empat puluh sembilan

15.8K 1.6K 166
                                    

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

“lapor tuan” ucap Bima pada Erland yang sedang berada di dalam ruang rawat Kai.

“ada apa?” tanya Erland tanpa menoleh.

“tuan William dan kedua putranya berkunjung ke mansion” lapor Bima. 

“siapkan mobil, kita akan pulang sekarang” ucap Erland.

“baik tuan” ucap Bima menunduk lalu berlalu pergi untuk melaksanakan perintah Erland.

“Kai daddy pergi sebentar untuk menemui bajingan yang membuat mu seperti ini” ucap Erland mengusap kepala Kai sebentar lalu melangkah keluar.

“kalian jaga ruangan ini” ucap Erland pada anak buahnya yang sudah ia siapkan untuk menjaga ruang rawat Kai.

“baik tuan“ ucap mereka bersamaan.

“mobilnya sudah siap tuan” ucap Bima melapor.

Erland melangkah ke arah parkiran tempat mobilnya sudah terparkir, Bima membukakan pintu mobil saat Erland masuk setelah tuanya sudah masuk ia berjalan ke kursi depan untuk menyetir.

Tiba di mansion Erland langsung keluar dari mobil dan melangkah menuju pintu utama diikuti Bima di belakangnya, sebelum membuka pintu Erland merubah raut wajahnya yang semula datar menjadi lebih santai.

“wah rumahku kedatangan tamu rupanya” ucap Erland menghampiri William, Ziel dan Vano yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

“ada apa?” tanya Erland menyeruput kopi yang pelayan hidangkan saat ia sudah duduk bergabung dengan mereka.

“dimana Jevan?” tanya William tiba tiba. 

“mungkin maksudmu Kai?” ucap William santai.

“kami sudah tahu” ucap Vano. 

“tahu tentang apa?” tanya Erland menatap Vano sembari mengangkat alisnya sebelah.

“Kai adalah Jevan, adik saya” ucap Vano. 

“benarkah?” ucap Erland terkekeh. 

“kita punya bukti om” ucap Ziel mengeluarkan selembar kertas dan memberikannya pada Erland.

“ada bukti lebih meyakinkan?” tanya Erland menyimpan kertas hasil tes DNA itu di meja. 

“kita punya videonya saat mengambil sampel rambut Kai” ucap Ziel menampilkan Video yang berisi seseorang tengah memotong rambut Kai saat Kai sedang tidur.

“lancang sekali kalian memotong rambut putraku” ucap Erland dengan nada masih tenang.

“Jevan putraku Erland, darah dagingku bukan putramu” ucap William menatap datar Erland.

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang