

“baiklah, jangan lebih dari satu minggu” ucap Kai.

“tergantung urusannya cepat selesai atau tidak” ucap Erland.

“seminggu jangan lebih” ucap Kai sembari beranjak dari duduknya dan berlalu pergi ke kamarnya.

“baiklah seminggu tak akan lebih” teriak Erland agar Kai mendengarnya.

***

“besok jangan lupa kalian lakukan apa yang papah katakan” ucap William pada kedua putranya. 

“kita harus minta bantuan Nathan bang, mereka sekelas kan” ucap Ziel pada Vano.

“kenapa harus meminta bantuan?” tanya Vano. 

“kalo kita yang ngelakuin susah bang si Kai juga kalo di luar kelas pasti sama temen temennya kita susah deketinnya, kalo di kelas kan cuman si Gavin doang temennya” ucap Ziel. 

“baiklah kau atur saja” ucap Vano. 

“oke gampang itumah” ucap ziel.

***

Erland menghampiri Kai ke kamarnya saat tengah malam, ia kira Kai sudah tidur karna lampu kamar yang sudah mati namun ternyata Kai sedang duduk di kursi dengan kaki yang bertumpu di atas meja belajarnya dan sedang merokok sembari melamun.

“Kai kau belum tidur” ucap Erland menepuk pundak Kai.

“aku tak bisa tidur dad” ucap Kai menoleh ke arah Erland.

“kau sedang memikirkan sesuatu?” tanya Erland menatap putranya. 

“tidak Kai hanya sedang tak bisa tidur” ucap Kai. 

“daddy temani mau?” tanya Erland yang di jawab dengan anggukan oleh Kai.

“yasudah sekarang tidur besok kau sudah mulai sekolah bukan?” ucap Erland. 

“sekolah? Besok Kai ingin mengantar daddy ke bandara” ucap Kai setelah mematikan rokoknya dan berjalan ke arah kasur dan berbaring disana.