Happy Reading 💚💚🔹
🔹
🔹
🔹
🔹
Pagi harinya...
Di dalam sebuah kamar, nampak seorang gadis tengah nyenyak tidur di atas pulau kapuk. Sinar matahari telah masuk ke dalam kamar melalui celah-celah ventilasi.
Dia melenguh pelan, netranya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Tangannya terulur mengambil handphonenya di atas nakas.
Ia membulatkan matanya. “ Sial! Jam 09.30 pagi!.” Astra langsung mendudukkan dirinya karena terkejut.
Ceklek
“ Astra. Kamu sudah bangun?”. Tanya Archer yang baru memasuki kamar Astra. Terlihat penampilan Archer yang masih mengenakan piyama tidur berwarna abu-abu polos
Archer berjalan menghampiri Astra yang masih duduk di kasur. “ Apa kamu merasa lebih baik dari kemarin? ” tanyanya.
Astra tersenyum canggung. “ Ya. Aku jauh lebih baik sekarang.”
Archer menatap Astra penuh selidik. Ia duduk di ruang kosong sebelah Astra. Tangannya terulur untuk menyentuh dahi Astra untuk memastikan.
Archer menurunkan tangannya. “ Sepertinya kamu masih demam. Aku pikir kamu harus mengambil cuti untuk hari ini. ” ujar Archer terlihat guratnya yang khawatir.
“ aku tidak bisa. Aku harus mengerjakan formulaku- ” Archer mengangkat sebelah alisnya. “ Maksudku, proyek komputer superku. ” ralat Astra sedikit panik membuat Archer tersenyum tipis.
“ Aku harus mendiskusikan proyek dengan teman-temanku. ”
Archer mengangguk paham. “ kamu bisa memberitahu teman-temanmu untuk datang ke sini. Jadi kamu bisa lebih banyak istirahat. Dan aku akan memanggil dokter untuk memeriksa kamu di sore hari.” ucap Archer perhatian.
“ Tidak apa-apa, Archer. Aku pikir aku akan lebih baik setelah lebih banyak istirahat. Hanya saja aku tidak bisa benar-benar tidur tadi malam. ”
“ Apa kamu mengalami mimpi buruk lagi? ”
Astra menggeleng kecil. “ Tidak. ”
Archer mengusap pelan pipi Astra menggunakan jempolnya. “ Aku ingin tinggal disini dan menjagamu. Tapi aku punya masalah penting untuk ditangani. Aku akan kembali ke rumah secepat aku bisa. ”
“ Oke.”
Archer mendekatkan wajahnya pada Astra. Ia mencium dahi Astra penuh sayang. Merasakan itu, Astra memejamkan matanya.
“ istirahatlah. ” Archer membantu Astra untuk merebahkan kembali tubuhnya di kasur. Archer menarik selimut sebatas dada untuk menyelimuti Astra.
Saat Archer akan pergi, Astra mencekal tangan Archer. “ Archer!”
Archer tersenyum menatap Astra. “ Kamu ingin aku tinggal disini dan menjagamu?” ujarnya lembut.
Astra terlihat berpikir. “ Tidak. Kamu harus pergi bersiap-siap untuk bekerja. ”
Archer memeluk Astra. Setelah dirasa cukup, ia menggenggam kedua tangan Astra dan mengecupnya.
“ Astra ... Maukah kamu menjadi pacarku?” tanya Archer membuat Astra terkejut untuk sesaat.
“ Archer ... Apa maksudmu? ”
“ Aku tidak pernah bertanya padamu sebelumnya.”
“ Tapi kita sudah bertunangan. ”
“ Tunangan ... Itu diatur oleh para tetua untuk kita. Aku sudah berpikir ... Aku tidak pernah memintamu menjadi pacarku sebelumnya. ”
“ Kenapa kamu harus memintaku untuk menjadi pacarmu? Kita sudah seperti pasangan suami istri. ” lirih Astra.
Archer mencondongkan tubuhnya. “ Jadi, kamu mau menjadi pacarku atau tidak?”
Astra tersenyum. “ Aku mau. ”
Archer tersenyum dan kembali mencium kening Astra. “ Hubungi aku ketika butuh sesuatu. ” Archer kemudian keluar dari kamar Astra.
Astra menatap punggung Archer yang telah ditertelan pintu dengan pandangan rumit.
Archer baru saja memintaku menjadi pacarnya ... Tapi kenapa aku masih merasa khawatir? _ batin Astra bermonolog.
. . . . .
Kediaman Aldrin
Saat sedang duduk di dapur, Aldrin menunduk untuk menatap buntalan kecil di bawah kakinya. Ia berdiri untuk mengambil kuncing tersebut dan kemudian menggendongnya.
“ Kemana kamu pergi?” terdengar triakkan Vesta yang sedang mencari Freya.
“ Sebaiknya kamu menjaga Vesta dengan baik. Apa kau mengerti apa yang baru saja ku katakan? Hm? ” ucap Aldrin berbicara pada Freya.
Setibanya di dapur, Vesta menatap panik Aldrin yang tengah menggendong Freya. Vesta berjalan cepat menghampiri Aldrin.
“ Aldrin! Apa yang kamu lakukan padanya? Kamu tidak bisa membunuhnya. ” Vesta merebut paksa Freya dari Aldrin. Setelah datang di dekapannya, Vesta mengelus Freya.
“ Aku membunuh kucing? Apa yang kamu bicarakan? ” ketus Aldrin.
“ Jangan berbohong padaku. Aku mendengarnya saat kamu memarahinya. Apa yang dia lakukan padamu? Kenapa kamu harus memarahinya? ”
BERSAMBUNG...
OH YA, DI PART INI BLM AKU REVISI YA READERS, MANGKANYA HANYA 600 KATA DOANG.
Stay tuned to find out what happens next, Readers
See you next chapter Readers Lara❤️💐
KAMU SEDANG MEMBACA
How You Feel?
Teen FictionGANTI JUDUL!! [Bijaklah memilah cerita!] 📌15+ 𝑱𝒖𝒅𝒖𝒍 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 : 𝑯𝒐𝒘 𝒀𝒐𝒖 𝑭𝒆𝒆𝒍? 𝐽𝑢𝑑𝑢𝑙 𝑙𝑎𝑚𝑎 : 𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝐾𝑖𝑡𝑎 𝘈𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 ➡️ [𝘸𝘱𝘱𝘦𝘯𝘢𝘭𝘢𝘳𝘢] 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘱 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘱𝘢 𝘓𝘢𝘳𝘢. SLOW UP [ UPDATE SETIAP HARI SABTU...