dua puluh sembilan

20.1K 1.7K 86
                                    

°

°

°

°

°

Selamat membaca

°

°

Langkah Kai dan Gavin terhenti saat sudah sampai di depan kelas XI IPS 2, sebelum masuk Gavin mengetuk pintu dahulu karna sepertinya di dalam sudah ada guru yang mengajar.

“ya ada apa?” tanya bu Siska guru yang sedang mengajar di kelas membuka pintu.

“izin masuk kami murid baru” ucap Gavin datar membuat bu Siska tersenyum maklum, ia sudah mendengar berita tentang kedatangan murid baru.

“baiklah silahkan masuk” ucap bu Siska.

Sebelum masuk Gavin mempersilakan Kai masuk terlebih dahulu setelah Kai masuk Gavin mengikutinya dari belakang.

kedatangan mereka membuat seisi kelas hening, mereka merasakan aura mencekam dari dua murid baru tersebut.

“silahkan perkenalkan diri kalian dahulu” ucap bu Siska setelah mereka berdua masuk.

“Kairo Evander Azendra” ucap Kai datar.

Kairo?” batin para murid merasa tak asing dengan nama itu.

“Gavin Athariz” ucap Gavin memperkenalkan diri dengan nada tak kalah datar.

“baik Kai, Gavin silahkan duduk di bangku yang kosong di belakang” ucap bu Siska ramah.

Sudah menjadi kebiasaan Gavin mempersilahkan Kai untuk berjalan terlebih dahulu lalu diikuti olehnya di belakang, saat melangkah menuju bangku Kai melirik pada seseorang yang tengah menatapnya, melihat Kai melirik padanya orang tersebut pun mengalihkan pandangannya ke depan membuat Kai tersenyum miring.

Kai dan Gavin duduk di bangku belakang, bangku kosong yang dulu di duduki Jevan, memang kebetulan bangku itu tak ada yang menduduki.

Setelah Kai dan Gavin duduk pembelajaran kembali berlanjut semua murid memperhatikan kedepannya termasuk Kai.

***

Bell istirahat berbunyi membuat seluruh murid berhamburan keluar menuju kantin untuk mengisi perut mereka begitu juga dengan Kai dan Gavin.

Saat di lorong menuju kantin tiba tiba Gavin pamit ke kamar mandi alhasil Kai berjalan sendiri dan entah kebetulan atau tidak Kai bertemu dengan rombongan Alisya dan babunya yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Kai terus melangkah tanpa menghiraukan mereka namun langkahnya terhenti karna lengannya di cekal oleh Vano.

“Jevan” ucap Vano membuat Kai menoleh dan menatap tajam Vano

“saya bukan Jevan” ucap Kai datar.

“gausah nyangkal lah badan lo emang berubah tapi wajah lo masih sama” ucap Satya ngegas dan berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Kai membuat nyalinya seketika menciut.

transmigrasi boy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang