Happy Reading 💚💚
🔹
🔹
🔹
🔹
🔹
*Tempat pelatihan Skateboard
Setelah puas bermain skateboard bersama, Aldrin dan Vesta memutuskan untuk beristirahat di kursi panjang yang ada di sana.
Vesta menatap Aldrin. “Bisakah aku bertanya sesuatu?”
Aldrin mengangguk menatap Vesta.“ Ya.”
“ Kenapa kamu harus begitu baik padaku? Kenapa kamu harus menjagaku? Kamu juga mengajakku berkencan. Apa gunanya melakukan semua ini? ” tanya Vesta beruntun.
“ Kamu benar-benar tidak tahu ini?”
Vesta menggeleng.“ Apakah aku mengganggu kamu?”
“ Tidak. Bukan apa-apa.”
Vesta mendengus kesal, ia membuang muka.
“ Vesta. Apa masalahnya? Katakan saja apa yang salah.” tanya Aldrin
Vesta menatap jengah pada Aldrin.“ Kamu seharusnya mengatakan itu pada dirimu sendiri. Katakan padaku apa yang salah.” tanya balik Vesta.
“ Mari kita pulang. Aku pikir kamu lelah sekarang. ”
“ Aku lelah. Aku lelah karena kamu tidak pernah memberitahuku apapun. Kamu ingin tahu segalanya dariku. Tapi kamu tidak pernah memberitahuku apapun. Bagimu aku ini apa? Aku tinggal di rumahmu dengan status apa? Tentang kemarin... Kenapa kamuenciumku? ” Aldrin hanya diam. “ Aku sudah menunggu terlalu lama untuk jawabanmu. ” Kesal Vesta kemudian ia berdiri.
“ Vesta.” Aldrin mencekal tangan Vesta, namun segera di hempas Vesta. Vesta berlari dengan perasaan gundahnya.
“ Arghh!!” Aldrin mungusak kasar rambutnya.
Aldrin mengambil handphonenya kemudian menelopon seseorang. “ Bisakah kamu datang menemui ku di tempatku? ”
“...”
“ Ya. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.”
.
.
.
.
.
*Lab Fakultas Teknik
“ Mahen. Kamu masih di sini?” Tanya Stella berjalan menghampiri Mahen yang sedang fokus dengan kumputernya.
Mahen mendongak menatap Stella. Jadi posisinya tuh Mahen lagi duduk di kursi terus ada mejanya. “ Aku ingin memperbaiki ini dulu. Aku bisa berpikir lebih ketika aku bekerja di sini.” ujar Mahen.
“ Aku hanya ingin memberitahumu bahwa... Maaf. Ini adalah kesalahanku.”
“ Ini bukan salahmu. Ini salah semua orang. Karena kamu tidak memeriksanya secara menyeluruh.
“ Ada baiknya jika kita memeriksanya terlebih dahulu. Jika tidak, kita akan gagal total saat melakukan presentasi besok. ” cemas Stella.
“ Stt... Ingin melakukan penelitian bersama?” Stella dan Mahen saling pandang, kemudian mereka tersenyum .
.
.
.
.
.
Malam harinya, tepatnya di apartemen pribadi Aldrin. Nampak Aldrin dan Archer yang sedang berbicara sesuatu hal yang serius.
“ Kau terus saja melihat jam tanganmu. Tinggalkan saja, kalau begitu. ”
“ Kamu yang memintaku untuk datang kesini. Kamu bilang ada sesuatu yang perlu kamu bicarakan. Tapi kamu tidak mengatakan apa-apa.”
“ Ya. Aku berpikir.”
Archer bersimrik.“ Apa ini tentang Vesta?”
Aldrin menatap datar Archer. “ Tidak.” elaknya.
Archer mengangguk seolah-olah percaya.“ Kamu seolah bungkam. Jika ini tentang pekerjaan, kamu akan berbicara tanpa henti.”
Aldrin menatap lurus ke depan. “ Bagaimana denganmu dan Astra tadi malam? Bagaimana itu?” Aldrin mengubah topik pembicaraan.
“ Itu bagus. ”
“ Aku tidak pernah berpikir bahwa kamu dan Astra akan berakhir bersama secepat ini.”
“ Berhenti berbicara tentangku. Mari kita bicara tentang masalahmu. Apa yang akan kamu lakukan? Begini saja, Kamu harus melakukan hal yang sama. Mungkin masalahmu tidak terlalu sulit untuk dipecahkan. Kembali saja ke orang yang kamu cintai. Cobalah. Aku pikir rasanya sangat bagus melakukan itu.” Saran Archer.
Aldrin menyringai menatap Archer. “ Kamu baru beberapa hari tinggal dengan Astra. Kamu telah berubah sebanyak ini? ” remeh Aldrin.
“ Bagaimana denganmu. Berapa tahun kamu membiarkan Vesta tinggal di rumahmu? Kapan kamu akan mengakui perasaan kamu yang sebenarnya tentang dia?” Skakmat.
“ A-”
“ Berhenti berasumsi apa yang dia pikirkan. Dan berhenti membuat alasan. Kamu memiliki rumah. Kenapa kamu tinggal disini sendirian?”
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
How You Feel?
Teen FictionGANTI JUDUL!! [Bijaklah memilah cerita!] 📌15+ 𝑱𝒖𝒅𝒖𝒍 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 : 𝑯𝒐𝒘 𝒀𝒐𝒖 𝑭𝒆𝒆𝒍? 𝐽𝑢𝑑𝑢𝑙 𝑙𝑎𝑚𝑎 : 𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝐾𝑖𝑡𝑎 𝘈𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳 ➡️ [𝘸𝘱𝘱𝘦𝘯𝘢𝘭𝘢𝘳𝘢] 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘱 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘱𝘢 𝘓𝘢𝘳𝘢. SLOW UP [ UPDATE SETIAP HARI SABTU...