Cafe

621 71 5
                                    




Yeonjun datang ke cafe lebih awal, wajib datang lebih dulu sebelum soobin.
Menunggu soobin di tempat pojok sambil menikmati segelas americano panas. Sudah seminggu berlalu semenjak yeonjun mengurung diri, lama tidak menikmati americano yang sudah menjadi minuman andalannya sehari-hari. Rasa pahitnya membangkitkan semangat dan membuat tubuhnya rileks. Apalagi hujan langsung turun deras, untung saja yeonjun sudah masuk ke dalam cafe sehingga tidak kehujanan.

Tanpa sadar waktu yang di janjikan tinggal menunggu menit. sudah 1 jam berlalu dan yeonjun berubah gugup, soobin akan datang sebentar lagi. Janjiannya pukul 11 siang dan yeonjun sudah menunggu sejak 1 jam lebih awal. Tangan mungilnya mengetuk-ngetuk meja menghilangkan rasa gugup, walaupun tidak sedikitpun membuatnya merasa tenang.

Menghela napas saat jam menunjukkan pukul 12 siang, mungkin soobin sedikit terlambat, apalagi sekarang tengah hujan deras. Yeonjun paham jika soobin selalu lama jika di ajak bertemu dan yeonjun memakluminya, tidak merasa kesal sedikitpun.

"Hoam, njun ngantuk."
Ucapnya sambil menepuk kedua pipinya sendiri menggunakan kedua telapak tangan. Hujan-hujan begini memang waktu yang tepat untuk tidur, bahkan kopi yang yeonjun minum seperti tidak memberikan efek berarti karena sekarang si peminum sudah terkantuk-kantuk di atas meja. Memutuskan untuk menidurkan kepalanya di atas meja bertumpukan tas selempang, tidur sebab bosan menunggu soobin yang sangat lama, tidak kunjung datang.







Di rumah sakit soobin tampak sangat sibuk, operasi yang ia lakukan ternyata memakan banyak waktu, yang harusnya hanya 3 jam menjadi 5 jam. Untung saja operasi berhasil dan kondisi pasien yang di tanganinya stabil.
Buru-buru soobin membersihkan badan, menelepon nomor yeonjun terlebih dahulu, tapi tidak kunjung tersambung.
"Mungkin yeonjun sudah pulang ya?"
Pikirnya.
Biasanya yeonjun berakhir pulang sendiri karena soobin yang terlalu lama datang dari waktu yang dijanjikan. Jadi menurut soobin tidak perlu menyusul karena yakin yeonjun sudah kembali ke rumah, apalagi tengah hujan deras begini.











Cafe ramai pengunjung, kebanyakan dari mereka mengenakan seragam sekolah dan bergumul menikmati menu cokelat panas yang sangat di gemari saat tengah hujan. Berbeda dengan yeonjun yang duduk sendirian sambil menelungkupkan wajahnya pada meja, berkedip terbangun merasakan sebuah tangan yang menyenggolnya.

"Hyu-??"
Yeonjun menegakkan badan, seseorang tidak di kenal tiba-tiba berdiri di hadapannya. Sadar jika orang tadi adalah pencuri karena tas selempang yeonjun di bawa lari keluar dari cafe.
Buru-buru yeonjun menyadarkan diri, mengejar pencuri tadi sambil berlari menerobos hujan.

"Heyyy!!"
Yeonjun tampak geram dengan si pencuri yang terus berlari. Mengejarnya sekuat tenaga, sepertinya orang tadi adalah pencuri baru yang masih amatiran, gelagatnya yang ragu-ragu bisa terbaca oleh yeonjun yang akhirnya berhasil menarik kerah belakang bajunya.
Merebut tas miliknya sambil memberinya pukulan keras berkali-kali pada si pencuri agar melepaskan tasnya.
Pencuri tadi seperti menyerah, tertunduk dan tiba-tiba membungkuk melepaskan barang curiannya, berakhir berlari menjauh dari yeonjun yang tengah kesal.
Badannya basah kuyup dan tas beserta isinya jadi basah semua.

"Lagi hujan masih sempet-sempetnya nyuri, gagal lagi. Harusnya ngga usah nyuri gitu!"
Sungutnya sambil berjalan ke parkiran mengambil sepeda. Memutuskan pulang karena sudah basah kuyup, sekalian saja sepedanya di basahi.












***

"Yeonjun? Njun belum makan nak?"
Seperti biasa taehyung selalu mengetuk pintu kamar anaknya, menyuruhnya makan.
Nampan di depan kamar yeonjun masih utuh dan tampak tidak berpindah posisi.
"Sayang? Keluar yuk?"

Tok tok tok
"Yeonjun lagi tidur ya?"
Tanya taehyung tidak yakin, dengan pelan menarik gagang pintu ke bawah dan terbuka. Kamar anaknya kosong, kamar mandi juga terbuka tidak ada orang.
Taehyung berubah panik, guntur bersahut-sahutan di luar sana. Sedangkan anaknya tidak tau pergi kemana, taehyung benar-benar takut. Tidak mungkin rasanya jika yeonjun kabur dari rumah.
Terus memanggil yeonjun di sekeliling ruangan, tapi tidak ada yeonjun dimanapun.
Mengambil kunci mobil dan memutuskan untuk mencari yeonjun di luar.

Cklek

"Yeonjun!"
Taehyung berteriak, menghampiri anaknya yang basah kuyup memeluk tas selempangnya. Menangkup kedua pipi dingin anaknya sebelum menariknya masuk ke dalam dan menutup pintu.

"Buka baju di sini saja ya?
Bentar, mommy ambilin handuk dulu."

Yeonjun menahan tangan taehyung yang hendak pergi, seolah-olah bertanya.

"Perjodohannya udah di batalin sayang."
Jelas taehyung memegang kedua bahu anaknya sambil tersenyum meyakinkan.

"Sebentar ya."

Yeonjun mengangguk menurut, merasa sangat lega, tidak lagi di hantui oleh paksaan.









"Mandinya jangan lama-lama nak!"
Seru taehyung sambil mengapit baju hangat yang sudah ia persiapkan untuk yeonjun. Duduk di atas ranjang anaknya, memastikan yeonjun tidak terlalu lama saat mandi.





Yeonjun benar-benar menyelesaikan mandi nya dengan cepat. walaupun air dalam bak kamar mandi tidak terlalu dingin jika dibandingkan dengan guyuran hujan tadi, tapi yeonjun tetap menggigil. Giginya bergemeletuk menahan dingin. Jari-jari tangannya mengeriput kedinginan karena terlalu lama terkena air hujan. Di tambah pagi tadi memang sempat merasa tidak enak badan.

"Masih dingin sayang?"
Taehyung sudah melapisi tubuh anaknya dengan beberapa selimut tebal.
Yeonjun menggigil parah sekeluarnya dari kamar mandi. Membuat taehyung dengan cekatan membantu anaknya menghilangkan rasa dingin.
Mengusap-usap tangan anaknya yang terkepal di balik selimut menggunakan kedua tangan taehyung agar lebih hangat. Kaos kaki, baju hangat, bannie dan selimut tebal sudah terpakai lengkap pada tubuh anaknya yang masih meringkuk.






Kulit wajah yeonjun memerah beberapa jam setelah taehyung berhasil membuatnya tertidur.
Yeonjun terserang demam tinggi di tengah malam. Taehyung sampai terbangun mendengar anaknya merintih dan menangis dalam tidur. Mengompres dahinya menggunakan handuk kecil yang sudah ia celupkan pada baskom berisi air hangat.

Niatnya memberi paracetamol tidak jadi karena yeonjun tampak tidak bisa membuka mata untuk bangun sekedar meminum obat penurun demam.

Kembali tidur di samping yeonjun sambil sesekali menepuk-nepuk pinggang kecilnya sebelum akhirnya terlelap hingga pagi.




















Dr. Soobin is My Americano||Soobjun|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang