🔹36|𝑯𝒐𝒘 𝒀𝒐𝒖 𝑭𝒆𝒆𝒍?

76 28 9
                                    


Happy Reading 💚💚

🔹

🔹

🔹

🔹

🔹

Pagi harinya...

  Di dalam sebuah kamar, nampak seorang gadis tengah nyenyak tidur di atas pulau kapuk. Sinar matahari telah masuk ke dalam kamar melalui celah-celah ventilasi.

  Dia melenguh pelan, netranya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Tangannya terulur mengambil handphonenya di atas nakas.

Ia membulatkan matanya. “ Sial! Jam 09.30 pagi!.” Astra langsung mendudukkan dirinya karena terkejut.

Ceklek

“ Astra. Kamu sudah bangun?”. Tanya Archer yang baru memasuki kamar Astra. Terlihat penampilan Archer yang masih mengenakan piyama tidur berwarna abu-abu polos

Archer berjalan menghampiri Astra yang masih duduk di kasur. “ Apa kamu merasa lebih baik dari kemarin? ” tanyanya.

  Astra tersenyum canggung. “ Ya. Aku jauh lebih baik sekarang.”

  Archer menatap Astra penuh selidik. Ia duduk di ruang kosong sebelah Astra. Tangannya terulur untuk menyentuh dahi Astra untuk memastikan.

Archer menurunkan tangannya. “ Sepertinya kamu masih demam.  Aku pikir kamu harus mengambil cuti untuk hari ini. ” ujar Archer terlihat guratnya yang khawatir.

“ aku tidak bisa. Aku harus mengerjakan formulaku- ” Archer mengangkat sebelah alisnya. “ Maksudku, proyek komputer superku. ” ralat Astra sedikit panik membuat Archer tersenyum tipis.

“ Aku harus mendiskusikan proyek dengan teman-temanku. ”

Archer mengangguk paham. “ kamu bisa memberitahu teman-temanmu untuk datang ke sini. Jadi kamu bisa lebih banyak istirahat. Dan aku akan memanggil dokter untuk memeriksa kamu di sore hari.” ucap Archer perhatian.

“ Tidak apa-apa, Archer. Aku pikir aku akan lebih baik setelah lebih banyak istirahat. Hanya saja aku tidak bisa benar-benar tidur tadi malam. ”

“ Apa kamu mengalami mimpi buruk lagi? ”

Astra menggeleng kecil. “ Tidak. ”

Archer mengusap pelan pipi Astra menggunakan jempolnya. “ Aku ingin tinggal disini dan menjagamu. Tapi aku punya masalah penting untuk ditangani.  Aku akan kembali ke rumah secepat aku bisa. ”

“ Oke.”

Archer mendekatkan wajahnya pada Astra. Ia mencium dahi Astra penuh sayang. Merasakan itu, Astra memejamkan matanya.

“ istirahatlah. ” Archer membantu Astra untuk merebahkan kembali tubuhnya di kasur. Archer menarik selimut sebatas dada untuk menyelimuti Astra.

  Saat Archer akan pergi, Astra mencekal tangan Archer. “ Archer!”

Archer tersenyum menatap Astra. “ Kamu ingin aku tinggal disini dan menjagamu?” ujarnya lembut.

Astra terlihat berpikir. “ Tidak. Kamu harus pergi bersiap-siap untuk bekerja. ”

Archer memeluk Astra. Setelah dirasa cukup, ia menggenggam kedua tangan Astra dan mengecupnya.

“ Astra ... Maukah kamu menjadi pacarku?” tanya Archer  membuat Astra terkejut untuk sesaat.

“ Archer ... Apa maksudmu? ”

“ Aku tidak pernah bertanya padamu sebelumnya.”

“ Tapi kita sudah bertunangan. ”

“ Tunangan ... Itu diatur oleh para tetua untuk kita. Aku sudah berpikir ... Aku tidak pernah memintamu menjadi pacarku sebelumnya. ”

“ Kenapa kamu harus memintaku untuk menjadi pacarmu? Kita sudah seperti pasangan suami istri. ” lirih Astra.

Archer mencondongkan tubuhnya. “ Jadi, kamu mau menjadi pacarku atau tidak?”

Astra tersenyum. “ Aku mau. ”

Archer tersenyum dan kembali mencium kening Astra.  “ Hubungi aku ketika butuh sesuatu. ” Archer kemudian keluar dari kamar Astra.

  Astra menatap punggung Archer yang telah ditertelan pintu dengan pandangan rumit.

Archer baru saja memintaku menjadi pacarnya ... Tapi kenapa aku masih merasa khawatir? _ batin Astra bermonolog.

. . . . .

Kediaman Aldrin

  Saat sedang duduk di dapur, Aldrin menunduk untuk menatap buntalan kecil di bawah kakinya. Ia berdiri untuk mengambil kuncing tersebut dan kemudian menggendongnya.

“ Kemana kamu pergi?” terdengar triakkan Vesta yang sedang mencari Freya.

“ Sebaiknya kamu menjaga Vesta dengan baik. Apa kau mengerti apa yang baru saja ku katakan? Hm? ” ucap Aldrin berbicara pada Freya.

  Setibanya di dapur, Vesta menatap panik Aldrin yang tengah menggendong Freya. Vesta berjalan cepat menghampiri Aldrin.

“ Aldrin! Apa yang kamu lakukan padanya? Kamu tidak bisa membunuhnya. ” Vesta merebut paksa Freya dari Aldrin. Setelah datang di dekapannya, Vesta mengelus Freya.

“ Aku membunuh kucing? Apa yang kamu bicarakan? ” ketus Aldrin.

“ Jangan berbohong padaku. Aku mendengarnya saat kamu memarahinya. Apa yang dia lakukan padamu? Kenapa kamu harus memarahinya? ”

BERSAMBUNG...

OH YA, DI PART INI BLM AKU REVISI YA READERS, MANGKANYA HANYA 600 KATA DOANG.

Stay tuned to find out what happens next, Readers

See you next chapter Readers Lara❤️💐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How You Feel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang