🔹19|𝑯𝒐𝒘 𝒀𝒐𝒖 𝑭𝒆𝒆𝒍?

76 11 0
                                    

Happy Reading 💚💚

🔹

🔹

🔹

🔹

🔹

Pukul 05.50 pagi di kediaman Archer dan Astra. Astra sudah siap untuk pergi ke universitasnya. Astra berdiri di depan pintu , yang mana menghubungkan dapur dengan jalan keluar. Astra memandang heran Archer yang sedang memasak.

Kenapa dia bangun sepagi ini? Rumahnya begitu besar. Tapi hanya ada satu pintu keluar? Bagaimana aku bisa menyelinap keluar? _batin Astra.

Astra membuka pintu secara perlahan. Archer tersenyum menatap Astra yang menghampiri dirinya, dibalas senyuman juga oleh astra.

" Kemana kamu pergi sepagi ini?" tanya Archer berucap lembut.

"ee... Aku... Aku harus mengerjakan proyek tentang formu--" Archer mengangkat sebelah alisnya menunggu Astra kembali melanjutkan ucapannya." maksudku, aku harus mengerjakan tugas akhir dengan teman-temanku." Jawab Astra.

Archer tersenyum tipis. " Kalian bertemu pagi-pagi begini? Kalian memang pekerja keras. Ayo sarapan bersama, dan aku akan mengantarmu." ajak Archer.

" em... Baiklah!"

Astra dan Archer sekarang sudah duduk berhadapan di kursi makan, dengan di depan masing-masing tersaji sepiring nasi goreng seafood. Astra memandang takjub hasil masakan Archer, terlihat enak dan menggugah selera.

Astra menatap Archer. " Kamu tahu cara memasak?" Tanya Astra.

"um..." Archer mengangguk.

Pandangan Astra beralih pada sepiring nugget goreng, ia kembali bertanya." Kamu juga membuat itu?"

" Tidak. Aku membelinya ketika aku keluar saat berlari."

Astra menatap sinis Archer. Kenapa dia tidak membeli nasi goreng juga? Itulah Archer. Dia suka membuat segalanya menjadi rumit._ batin Astra.

Tak ingin ambil pusing, Astra mulai memasukkan sesendok nasi goreng pada mulutnya. Melihat Astra mulai memakan masakannya ,Archer bertanya. " Bagaimana rasanya? Apakah baik-baik saja?"

Astra tersenyum menatap archer." Ini sangat lezat. Rasanya seperti warung nasi goreng dekat rumah kamu. Yang aku suka makan ketika aku masih kecil. ". Jawab Astra antusias.

Mendengar itu Archer terkekeh pelan, merasa lucu dengan tingkah Astra. Lihatlah bagaimana pipi itu menggembung lucu saat makan.

" Astra, setelah kamu selesai makan, tunggu aku mandi dan ganti baju. Aku akan membawamu ke universitasmu."

Astra menghentikan acara mengunyah nasi gorengnya. " Tidak apa-apa, Archer. Aku bisa pergi sendiri." sahut Astra tersenyum.

" Aku bebas hari ini." ujar Archer.

" Kalau begitu.... Kamu harus istirahat. Kamu telah bekerja keras selama seminggu penuh."

" um. Aku sudah berjanji pada ibumu bahwa aku akan menjagamu dengan baik. Kamu tidak bisa memasuki rumah pada hari pertamamu. Bagaimana aku bisa membiarkanmu pergi sendiri di hari keduamu? Dia akan menyalahkan ku jika dia tahu. Jadi , biarkan aku melakukan apa yang telah aku janjikan." ucap Archer tersenyum tulus.

.

.

.

.

.

30 menit kemudian...

Mobil Archer berhenti tepat di depan universitas Astra. " Karena aku sudah keluar untuk mengantarmu. Aku pikir aku akan pergi bekerja juga." ucap Archer.

Astra menatap Archer seraya tersenyum. " Archer..."

" Hm?"

" Spirit, you can do it!" seru Astra tersenyum lebar, ia kemudian membuka sabuk pengamannya.

Archer mengalihkan pandangannya kearah jendela, sembari menggigit pipi bagian dalamnya, bisa dipastikan sekarang telinganya pasti sudah memerah. Archer kembali menatap Astra yang akan membuka pintu mobil. " seperti ini sebenarnya bagus." ujar Archer.

Astra menghentikan pergerakannya, kemudian menatap Archer bingung. " Apa maksudmu?" ucap Astra bingung.

Archer mengalihkan pandangannya menatap jendela mobil, lalu ia berkata. " Apa itu? Apakah kamu melihatnya?"

" Dimana itu?" bingung Astra.

" Disana."

Astra mendekat pada Archer untuk melihat. " Aku tidak bisa melihat apa-apa." ucap Astra.

Archer menyeringai melihat wajah Astra yang dekat dengan wajahnya.

Cup

Astra mematung, wajahnya memerah sekarang. Archer kemudian menjauhkan wajahnya. " Tetap bekerja keras. You can do it!" ujar Archer. Astra mengerjab pelan menatap Archer. " Hubungi aku ketika kamu selesai. Aku akan datang untuk menjemputmu. " Lanjut Archer.

" Baik." Astra keluar dari mobil Archer masih dengan wajah syoknya. Archer yang melihat itu terkekeh geli, ia kemudian menyuruh Janus untuk menjalankan mobilnya menuju kantor.Sepeninggalan mobil Archer, Astra memegang pipi kirinya.

" Wow. Kamu berpakaian dengan benar hari ini." ucap Stella menghampiri Astra. Tak ada sahutan dari astra, Stella melambaikan tangannya di depan wajah astra." Astra . Astra!"

Astra tersentak kecil. " oh. Stella." Stella menatap bingung Astra. " Aku pikir aku ditipu oleh hantu." lanjut Astra berucap.

Stella mengernyit ." Hm? Pagi-pagi begini?" heran Stella.

" Ya."


Bersambung....

Oh ya, saya izin HIATUS 2-3 hari hehe...

640 kata...
Votmen?


Tertanda

PenaLara

How You Feel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang