Isi

586 43 1
                                    




"Yu, gyuu...hu hihi... Yu yu gyu."
Taehyun melambaikan kertas gambar yang sudah tercoret-coret, hasil karya tangannya barusan. Menunjukkannya pada sang kakak dengan wajah ceria, beranggapan bahwa hasil coretannya memperindah gambar sang kakak.

"Ibuuu, hiks..."
Bamgyu menangis kencang sambil membawa kertas gambar di tangan kirinya menuju yeonjun yang tengah menyiapkan makan malam di dapur.

"Iya sayang, ada apa hum? Kok anak tampan ibu ini menangis?"

"Ibu, tyun nakal!"
Lapornya sambil memajukan bibir kecilnya kesal.

"Tyun nakal??"

"Gambar gyu di coret-coret, padahal suruh dikumpulin besok, hiks. Nanti gyu ngga dapet nilai!"

"Gambar lagi aja ya sayang? Tyun kan belum tau karena masih kecil."
Ucapnya sambil berjongkok, menyamakan tingginya dengan sang anak yang hanya sebatas pinggang.

"Gyu tidak mau!"
Marahnya sambil berbalik badan, berlari menuju kamar dan menutup pintu kamarnya keras. Membuat si kecil taehyun menangis karena kaget.

Buru-buru yeonjun mematikan kompor, lanjut berlari kecil keruang tengah dan menenangkan anaknya yang malah menangis kencang saat di dekati.
"Hiks yu yu mala mala..."
Lapornya pada sang ibu, bibir kecilnya turun ke bawah dan kembali menangis kencang sambil memeluk ibunya erat.

"Kita gambar-gambar yuk, kan ayah udah beliin tyun krayon sama buku. Jangan coret-coret punya kakak lagi ya. Yuk gambar lagi."
Ajak yeonjun sambil membuka buku gambar dan mengambil pensil yang entah sejak kapan sudah patah menjadi dua bagian.
"Pensil tyun patah?"
Tanyanya pada sang anak dan hanya dibalas anggukan.
Taehyun mencebikkan bibir sambil berprotes menggunakan bahasa bayinya.
"Gambal tyun ocong."

"Kan biar bisa gambar sendiri, mau ibu gambarkan? Nanti tyun yang kasih warna ya?"

"Gambal pecawa wiuw wiuw."
Pintanya sambil memajukan bibirnya ke depan, tangan kecilnya memperagakan pesawat yang terbang dilangit.
Hal itu tentu saja membuat yeonjun terkekeh, dan mulai mengasah pensil, menggambar pesawat pesanan sang anak di buku gambarnya yang masih kosong karena di belikan beberapa hari lalu.

Ting tong ting tong
Suara bel rumah menghentikan kegiatannya menggambar, meminta izin pada sang anak sebelum beranjak berdiri guna membukakan pintu depan.

"Sebentar ya? Ibu buka pintu dulu."

"Ayah ayang pula."

"Iya, ayah nanti pulang."
Sahut yeonjun meninggalkan anaknya di ruang tengah, membiarkan si kecil bermain dengan krayon-krayon yang berserakan.


"Kak beomgyu, kak taehyun. Ayo masuk, maaf ya rumahnya berantakan."
Yeonjun mempersilahkan tamu-tamu nya masuk dan duduk diruang tamu.

"Engga kok, rumahmu rajin gini jun. Berantakan apanya coba?"
Balas beomgyu sambil mendudukan diri di sofa ruang tamu, diikuti taehyun.

"Aduh, banyak mainan berserakan tuh."
Tunjuknya pada sang anak yang tengah bermain diruang tengah, entah sejak kapan taehyun sudah mewarnai kulitnya sendiri menggunakan krayon berwarna hitam yang membuatnya tampak seperti tuyul dari kejauhan, rambut gundulnya juga sangat mendukung.

"Haha, ya ampun anak ibu."

"Keponakan ku lucu sekalii, tyuntyun!" Seru taehyun sambil memperhatikan taehyun kembarannya, selain nama mereka yang sama, wajah mereka pun sangat mirip sehingga pasangan soobin dan yeonjun menamai anaknya dengan taehyun.
"Dia sangat semangat bermain kak."
Jelas yeonjun sambil ikut memperhatikan anak nya sendiri. Sang anak pun melirik ke arah tiga orang dewasa yang sedari tadi memperhatikannya sambil menunjukkan cengiran yang menampilkan gigi kecilnya yang ompong.

Dr. Soobin is My Americano||Soobjun|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang