tiga

42.2K 2.9K 35
                                    

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

Kai melamun di sepanjang jalan karna memikirkan nasibnya kedepan yang harus hidup sebagai Jevano hingga ia tak sadar motor telah berhenti di depan sebuah rumah mewah.

"bos dah nyampe" ucap Leo membuat Kai sadar dari lamunannya dan segera turun dari motor.

"Thanks" ucap Kai, membuat Leo, Yoga dan Gibran melirik ke arahnya dengan tatapan terkejut mendengar ucapan Kai. 

"kenapa?" tanya Kai melihat mereka bertiga menatapnya dengan pandangan seperti itu, mungkin Kai lupa jika ia sedang berada di raga siapa.

"enggak, yaudah kita pamit bos" ucap cepat mereka bertiga, Kai hanya menganggukkan kepala, setelahnya mereka bertiga pun pergi kini hanya tersisa Kai atau yang sekarang kita panggil Jevan

Jevan melihat ke belakang dan terlihatlah rumah mewah di belakangnya.

"perasaan gue gak enak, semoga keluarga si Jevan baik baik dah" batinnya sebelum melangkah memasuki gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"perasaan gue gak enak, semoga keluarga si Jevan baik baik dah" batinnya sebelum melangkah memasuki gerbang.

Saat melewati beberapa penjaga mereka menundukkan kepalanya, Jevan tak menghiraukan nya ia terus berjalan hingga sampai di depan pintu masuk, sebelum membukanya Jevan menarik nafas dahulu untuk menenangkan dirinya yang tiba-tiba gugup.

Saat membuka pintu Jevan terkejut karna sudah di suguhkan oleh seorang pria paruh baya yang menatapnya tajam, serta di belakang pria itu ada dua orang pemuda duduk di sofa juga menatap ke arahnya.

"dari mana kamu?" tanya pria di depannya dengan datar, Jevan tebak itu pasti ayah dari tubuhnya ini.

"pantesan dari tadi perasaan gue gak enak" ucap Jevan dalam hati.

"Jawab papah Jevan!" ucap pria itu meninggikan suaranya.

"Benerkan itu bokap si Jevan" batin Jevan.

Jevan tak menjawab ia hanya menundukkan kepalanya dan hal itu membuat ayah serta kedua pemuda di belakang yang tak lain adalah kakak dari Jevan merasa aneh, karna biasanya Jevan akan melawan. 

"sekali lagi jawab papah Jevan kamu dari mana? kenapa bolos sekolah, dan pulang pulang seperti gembel saja" ucap ayah Jevan meneliti penampilan Jevan yang memang sudah acak-acakan.

"gue juga gatau, gue bingung mau jawab apa" batin Jevan.

"Yasudah sekarang kamu ke kamar dan jangan keluar" setelah mengatakan itu Ayah Jevan berbalik dan pergi meninggalkannya.

Melihat ayah Jevan atau yang kini mungkin menjadi ayahnya pergi ia pun lantas melangkah pergi ke kamarnya tanpa menghiraukan tatapan dua pemuda di sofa

Setelah mengikuti feeling nya akhirnya Jevan sampai di kamarnya, kamar bernuansa abu sesuai dengan selera Kai.

Karna lelah Jevan langsung berbaring di kasurnya tanpa mengganti pakaian, ia menatap langit langit meratapi nasibnya yang tak masuk akal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karna lelah Jevan langsung berbaring di kasurnya tanpa mengganti pakaian, ia menatap langit langit meratapi nasibnya yang tak masuk akal ini.

"Jevan brengsek setidaknya kalo lo masukin gue ke raga lo, masukin juga ingatannya gue jadi kayak orang tolol disini yang gak tau apa apa" ucapnya menatap foto Jevan yang tertempel di dinding kamar.

"Gimana ya raga gue disana udah mati belum? nyokap gue pasti sedih dan sahabat gue Ivan pasti lo sedih banget kehilangan sahabat sehebat gue" ucapnya yang kembali memandangi langit langit kamar. 

"arghh mana bentar lagi olimpiade, kenapa sih kenapa gak abis olimpiade aja gitu gue transmigrasi nya kan gue mau menang olimpiade dulu arghhh Jevan brengsek dasar" ucapnya sembari melemparkan bantak ke arah foto Jevan membuat foto itu jatuh.

Jevan yang raganya di isi oleh jiwa Kai itu melihat sekeliling isi kamar, "lihat kamar lo sepi gini, gak ada medali atau piala gitu satupun" ucapnya tapi jika dipikir lagi mana mungkin beban sekolah seperti Jevan ini mendapat penghargaan.

"ck! percuma gue marah marah mending mandi dulu biar otak gue fresh" ucapnya lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah memakai pakaian Jevan kini sedang duduk di meja belajar dengan buku dan pulpen di tangannya.

"oke gue catat dulu tokoh tokoh di novel ini" ucapnya bersiap untuk menulis.

"pertama nama bokap si Jevan namanya kalo gak salah William Adipta Alaric dan yang tadi duduk di sofa kayanya abang kembar si jevan deh yang namanya Jazziel Evandra Alaric dan satunya Stevano Avindra Alaric mereka lebih tua satu tahun dari si Jevan yang berarti sekarang mereka kelas XII dan 18 tahun kan si Jevan kelas XI dan 17 tahun sekarang" ucap Jevan mengingat-ingat isi novel yang ia baca tempo hari. 

"oke selanjutnya tokoh utama di ni novel namanya Nathan Aditya Pratama seorang ketua geng motor bernama Phoenix dan tokoh utama cewenya Alisya Amara"

"Dan yang terakhir adalah raga yang gue tempatin namanya Jevano Kairo Alaric, seorang pembuat onar di sekolah maupun di jalan dan ketua dari Lavegas" ucapnya mengakhiri catatan di bukunya.

"oke sementara itu dulu" ucap Jevan menutup bukunya dan menyimpan di laci meja belajarnya tak lupa ia juga mengunci laci itu takut ada yang membacanya, setelah mengunci laci Jevan mencari handphone nya. 

"ini hp si Jevan mana ya" ucapnya sambil mencari cari di setiap sudut kamar.

"nah ketemu, gak di kunci ternyata hp nya" ucap Jevan tersenyum lega karena jika terkunci ia tidak bisa mengorek informasinya.

Jevan melihat lihat isi di dalam handphone tersebut mulai dari Instagram, galeri dan yang terakhir WhatsApp dan terlihat banyak pesan yang tak terbaca dan tak sedikit juga pesan makian dan ancaman di dalamnya.

"buset ni pesan kebanyakan musuh kayanya" ucap Jevan sedikit tak percaya saat melihat isi chat.

"tapi followers nya lumayan juga nih" ucap Jevan saat melihat Instagram Jevano.

Tak lama suara ketukan pintu terdengar saat di buka ternyata itu adalah pelayan yang membawakan Jevan makan, ia masih tidak boleh keluar oleh papah nya dan itu tak masalah baginya.

Setelah menghabiskan makan malamnya Jevan bermain game di handphone karna keasikan iapun tidur larut malam.

>
>
>
>
>

publish: 21 September 2023
Revisi: 28 Juli 2024

Vote yaa

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang