Taehyun

595 44 2
                                    

"Sayang, masih sakit ya?"

Yang ditanya menggeleng, menyuruh soobin untuk berangkat saja. Padahal perutnya benar-benar sangat mulas, sampai hanya bisa meringkuk di atas ranjang, tapi malah menyuruh soobin untuk berangkat kerja, tidak mau merepotkan suami katanya.

"Ayaahh!"
Teriakan melengking anak pertamanya membuat soobin mendengus kesal, tidak tau sopan santun pada orang tua memang anak pertamanya itu.

"Berangkat aja mas, udah mau jam delapan itu."

"Okey, kalo ada apa-apa langsung telpon aja ya."
Suruh soobin sambil menyematkan kecupan selamat tinggal pada istrinya, tidak lupa mengecup perut istrinya yang terbungkus selimut.

"Ayah berangkat dulu ya, jaga ibu baik-baik."
Pamitnya sambil memberi usapan lembut, berharap semoga istrinya tidak merasa sakit lagi.






"Ayah lama sekali ish, gyu udah mau telat nih!"
Omelnya sambil menghentakkan kaki kecilnya dengan kesal. Bangun paginya terasa sia-sia akibat menunggu sang ayah yang sangat lambat saat bersiap, membuat sarapan saja lama sekali. Andai saja ibunya tidak sedang sakit, pasti bamgyu sudah di sekolah sejak jam 7 pagi tadi.

"Iya iya, yuk buruan, biar ayah kebut ke sekolahnya."
Semangat soobin membuat anaknya berlari kencang menuju mobil soobin yang ternyata masih terkunci.

"Santai saja bamgyu."

"Santai mulu, gyu telat ntar yah."
Jawabnya ketus, bibirnya mengerutu sepanjang jalan menyalahkan sang ayah akibat jalan yang macet.

"Ayah si, kan jalannya macet."

"Gurumu juga masih di jalan pasti gyu, tenang saja belum masuk."

Soobin sedikit menyesalinya, menyesal karena saat yeonjun tengah hamil anak pertamanya, soobin dengan mudahnya selalu mengejek beomgyu dan mungkin sering membuatnya sakit hati, hingga anak soobin dan yeonjun memiliki sikap yang terkesan sedikit sarkas saat berucap, dan hal itu hanya berlaku untuk soobin.
Soobin berusaha sabar menghadapi anaknya, walaupun dalam hati sangat gemas pada anak tengilnya itu. Kata soobin begini, 'tengil-tengil begitu, bamgyu adalah anak yang lucu, moodku selalu naik saat menghadapi kenakalannya'. Jujurnya pada sang istri, membuat tawanya langsung menguar, mengira sang suami hanya bergombal.





Bamgyu menangis melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup. Akibat jalan yang terlalu macet, membuat mobil ayahnya terjebak di jalanan tidak bisa menyalip.
"Ayok, biar ayah antar ke kelas ya?"

Bibir kecil bamgyu tertarik ke bawah, menangis sambil menatap wajah ayahnya. Sikap cengeng yeonjun menurun besar pada bamgyu, bahkan bamgyu sebagian besar memiliki kemiripan wajah sangat persis dengan ibunya, cantik dan imut untuk ukuran anak laki-laki.

"Kok anak ayah menangis hum? ayah temenin masuk ayoo.."
Ajak soobin sambil menuntun tangan mungil anaknya, meminta izin pada satpam yang berjaga gerbang agar dibolehkan masuk.






"Mohon izinnya ya bu? Tadi jalannya macet sekali, kebetulan istri saya juga sedang sakit. Jadi saya agak ketar-ketir juga di rumah."
Beritahu soobin pada guru bamgyu yang tadinya tengah mengajar.

Bamgyu sendiri sedang menyusul menulis catatan dibukunya agar tidak tertinggal materi. Untungnya tangisnya mereda setelah bertemu teman sebangkunya yang menyambutnya ceria. Bamgyu cukup tersentuh mendengar ucapan sahabatnya yang katanya, tanpa bamgyu kelas jadi sepi dan tidak menyenangkan. Kata-kata yang selalu berhasil membuat bamgyu semangat untuk bersekolah.

Bamgyu menyempatkan diri melambaikan tangan kecilnya pada sang ayah, berterimakasih karena sudah membantunya memberi alasan pada sang guru sehingga tidak diberi hukuman karena telat berangkat.











Dr. Soobin is My Americano||Soobjun|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang