🔹26|𝑯𝒐𝒘 𝒀𝒐𝒖 𝑭𝒆𝒆𝒍?

57 9 0
                                    

Yey double up nih, mumpung ada WiFi. Maklum hari libur jadi ga dibolehin beli paket awkawk...

Tolong tekan bintang dipojok kiri kalian, ya? Jangan pelit-pelit, ini ga bayar loh. Oh iya, pls jangan jadi Readers silent deh kalian pls :(

Happy Reading 💚💚

🔹

🔹

🔹

🔹

🔹

Saat ini, Astra dan Archer sedang berada di sebuah supermarket, dengan Archer yang sedang mendorong sebuah troli belanjaan.

" Kamu tidak menyangka kalau aku akan membawamu ke supermarket untuk berkencan, bukan?" tanya Astra tersenyum senang.

Archer mengangguk. " Ya."

" Kulkas kamu penuh dengan barang-barang yang tidak bisa dimakan. Jadi aku membawamu kesini untuk membeli makanan."

" Kamu tidak suka makanan yang aku buat?" tanya Archer menaikkan sebelah alisnya.

" Bukan itu. Aku suka itu. Tapi ada banyak hal lain yang ingin aku makan. Dan... Sejak aku pindah denganmu... Jika kita tahu apa yang disukai satu sama lain, kita akan lebih mengenal satu sama lain, kan?" ucap Astra tersenyum manis. Akhirnya mereka menghabiskan waktu dengan berkeliling dari rak ke rak yang lain, tentunya diselingi canda dan tawa. Seperti sepasang kekasih yang bahagia.

.

.

.

.

.

.

.

*Galilei Group Car Center (nama perusahaan mobil Aldrin)

Terlihat Aldrin sedang menelpon seseorang di sebuah ruangan yang di penuhi berbagai macam mobil dengan merek dan harga yang fantastis tentunya.

" Dasar brengsek. Aku pikir kamu tidak akan mengangkat teleponku. Dimana kamu?" ucap Aldrin saat teleponnya telah diangkat orang di sana.

" Aku pergi ke sirkuitmu." ucap orang di sebrang telepon.

" Kenapa kamu pergi kesana? Kenapa kamu tidak memberitahuku?"

" Aku membawa Astra untuk berkeliling." bisa ditebak bukan, itu siapa?

" Astra akhirnya memberitahumu rahasianya?"

" Belum. Aku pura-pura tidak tahu."

" Brengsek. Apa kamu akan bertemu Jeano dan yang lainnya di Buzz hari ini?"

" Ya. Aku membawa Astra bersamaku."

" Apa? Apa kamu serius?"

" Ya. Aku akan berusaha membuatnya terbuka padaku."

Tut...

" Apa? Sialan kau Archer! Kamu menutup teleponku! Kenapa dia begitu gila cinta sekarang? " kesal Aldrin, maklum mood nya sedang buruk.

.

.

.

.

.

.

.

Malam harinya, disebuah rooftrop di asrama fakultas teknik. Nampak seorang gadis sedang duduk di sebuah bangku panjang dan pandangannya fokus pada komputer dihadapannya.

( Jadi, di kampus Astra itu nih ada asrama untuk masing-masing jurusan gitu loh, tau kan? Oh ya, tenang aja itu ga diwajibkan. Itu Bagi yang mau saja.)

" Hei, Stella." Stella mendongak menatap Mahen yang berdiri di hadapannya. " Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Mahen.

" Membosankan untuk selalu bekerja di lab. Aku butuh perubahan pemandangan." sahut Stella acuh.

" Jadi... Apakah kamu disini sendirian? Kenapa kamu tidak menunggu semua orang melakukannya bersama?" heran Mahen.

" Aku ingin membuat beberapa kemajuan dalam hal ini. Dan aku bebas hari ini. Bagaimana denganmu? Apa yang kamu lakukan disini?"

" Aku... Aku disini untuk mengambil beberapa barang. Aku lupa disini."

" Kenapa kamu tidak menunggu sampai besok untuk mendapatkannya?"

" Kamu benar-benar ingin berbicara kembali, bukan?" Mahen bersimrik, kemudian ia duduk di samping Vesta. Mereka duduk saling berhadapan dibangku panjang yang sama dengan laptop yang menghadap Stella berada di tengah-tengah mereka, maksudkan?

Mahen menunduk melihat proyek pada komputer Stella. Sedangkan Stella ia hanya diam menopang dagu sembari memperhatikan Mahen dengan pandangan sulit artikan. Merasa diperhatikan, Mahen meluruskan tubuhnya. Mata tajamnya bertemu dengan mata coklat gelap dihadapannya, mereka saling pandang cukup lama.

Tersadar akan satu hal, Mahen menggeleng pelan. " itu keren." ucapnya.

" Kamu yang melakukannya." sahut Stella.

" Aku hanya membantu dengan pemograman. Kalian melakukan sebagian besar. Yah... Kita sudah membagi pekerjaan. Kenapa kamu melakukannya sendiri?"

" Karena aku menganggap proyek ini sangat serius. Sebenarnya, aku menugaskan pekerjaan seperti itu pada hari itu, karena aku ingin mengetes mu. Aku tidak ingin kamu dekat dengan Astra." jujur Stella.

" Aku tahu." Mahen tersenyum tipis.

" Sekarang kamu disini, aku mungkin juga ingin mengatakan ini. Aku ingin kau memaafkan ku."

" Itu bukan masalah besar. Aku tidak marah padamu. Tapi bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu? Kenapa kamu begitu posesif terhadap Astra?" tanya Mahen serius.

" Aku tidak suka seperti itu.aku sudah menganggap Astra sebagai keluargku sendiri. Yah... Aku tidak ingin dia melakukan dosa."

" Melakukan dosa?" Mahen terkekeh kecil mendengar pemikiran Stella.

" Ya. Astra sudah memiliki tunangan. Aku tidak mau Astra atau temanku melakukan kesalahan. Kamu juga temanku. Aku tidak ingin kamu melakukan dosa." ucap Stella serius.

" Kamu sangat... Imut. Aku belum pernah bertemu orang sepertimu sebelumnya." Ujar Mahen membuat Stella membuang muka.

.

.

.

.

.

.

.

.

Astra dan Archer saat ini sedang di dapur menata beberapa camilan ringan dan juga sayuran yang mereka beli tadi di dapur.

Archer menengok melihat Astra di sampingnya yang tengah sibuk dengan kantong makanan ringan. " Astra. Aku akan bertemu dengan teman-temanku di Buzz hari ini. Apa kamu mau ikut?" tanya Archer.

Mendengar itu, Astra menghentikan kegiatannya menata beberapa makanan ringan, ia menengok menatap Archer yang juga sedang menatapnya. " Ya, aku ingin sekali. Aku ingin pergi." ujar Astra antusias.

" Apa kamu begitu bahagia? Hari ini penuh kejutan bukan?" goda Archer.

Astra cemberut lucu. " Kamu bahkan tidak akan membiarkanku pergi kemarin." sahut Astra.

Archer tersenyum tipis, ia berjalan 2 langkah mendekat pada Astra. " Kamu berperilaku baik hari ini. Kencan kita di supermarket juga sangat menyenangkan. Sebenarnya, kamu ingin aku mengajariku cara memasak, kan?" ujar Archer yang tepat sasaran.

" Bukan aku! Aku hanya ingin beberapa makanan ringan. " elak Astra yang kemudian mengambil beberapa makanan ringan dan berlalu pergi dengan sedikit berlari kecil.

Dia luar biasa baik... Dia pasti sedang merencanakan sesuatu. Aku tidak harus jatuh untuk itu._ batin Astra waspada.

Bersambung....

Yang baik hati vote dong biar semangat up-nya ehehe... Yah meskipun gaada yang nungguin cerita ak sih, sadar diri aku mah...

How You Feel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang